HaiBunda

PARENTING

9 Penyebab Bayi Sering Muntah, Ketahui Bedanya Muntah Normal & Abnormal

Kinan   |   HaiBunda

Sabtu, 29 Jul 2023 14:10 WIB
Ilustrasi 9 Penyebab Bayi Sering Muntah, Cara Mengatasi & Bedanya Muntah Normal & Abnormal/Foto: Getty Images/globalmoments
Jakarta -

Dalam kebanyakan kasus, bayi muntah umumnya disebabkan karena penyakit serius. Namun, muntah yang tidak biasa atau terjadi terus-menerus dapat mengindikasikan masalah medis tertentu.

Dikutip dari Medical News Today, biasanya muntah berlangsung singkat dan berhenti setelah beberapa jam. Namun, muntah yang parah atau berkepanjangan dapat menyebabkan dehidrasi, yang bisa lebih bermasalah daripada muntah itu sendiri. Jika tidak diobati, dehidrasi dapat mengancam jiwa.

Penting untuk membedakan antara bayi yang muntah dan hanya gumoh. Gumoh biasanya terjadi segera setelah menyusui, sering kali disertai sendawa. Cairan gumoh juga biasanya berwarna putih susu.


Penyebab bayi sering muntah

Lantas apa saja penyebab bayi sering muntah yang perlu diketahui oleh orang tua? Jangan sampai salah mengenali muntah sebagai gejala penyakit tertentu ya, Bunda. Berikut ulasannya seperti dilansir berbagai sumber:

1. Refluks bayi

Jika bayi banyak muntah selama beberapa bulan pertama kehidupannya tanpa menunjukkan gejala lain, ia mungkin mengalami refluks bayi (infant reflux). Biasanya, ketika bayi mengalami refluks bayi, mereka tidak akan muntah dengan penuh dorongan atau paksaan.

Refluks bayi terjadi ketika otot-otot yang mengarah ke perut terlalu rileks, sehingga memungkinkan ASI atau susu formula untuk naik kembali ke kerongkongan. Sering kali seiring bertambah usia, otot perut menguat dan refluks bayi membaik dengan sendirinya.

2. Gastroenteritis

Menurut American Family Physician, gastroenteritis adalah kondisi yang cukup umum terjadi pada anak-anak. Biasanya ini terjadi ketika ada mikroorganisme berbahaya yang masuk ke perut.

Pada bayi, kondisi tersebut rentan terjadi ketika ia sedang senang bereksplorasi memasukkan mainan ke dalam mulut. Bayi juga dapat mengalami gastroenteritis karena mengonsumsi bakteri berbahaya pada makanan, sama seperti orang dewasa.

Seorang bayi dapat terus muntah sampai tubuhnya membuang zat asing yang dianggap mengganggu, sehingga perlu waktu untuk berhenti setidaknya sampai beberapa jam. Setelah itu, bayi juga biasanya perlu beberapa hari untuk proses pemulihan. Di masa ini, selalu awasi tanda-tanda dehidrasi.

3. Alergi makanan

Alergi makanan terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru memperlakukan makanan tertentu sebagai ancaman.

Saat menyapih bayi dari ASI atau susu formula, penting untuk memperkenalkan makanan baru secara bertahap selama beberapa hari untuk menentukan apakah bayi memiliki alergi terhadap makanan. Misalnya seperti susu, kedelai, gluten, kacang-kacangan, atau ikan.

4. Stenosis pilorus

Stenosis pilorus adalah kondisi yang jarang terjadi pada beberapa bayi sejak lahir. Menurut sebuah studi dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dokter biasanya mendiagnosis kondisi ini dalam beberapa minggu setelah kelahiran.

Di antara lambung dan usus kecil, katup otot (pylorus) menahan makanan di lambung hingga siap untuk dicerna. Pada kasus stenosis pilorus, katup ini menebal dan membengkak, menghalangi makanan mencapai usus kecil.

Akibatnya dapat terjadi mual, muntah, dehidrasi, dan penurunan berat badan. Bayi dengan stenosis pilorus mungkin selalu tampak lapar karena tidak dapat mencerna makanannya dengan baik. Jika bayi muntah parah selama lebih dari 12 jam, orang tua harus segera membawanya ke dokter untuk diperiksa.

5. Minum atau makan terlalu banyak

Salah satu penyebab bayi sering muntah lainnya yakni makan atau minum terlalu banyak. Misalnya pada bayi baru lahir, terlalu banyak menyusu kadang membuatnya kekenyangan dan memuntahkan kelebihannya.

6. Mengalami penyakit asam lambung

Penyakit asam lambung pada bayi terjadi karena lingkaran otot antara kerongkongan dan lambungnya masih dalam proses perkembangan. Terkadang makanan yang kembali ke kerongkongan juga masuk sedikit ke tenggorokan, sehingga bayi rentan mengalami batuk-batuk.

7. Makan terburu-buru

Ukuran lambung masih butuh penyesuaian dengan porsi susu atau makanan yang dikonsumsi. Selain itu, sistem pencernaannya juga perlu waktu jeda untuk bisa memproses setiap makanan atau minuman yang masuk. 

Maka dari itu, memaksakan bayi makan terlalu buru-buru alias terlalu cepat juga dapat menjadi penyebab bayi sering muntah.

8. Intoleransi susu sapi

Memiliki gejala mirip, secara klinis sulit membedakan apakah muntah pada bayi disebabkan oleh alergi atau intoleransi susu sapi. Intoleransi susu sapi sendiri terjadi karena bayi sulit mencerna laktosa yang terdapat pada susu sapi, karena bayi tidak memiliki enzim pencernaan yang cukup untuk mencerna laktosa.

9. Penyakit serius lainnya

Bayi sering muntah, apalagi sehabis disusui, memang merupakan hal yang wajar. Namun, bukan berarti orang tua bisa mengabaikan kondisi ini, karena muntah juga bisa menjadi gejala penyakit serius lain termasuk meningitis, infeksi saluran kemih, atau usus buntu.

Gejala penyerta muntah yang perlu diwaspadai pada bayi adalah demam, lemas, tidak mau minum, atau sesak napas. Meningitis misalnya, penyakit ini dapat menyerang siapa saja, tetapi paling sering terjadi antara masa bayi dan awal masa dewasa.

Infeksi ini terjadi pada lapisan pelindung yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Sering muntah biasanya menjadi salah satu gejala pertama meningitis, yang disertai gejala lain termasuk demam lebih dari 37,5 °C, sakit kepala parah, dan tungkai yang sakit.

Cara mengatasi bayi sering muntah

Ilustrasi bayi/Foto: iStock

Perawatan dan pengobatan untuk bayi sering muntah yang perlu diutamakan yakni mengawasi risiko dehidrasi. Ini rentan terjadi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang dibutuhkan. 

Dehidrasi mengganggu keseimbangan garam dan gula dalam tubuh, sehingga menghentikan fungsinya dengan benar. Gejala dehidrasi meliputi berkurangnya frekuensi buang air kecil, menangis tanpa air mata, dan mulut kering.

Menurut National Childbirth Trust (NCT), tanda-tanda dehidrasi pada bayi dan anak-anak adalah:

  • Selalu tampak haus
  • Urine berwarna kuning tua dan berbau tajam
  • Pusing
  • Tampak lemas dan kelelahan
  • Mulut, bibir, dan mata kering
  • Buang air kecil sedikit dan kurang dari empat kali sehari
  • Sedikit atau tidak ada air mata saat menangis
  • Mata cekung

Berikan bayi cukup asupan cairan secara teratur. Jangan berikan jus buah atau minuman bersoda karena tidak membantu dan dapat memperpanjang gejala penyerta gastroenteritis, seperti diare.

Untuk bayi yang disusui, berikan ASI sesering mungkin, karena mengandung elektrolit yang mencegah dehidrasi. Sementara untuk bayi yang diberi susu formula, coba berikan susu formula bebas laktosa. Jika bayi mengalami diare, laktosa dapat memperburuk situasi.

Pastikan juga anak tetap cukup istirahat dan makan makanan bergizi agar tidak menjadi lemas. Dalam kebanyakan kasus, bayi dapat pulih dengan sendirinya setelah muntah. Perawatan lain untuk muntah akan tergantung pada penyebab yang mendasarinya.

Kapan harus ke dokter?

Sering kali kondisi muntah pada bayi tidak perlu langsung konsultasi ke dokter. Namun, Bunda tetap harus mengawasi kondisi anak, termasuk kondisi fisik, tanda dehidrasi, dan gejala penyerta lainnya. Segera hubungi dokter juga jika bayi:

  • Terlihat muntah dengan paksa setelah menyusu
  • Tidak dapat menahan cairan selama 8 jam
  • Sering muntah secara konsisten selama 12 jam atau lebih
  • Dicurigai mengalami dehidrasi
  • Mengeluarkan muntahan berwarna kehijauan atau mengandung darah
  • Muntah atau tinja mengandung darah
  • Tampak tidak nyaman, terkulai, atau kurang responsif dari biasanya

Bedanya muntah normal dan abnormal pada bayi

Ilustrasi bayi/Foto: Getty Images/iStockphoto/ledynimfa

Bayi umumnya sering muntah pada minggu-minggu awal kehidupan, karena tubuhnya sedang berusaha beradaptasi dengan makanan (dalam hal ini berupa ASI atau susu formula). Muntah jenis ini sering juga disebut dengan gumoh.

Setelah bayi menelan susu, susu akan melewati bagian belakang mulut, turun ke kerongkongan, dan ke lambung. Di antara kerongkongan dan lambung, terdapat otot yang melingkari dan menjadi 'pintu masuk' susu ke lambung. Ketika otot ini melonggar, susu di kerongkongan akan masuk ke lambung. Setelah itu, otot akan kembali mengencang agar isi lambung tidak bisa keluar.

Pada bayi di bulan pertama kehidupannya, otot ini masih lemah sehingga belum bisa menutup sempurna. Selain itu, kapasitas lambung bayi juga masih kecil. 

Akhirnya, sering kali susu yang sudah tertelan kembali lagi ke kerongkongan, terutama jika ada dorongan tambahan pada perut seperti ketika bayi menangis atau batuk. Nah, gumoh ini termasuk muntah normal pada bayi.

Beberapa tanda muntah abnormal yang perlu diwaspadai dan bisa menjadi gejala dari kondisi yang lebih serius di antaranya:

  • Muntahan berwarna kuning kehijauan
  • Disertai gejala lain seperti demam, pembengkakan perut, atau sakit perut yang parah
  • Muntah terjadi lebih dari sekali setelah mengalami cedera kepala, seperti kepala terbentur atau jatuh
  • Terdapat darah pada muntahan
  • Muntah dalam jumlah banyak dan terus-menerus
  • Muntah diiringi menguningnya kulit dan mata bayi

Demikian ulasan tentang penyebab bayi sering muntah, cara mengatasi dan perbedaannya dengan muntah abnormal. Jika curiga muntah si Kecil tak kunjung membaik dan semakin parah, segera lakukan konsultasi ke dokter, ya.

Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan untuk anak. Langsung aja yuk, Bun klik di sini.

(fir/fir)

Simak video di bawah ini, Bun:

Faktor Risiko, Gejala, dan Pengobatan Pneumonia pada Anak

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Siti KDI Ungkap Alasan Cerai dari Pria Turki, Sebut Ada Perbedaan Budaya

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Hindari Ucapkan 5 Kalimat Toxic Ini pada Anak agar Tak Melukai Hatinya

Parenting Nadhifa Fitrina

Kisah Bunda Ajukan Gugatan Usai Melahirkan Bayi Orang Lain, Pihak Klinik IVF Buka Suara

Kehamilan Annisa Karnesyia

5 Potret Artis Indonesia Blasteran Pulang Kampung ke Negara Ayah, Yuki Kato ke Jepang

Mom's Life Amira Salsabila

300 Nama Jerman Aesthetic untuk Anak Perempuan dan Artinya, Anggun & Elegan

Nama Bayi Annisya Asri Diarta

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Keluarga Ini Pilih Tinggal di Hotel Selamanya daripada Beli Rumah Meski Berkecukupan, Alasannya...

Hindari Ucapkan 5 Kalimat Toxic Ini pada Anak agar Tak Melukai Hatinya

Kisah Bunda Ajukan Gugatan Usai Melahirkan Bayi Orang Lain, Pihak Klinik IVF Buka Suara

300 Nama Jerman Aesthetic untuk Anak Perempuan dan Artinya, Anggun & Elegan

5 Potret Artis Indonesia Blasteran Pulang Kampung ke Negara Ayah, Yuki Kato ke Jepang

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK