
parenting
Cerita Ibunda Saat Putri Ariani Lahir Prematur, Operasi Mata Gagal hingga Harus Pindah Sekolah
HaiBunda
Senin, 12 Jun 2023 06:26 WIB

Akhir-akhir ini nama penyanyi Putri Ariani menarik perhatian masyarakat Indonesia. Suara emasnya mendapatkan golden buzzer dari Simon Cowell saat mengikuti audisi America's Got Talent 2023.
Tak seperti kebanyakan anak lainnya, Putri merupakan gadis 17 tahun yang memiliki keterbatasan. Ia mengalami masalah pada matanya sejak terlahir, Bunda.
Hal ini dikisahkan langsung oleh sang Bunda, Reni Alfianty, ketika diwawancara oleh musisi ternama, Anji. Reni pun menceritakan awal mula kelahiran sang putri.
Putri Ariani lahir prematur
Reni bercerita bahwa sang anak lahir pada usia 6 bulan 10 hari. Kondisi Putri yang prematur ini hanya memiliki bobot tubuh sekitar 1,3 kilogram, Bunda.
Putri pun harus dirawat di inkubator selama beberapa bulan. Tak hanya itu, bobot tubuhnya bahkan sempat menyusut menjadi 8 ons.
Reni mengatakan, sang dokter yang merawat Putri tidak pernah mengungkapkan bagaimana kondisi sang anak. Hingga pada bulan ketiga Putri dirawat di inkubator, sang dokter meminta agar keluarga Putri memperbanyak doa untuk kesehatan Putri.
"Saya bertanya sama dokter bagaimana keadaan anak saya itu enggak pernah dijawab. Sampai hampir umur 3 bulan gitu. Anak saya gimana, Dok? Banyak-banyak berdoa saja katanya gitu," ungkapnya dikutip kanal YouTube dunia MANJI, Minggu (11/6/2023).
Setelah berusia 3 tahun, berat badan Putri pun mencapai 1,950. Putri pun diperbolehkan pulang ke rumah dengan syarat tidak boleh dikunjungi selama 3 bulan dan harus selalu dalam keadaan hangat.
Sesampainya di rumah, Reni menyadari ada yang aneh dengan kondisi mata Putri. Dokter pun mengatakan Putri memiliki katarak.
Putri gagal dioperasi
Dokter menyarankan agar Reni membawa sang anak berobat ke sebuah rumah sakit di Singapura, Bunda. Sayangnya, dokter di rumah sakit tersebut menyatakan Putri tidak mengalami katarak namun ROP.
"Dokter meyakinkan lagi bawa berobat lagi, katanya yang bagus itu cuma di NUH (National University Hospital), di Singapura. Habis itu kita ke sana berobat, sampai di sana dia (dokter) bilang ini bukan katarak, jadi kayak ROP (Retinopathy of prematurity). Tapi masih ada kesempatan sih yang (mata) kanan 45 persen yang kiri 20 persen," tuturnya.
Karena disebut masih memiliki kesempatan sembuh, Reni dan keluarga pun memutuskan untuk mengoperasi mata kanan Putri. Setelah 3 jam operasi, dokter menyatakan operasi Putri telah gagal.
"Ya namanya orang tua kita masih tetap pengen anaknya masih bisa sembuh. Ya sudah kita operasi yang kanan. Kalau teman-teman lihat mata Putri yang kanan kan agak kecil sebelah. Itu bukan bawaan lahir, itu karena bekas operasi," ucap Reni.
"Tetapi setelah perjalanan 3 jam dioperasi, dokternya keluar mengatakan gagal. Ya mau gimana lagi, ya. Yang penting kita sudah usaha. Pulang dari sana kita enggak tinggal diam, kita masih cari alternatif-alternatif lain sampai umur Putri 3 tahun dan Putri pun juga sudah lancar ngomongnya," lanjutnya.
Di usia 2 tahun, Putri sudah disekolahkan di sekolah internasional, Bunda. Lantas, adakah kendala yang dihadapi orang tuanya?
Simak selengkapnya di halaman berikutnya, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Saksikan juga video fakta Putri Ariani berikut ini:
PUTRI SEMPAT PINDAH SEKOLAH
Kisah Putri Ariani/Foto: Instagram @arianinismaputri
Tantangan sekolah Putri Ariani
Reni mengaku bahwa Putri sudah mulai disekolahkan di sekolah internasional di Riau sejak usia 2 tahun. Ketika memasuki SD, Reni sempat kewalahan mencari sekolah karena tidak ada guru yang bisa mengajarkan Putri. Karena itu, Putri pun harus dimasukkan ke sekolah spesial tunanetra.
"Bukannya kita mau keluar dari sana. Saya sebenarnya enggak pengen keluarin anak saya dari sekolah itu. Tapi, berhubung Putri butuh dengan kebutuhannya harus belajar braile, Putri sekolah ke sekolah SLB," kata Reni.
Karena Riau tidak memiliki sekolah khusus tunanetra, Reni pun memindahkan Putri ke SLB yang ada di Yogyakarta. Di sana, Putri mampu mempelajari huruf braile, menulis, serta membaca.
"Yang khusus tunanetra di Riau enggak ada. Kita pindahkan lagi Putri ke Yogyakarta yang spesial tunanetra yaitu di Yakatonis, itu khusus tunanetra di Yogyakarta. Dan alhamdulillah semenjak sekolah di situ Putri bisa membaca, bisa menulis braile, dan mengerti bukunya," ucap Reni.
Putri pindah sekolah karena di-bully
Setelah lulus dari SD, Putri ingin mencoba masuk ke sekolah inklusi. Awalnya, Putri merasa senang karena diterima di lingkungan baru. Sayangnya, perasaan tersebut hanya mampu bertahan hingga dua minggu.
Dua minggu bersekolah Putri pun mengadu pada sang Bunda bahwa ia merasa tidak nyaman berada di sekolah tersebut. Banyak anak yang menjauhi serta menertawakannya.
"Terus Putri bilang 'Kok aku enggak nyaman banget sekolah di situ? Kayak yang pertama mereka menjauhi aku, Mah. Mereka mentertawakan aku', karena kan kalau anak spesial seperti Putri, perasa banget hatinya kecil, beda banget dengan kita kan hatinya. Jadi kalau sudah tersinggung sekali, dia enggak bakal mau lagi ke tempat itu," kisah Reni.
Reni akhirnya memindahkan Putri ke sekolah lainnya yang bisa membuat Putri nyaman. Kini, Putri bersekolah di salah satu sekolah inklusi yang juga berpredikat internasional.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Ternyata Ini Penyebab Putri Ariani Jago Bahasa Inggris Sejak Kecil

Parenting
Tanggapan Kemendikbudristek soal Pro Kontra Wisuda Anak TK-SMA, Tegaskan Hal Ini

Parenting
Angka Omicron Melonjak, Para Orang Tua Khawatir Keputusan PTM

Parenting
Berapa Usia Ideal Anak Masuk TK A? Bunda Perlu Tahu Nih

Parenting
Mengharukan, Viral Ibu Jadi 'Mata' Anaknya yang Buta Nonton Bola


7 Foto
Parenting
7 Potret Kompak Revalina S Temat Bareng Dua Anaknya, Menggemaskan Bun
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda