HaiBunda

PARENTING

Batik Jumputan: Sejarah, Jenis Motif, dan Cara Membuatnya Bersama Anak di Rumah

Hasna Fadhilah   |   HaiBunda

Senin, 04 Sep 2023 04:00 WIB
Batik Jumputan: Sejarah, Jenis Motif, dan Cara Membuatnya Bersama Anak di Rumah/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Tuayai

Batik merupakan salah satu warisan kebudayaan Indonesia yang bahkan telah diakui dunia. Batik menjadi ciri khas bangsa Indonesia karena bernilai estetika yang tinggi yang dapat dilihat dari motif-motif yang ada. Saat ini terdapat beragam jenis batik yang ada di Indonesia, salah satunya batik jumputan yang bagus untuk baju anak-anak hingga dewasa. 

Berbeda dengan jenis batik lainnya, batik jumputan dibuat tidak menggunakan malam atau lilin yang dilelehkan. Cara pembuatannya yang mudah bahkan dapat Bunda buat sendiri di rumah lho! Yuk, Bunda bisa mengajarkan ke Si Kecil apa itu motif jumputan dan cara membuatnya! Simak selengkapnya berikut ini ya, Bunda.

Apa itu batik jumputan?

Mengutip buku Batik Histologi, penerbit Brawijaya Press (2021) batik jumputan adalah batik yang dihasilkan tanpa menggunakan malam atau lilin perintang warna. Perintang warna yang digunakan pada kain dilakukan dengan cara mengikatkan atau melilitkan benang pada kain sesuai dengan motif yang diinginkan.


Hasil ikatan inilah yang nantinya akan menghasilkan motif. Kain yang digunakan untuk batik jumputan yaitu jenis kain katun karena memiliki daya serap yang bagus. 

Sejarah batik jumputan atau tie dye

Istilah jumputan saat ini lebih dikenal dengan nama tie dye. Mengutip buku Kriya Tekstil Terapan, penerbit Ideas Publishing (2017) sejarah teknik tie dye atau celup ikat diperkirakan berasal dari Tiongkok yang kemudian berkembang di wilayah India. Penyebarannya lalu meluas hingga ke Asia Tenggara dan Afrika.

Penyebaran ini terjadi melalui jalur sutera pada masa itu yaitu dari wilayah Tiongkok hingga sampai ke daratan Persia dan Roma. Beberapa peninggalan menunjukkan bahwa teknik tie dye atau celup ikat telah digunakan pada masa Dinasti T’ang pada abad ke-6. 

Teknik tie dye atau celup ikat di Indonesia sendiri penyebutannya berbeda-beda. Masyarakat Palembang menyebutnya sebagai kain pelangi atau cinde, sementara di Banjarmasin disebut sasirangan. Beda lagi dengan masyarakat pulau Jawa yang menyebut pembuatan kain celup ikat tersebut sebagai jumputan.

Nama jumputan berasal dari kata “jumput” yang berkaitan dengan cara pembuatan kain yang dicomot (ditarik) atau dijumput (bahasa Jawa).

Ciri-ciri batik jumputan

Batik jumputan memiliki ciri khas yang membedakannya dengan batik jenis lain. Ciri-ciri yang dapat diamati dari batik jumputan di antaranya adalah:

  • Proses pewarnaan menggunakan teknik celup ikat
  • Motifnya berwarna putih pada bagian yang diikat
  • Pola dibuat secara manual menggunakan tangan
  • Dapat mengkombinasikan beberapa warna dalam selembar kain

Cara membuat batik jumputan

Memahami batik jumputan tidak akan lengkap rasanya jika tidak mengetahui mengenai proses pembuatannya. Proses pembuatan batik jumputan sebenarnya lebih mudah dibandingkan kain batik pada umumnya. Bunda bahkan dapat membuat batik jumputan sendiri di rumah bersama Si Kecil.

Bunda cukup menyiapkan alat dan bahan untuk membuat batik jumputan. Berikut ini penjelasan mengenai alat dan bahan yang harus disiapkan dan cara pembuatannya.

Alat dan bahan yang digunakan

Untuk membuat batik jumputan perlu menyiapkan alat dan bahan yang terdiri dari:

  • Kelereng, batu atau koin
  • Tali atau karet
  • Ember 
  • Panci
  • Sendok kayu untuk mengaduk
  • Kain
  • Zat pewarna
  • Air

2. Cara kerja

Proses pembuatan batik jumputan sangat mudah, perhatikan cara membuatnya sebagai berikut:

  1. Kain yang digunakan umumnya yaitu katun atau sutera yang memiliki daya serap yang bagus
  2. Gunakan kelereng, batu atau koin sebagai isian di dalam kain sebelum diikat sesuai motif yang diinginkan
  3. Ikat beberapa bagian kain menggunakan tali
  4. Celupkan kain yang telah diikat ke dalam larutan campuran air dan zat pewarna yang telah dimasak sampai mendidih
  5. Rendam kain selama beberapa menit untuk mendapatkan warna yang maksimal sambil diaduk menggunakan sendok kayu
  6. Angkat kain lalu bilas air bersih di dalam ember
  7. Lepaskan ikatan tali atau karet lalu jemur atau angin-anginkan kain hingga kering

Motif dan jenis batik jumputan

Hasil batik jumputan umumnya memiliki motif-motif sederhana misalnya bunga, biji-bijian, batu hingga kayu. Batik jumputan tradisional memiliki motif yang terbatas jumlahnya. Sebab penggunaannya pun terbatas hanya untuk acara-acara khusus saja seperti upacara adat.

Namun kini seiring berkembangnya zaman, muncul beragam kreasi baru yang menampilkan motif bervariasi sesuai keinginan. Motif-motif tersebut merupakan hasil modifikasi dari motif tradisional yang disesuaikan dengan perkembangan zaman saat ini. 

Estimasi harga batik jumputan atau tie dye

Jika tidak ingin repot dengan membuat batik jumputan sendiri, Bunda dapat membelinya di toko atau e-commerce. Harga batik jumputan pun terbilang cukup bervariasi, tergantung dari motif yang dibuat dan kain yang digunakan.

Estimasi kain batik jumputan berada di harga Rp30.000 - Rp100.000 per meternya. Sementara batik jumputan yang telah dibuat menjadi pakaian berada di harga Rp50.000 - Rp250.0000.

Itulah Bunda penjelasan lengkap mengenai batik jumputan mulai dari sejarah hingga cara pembuatannya. Semoga informasi tersebut dapat menambah wawasan Bunda ya! Selain itu siapa tahu Bunda berminat untuk mengajak anak-anak membuat batik jumputan sendiri di rumah, lho!

(rap/rap)

Simak video di bawah ini, Bun:

7 Ciri Awal Anak Cerdas: Ruang Main Berantakan dan Tidak Takut Sendirian

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Ucapan Manis Indra Brasco untuk Mona Ratuliu di Hari Ulang Tahun Pernikahan Ke-23

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Leher Belakang Sakit, Apakah Pertanda Kolesterol?

Mom's Life Amira Salsabila

Sama-sama Perankan Cinta di AADC, Ini Potret Kebersaman Dian Sastrowardoyo & Leya Princy

Mom's Life Annisa Karnesyia

Anak Ricky Perdana Jatuh dari Lantai 2, Begini Kondisi Terbarunya Usai Alami Patah Tulang

Parenting Nadhifa Fitrina

Berapa Iuran BPJS Kesehatan di 2026? Ini Penjelasannya

Mom's Life Arina Yulistara

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Ucapan Manis Indra Brasco untuk Mona Ratuliu di Hari Ulang Tahun Pernikahan Ke-23

Leher Belakang Sakit, Apakah Pertanda Kolesterol?

20 Soal Cerita Matematika Kelas 2 SD dan Kunci Jawabannya

Berapa Iuran BPJS Kesehatan di 2026? Ini Penjelasannya

5 Fakta Would You Marry Me Drakor Romantis Jung So Min dan Choi Woo Shik, soal Nikah Kontrak!

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK