HaiBunda

PARENTING

20 Cerita Legenda Singkat Terkenal di Indonesia, Kisah Menarik Kaya Pesan Moral

Nazla Syafira Muharram   |   HaiBunda

Sabtu, 04 Nov 2023 18:51 WIB
Ilustrasi 20 Cerita Legenda Singkat Terkenal di Indonesia, Kisah Menarik Kaya Pesan Moral/Foto: HaiBunda/ Mia Kurnia Sari
Jakarta -

Cerita legenda merupakan salah satu warisan budaya selama berabad-abad lamanya. Setiap daerah pasti memiliki cerita-cerita legendaris yang melekat dengan budaya daerah tersebut. Bunda bisa menceritakan kembali setiap cerita legenda yang ada kepada Si Kecil, lho. 

Cerita legenda dianggap sebagai cerita yang mencampurkan antara sejarah dan juga mitos. Tak jarang, dalam cerita legenda juga berisikan unsur-unsur nyata dan supranatural. Sebagai contohnya, cerita legenda Danau Toba, cerita legenda Batu Menangis, cerita legenda Roro Jonggrang, dan masih banyak lainnya. 

Menceritakan cerita legenda kepada Si Kecil bisa menjadi bahan hiburan dan untuk mengisi waktu luang, Bunda. Tak hanya sekadar menceritakan legenda dari suatu budaya, cerita legenda juga seringkali mengandung berbagai pesan moral kehidupan yang bisa menjadi sebuah pelajaran. 


Saat ini, Bunda bisa menemukan atau mengakses berbagai cerita legenda dengan mudah di internet. Dengan begitu, Bunda tak perlu kesulitan untuk membagikan kisah legenda kepada Si Kecil. Namun, terdapat juga beberapa cerita legenda yang tersedia dalam bentuk cetak.

Hal tersebut kemungkinan bisa membuat Si Kecil lebih merasa senang karena adanya ilustrasi di dalam bukunya. Nah, lantas apa sana cerita-cerita legenda yang ada di Indonesia ini?

Berikut ini beberapa cerita legenda yang dapat Bunda ceritakan kepada Si Kecil dikutip dari buku 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara penerbit Visimedia dan berbagai sumber. Simak penjelasan selengkapnya yuk, Bunda.

1. Cerita Legenda Roro Jonggrang

Dahulu, terdapat kerajaan bernama Prambanan yang dipimpin oleh Prabu Baka. Ia memiliki putri bernama Roro Jonggrang. Rakyat merasa sejahtera di bawah kerajaan tersebut.

Berbeda dengan Kerajaan Prambanan, Kerajaan Pengging memiliki raja yang buruk. Ia suka berperang dan memperluas wilayah kekuasaannya. Raja Pengging pun memiliki ksatria bernama Bandung Bondowoso.

Tak hanya kuat, ia juga sakti. Suatu hari ia diperintahkan untuk menaklukkan Kerajaan Prambanan. Usaha penaklukan pun berhasil dilakukan. Raja Baka tewas, Kerajaan Prambanan pun jatuh pada Kerajaan Pengging.

Tersisa Roro Jonggrang yang ternyata disukai oleh Bandung Bondowoso. Usai kalah, ia malah dipinang oleh Bandung Bondowoso untuk jadi pramaisurinya.

Roro Jonggrang sebenarnya tak mau menerima, tapi di sisi lain kasihan dengan rakyat Kerajaan Prambanan. Alhasil, Roro Jonggrang memberikan syarat untuk dibuatkan 1.000 candi dan 2 sumur dalam semalam. Ternyata, Bandung Bondowoso menyanggupi. Dengan pasukannya, ia nyaris berhasil membangun candi dalam semalam.

Tapi, ia gagal membangun ke-1.000 karena pasukannya mengira hari sudah pagi usai mendengar bunyi ayam berkokok. Rupanya, usaha Bandung digagalkan oleh Roro Jonggrang. Mengetahui Roro Jonggrang yang mencuranginya, alhasil putri raja itu akhirnya dikutuk menjadi candi yang ke-1.000.

Pesan moral: Tidak ada pencapaian yang dapat diraih dengan instan. Semuanya butuh proses. Kemudian, jangan lah berbuat buruk, kelak keburukan akan berbalik menimpa diri sendiri.

2. Kisah Legenda Danau Toba

Pada zaman dahulu, terdapat pria bernama Toba. Suatu hari, ia hendak memancing. Tapi, apa yang ia tangkap dari pancingan ternyata ikan mas yang kemudian berubah menjadi putri cantik. Putri itu kemudian berterima kasih pada Toba karena membebaskannya.

Putri itu bersedia menjadi istri Toba, namun dengan syarat, Toba tak boleh menceritakan asal-usulnya. Mereka akhirnya menikah dan memiliki anak yang dinamai Samosir. Samosir tumbuh menjadi anak laki-laki yang aktif tapi sayangnya sedikit nakal.

Suatu ketika, Samosir diminta membawakan bekal makanan untuk ayahnya. Di tengah jalan, Samosir malah memakannnya hingga bekalnya sedikit. Sampai pada ayahnya, Toba terkejut bekal yang dibawakan sedikit. Merasa kecewa, Toba malah memarahi Samosir.

Ia melanggar janjinya sampai menyebut Samosir adalah anak ikan yang tahu diuntung. Samosir sontak kaget dan sedih. Ia langsung pulang dan mengadu pada ibunda. Janji yang telah dilanggar akhirnya berbuah pahit. Sang istri dan Samosir tiba-tiba hilang.

Kemudian hilangnya mereka malah berganti menjadi semburan air yang dahsyat dekat tempat tinggalnya. Alhasil, semburan tersebut menjadi danau yang kemudian dinamakan Danau Toba. Sementara, pulau di tengahnya diberi nama Samosir.

Pesan moral: Kisah legenda Danau Toba memberikan pesan moral, yakni jangan sekali-sekali melanggar janji yang sudah disepakati.

3. Cerita Legenda Batu Menangis

Dongeng ini berasal dari Kalimantan. Berkisah tentang seorang gadis yang cantik, namun perilakunya tak seelok rupanya. Ia merupakan anak dari seorang wanita yang merupakan ibu tunggal dan pekerja keras.

Suatu saat, gadis itu diajak ibunda pergi ke pasar yang jaraknya jauh dari rumah. Mereka harus melewati desa-desa untuk mencapainya. Lagi-lagi, gadis itu sibuk memamerkan kecantikannya di depan masyarakat desa.

Parahnya, ia berlagak seperti majikan, sementara ia menganggap ibunda seperti pembantunya. Setiap kali ditanya warga, ia hanya membalas bahwa ibunda adalah pembantunya. Sekali, dua kali, ibunda masih tegar.

Tapi, begitu gadisnya berbohong berkali-kali, hatinya sakit. Kerja keras dan keberadaannya seolah tak dianggap. Sampai akhirnya, ibunda berhenti dan berdoa agar gadisnya diberi pelajaran.

Gadis itu kemudian merasa aneh, kakinya kaku dan terkejut melihat kakinya berubah jadi batu. Rupanya ibunda mengutuknya. Baru separuh badan menjadi batu, gadis itu memohon ampun. Tapi, sudah terlambat. Sampai ia menangi-nangis, kutukan itu berlanjut. Hingga jadi batu pun, air mata sang gadis masih berlinang. Begitu lah legenda Batu Menangis.

Pesan moral: Hal yang dapat dipetik adalah jangan durhaka pada orang tua. Berbakti lah pada orang tua.

4. Kisah Legenda Situ Bagendit

Situ Bagendit adalah salah satu destinasi wisata di Kabupaten Garut. Terdapat legenda atau cerita rakyat di balik Situ Bagendit. Dahulu, tinggal seorang perempuan bernama Nyai Bagendit. Ia adalah perempuan kaya raya berkat warisan dari mendiang suaminya.

Takut jatuh miskin, Nyai Bagendit terkenal kikir dan tak ramah pada warga sekitarnya. Kalau pun ada yang meminjam uang, Nyai Bagendit memberikan bunga yang tinggi. Bahkan, ia pun tega meminta suruhannya untuk perlakukan peminjam dengan kasar kalau utangnya tak kunjung dibayar.

Suatu hari, datang lah kakek-kakek misterius membawa tongkat. Ia merasa haus dan meminta minum pada Nyai Bagendit. Sudah tertebak reaksi Nyai Bagendit, ia menolaknya. Ia pun masuk ke dalam rumahnya, tanpa sadar bahwa sang kakek menancapkan tongkat di pekarangan rumahnya.

Kakek tersebut kecewa dan akhirnya memutuskan pulang. Ia kemudian menarik tongkatnya dan muncul lah air dari tanah yang keluar sangat deras. Air tersebut lama-kelamaan menjadi genangan dan banjir. Di situ, Nyai Bagendit tak lagi memikirkan nyawa. Ia malah sibuk menyelamatkan harta hingga akhirnya tenggelam sia-sia bersama hartanya.

Pesan moral: Dari cerita legenda Situ Bagendit dapat dipetik pesannya, yakni jangan kikir dan seringlah bersedekah. Harta yang dibawa sampai mati adalah harta yang sia-sia.

5. Dongeng Anak Sangkuriang

Cerita Nusantara Sangkuriang/Foto: haibunda.com/Mia Kurnia Sari

Dayang Sumbi merupakan wanita sakti keturunan raja Sungging Perbangkara. Parasnya cantik dan kala itu ia menolak lamaran dari para lelaki yang sering ia terima. Suatu saat, ketika mengasingkan diri bersama anjingnya, Tumang, di hutan. Gulungan benang jahitan tenunnya jatuh.

Dayang Sumbi kemudian tanpa sadar melontarkan pernyataan, siapa saja yang dapat mengambilkan gulungan benang tersebut jika dia perempuan, akan dijadikannya saudara. Namun, jika laki-laki maka akan dijadikan suami.

Di luar dugaan, si Tumang anjing peliharaannya yang mengambilkan gulungan tersebut. Dan karena sudah berjanji, akhirnya Dayang Sumbi menikah dengan si Tumang. Tumang sebenarnya adalah adalah titisan dewa yang menjelma menjadi anjing. Dari pernikahan itu, lahir anak yang diberi nama Sangkuriang.

Suatu hari ketika Sangkuriang hendak berburu bersama Tumang, disuruhnya Tumang untuk mengejar babi betina Wayung, yang tak lain adalah ibunya Dayang Sumbi. Karena tidak menuruti perintah Sangkuriang, dibunuhlah si Tumang oleh Sangkuriang. Hati si Tumang diambil oleh Sangkuriang dan diberikan kepada ibunya, Dayang Sumbi untuk dimasak dan disantap.

Mengetahui bahwa yang dimakannya itu adalah hati si Tumang, kemarahannya pun memuncak. Seketika itu, kepala Sangkuriang dipukul hingga terluka dan diusir dari tempat tinggalnya.

Waktu terus berlalu, hingga Sangkuriang tumbuh menjadi lelaki yang gagah dan tampan. Entah berapa lama dia berkelana hingga tanpa disadarinya, Sangkuriang kembali ke hutan tempat asalnya. Ia bertemu wanita cantik yang tak lain adalah Dayang Sumbi.

Dayang Sumbi awalnya tak tahu itu anaknya. Keduanya pun saling suka. Tapi, begitu ia kenal dan sadar bahwa pria yang ingin menikahinya adalah Sangkuriang, ia makin terkejut. Alhasil ia memberikan satu syarat, Sangkuriang harus mampu membuat danau dan perahu serta membendung sungai Citarum dalam waktu satu malam.

Sangkuriang menyanggupi persyaratan ini karena dia telah berguru dan menjadi orang sakti mandraguna. Alhasil, Sangkuriang ternyata mampu memenuhi persyaratan yang diberikan Dayang Sumbi kepadanya. Dengan segala upaya, Dayang Sumbi berhasil membuat Sangkuriang geram. Ia menendang perahu yang setengah jadi dengan sekuat tenaga dan terguling dalam keadaan tertelungkup hingga akhirnya muncul sebutan Tangkuban Parahu.

Pesan moral: Bersikaplah untuk jujur karena kejujuran akan membawa kebaikan dan kebahagiaan di kemudian hari. Perbuatan curang akan merugikan diri sendiri serta bisa mendatangkan musibah bagi diri sendiri ataupun orang lain.

6. Kisah Malin Kundang

Alkisah hidup lah seorang bunda yang berprofesi sebagai nelayan. Ia merupakan orang tua tunggal yang hidup bersama putra satu-satunya, Malin Kundang. Penghasilan ibunda tidak lah cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Ketika Malin beranjak besar, Malin meminta izin pada ibunda untuk merantau. Ia ingin mengadu nasib, siapa tahu ia beruntung. Berlayar lah Malin dan merantau selama beberapa tahun.

Beberapa tahun setelahnya, harapan Malin tercapai. Ia menjadi orang berhasil dan menjadi saudagar kaya raya. Ia sampai menikah dengan putri bangsawan. Sayangnya, ia berbohong mengenai latarbelakangnya pada keluarga sang istri.

Suatu ketika, Malin rindu kampung halaman. Ia pulang ke kampung mengajak serta istrinya. Ia pun berbagi-bagi uang kepada masyarakat desa. Kedatangan Malin pun sampai ke telinga ibunda.

Tak sabar, ibunda langsung bergegas menemui Malin. Tapi, apa yang ia harapkan tak sesuai kenyataan. Malin tahu itu ibunda, tapi tak mau mengaku di depan istrinya karena malu ibunda kenakan pakaian lusuh. Istrinya pun kebingungan karena Malin mengaku padanya kalau ibunda sudah tiada.

Merasa sakit hati, ibunda Malin pun mengutuknya. Tak lama hujan deras, permintaan ampun Malin tak lagi didengar. Ia pun berubah menjadi batu.

Pesan moral: Sayangilah ibunda karena perjuangannya melahirkan, merawat, serta mendidik tak ada bandingannya dengan apapun yang dilakukan anak.

7. Dongeng Anak Timun Mas

Dahulu, tinggal lah seorang wanita sebatang kara bernama Mbok Randa. Ia menginginkan seorang anak untuk menemaninya. Suatu ketika, datang raksasa dan melakukan perjanjian untuk mewujudkan keinginan Mbok Randa itu.

Raksasa berjanji Mbok Randa akan dikaruniai anak melalui biji mentimun yang diberikan padanya. Tapi satu syarat, jika anak itu sudah berusia 6 tahun, raksasa akan menyantapnya.

Mbok Randa awalnya abai dengan syarat itu karena tak sabar memiliki anak. Ditanamkan lah biji mentimun itu. Bak sebuah kejutan, dari sekian biji timun yang disemai, ada satu mentimun yang besar dan berwarna emas, serta di dalamnya terdapat bayi.

Bayi itu kemudian dirawat hingga besar dan diberi nama Timun Mas. Begitu menginjak 6 tahun, Timun Mas tumbuh menjadi anak cerdas dan cantik. Tapi, rupanya raksasa tak lupa menagih janjinya.

Raksasa datang ingin menyantap Timun Mas. Tak mau menyerahkan diri, Timun Mas dibekali jarum, garam, dan terasi oleh Mbok Randa yang didapat dari Pertapa. Jarum yang ditebar menjadi hutan bambu, garam yang ditebar menjadi laut sehingga raksasa kewalahan mengejar Timun Mas. Terakhir, terasi menjadi lumpur yang kemudian menenggelamkan raksasa.

Pesan moral: Cerita legenda ini mengajarkan jangan menyerah untuk mencapai target. Jika sudah berusaha, maka berdoa lah sepenuh hati.

8. Cerita Rakyat Keong Mas

Cerita Nusantara Keong Mas/Foto: HaiBunda/ Mia Kurnia Sari

Raja Kertamarta dari Kerajaan Daha memiliki dia putri yang cantik yakni Dewi Galuh dan Candra Kirana. Suatu saat, datang pangeran bernama Raden Inu Kertapati untuk melamar salah satu putri. Ia jatuh hati dengan Candra Kirana.

Pertunangan pun berlangsung tapi Dewi Galuh merasa iri dan dengki dengan Candra Kirana. Dewi Galuh kemudian menjadi benci dan sengaja ingin mengutuk Candra Kirana dengan datang ke penyihir.

Penyihir dan Dewi Galuh sepakat lalu memfitnah Candra Kirana untuk diusir dari istana. Di luar istana, penyihir itu kemudian mengutuk Candra Kirana menjadi Keong Mas. Akan tetapi, kutukan itu konon akan sirna ketika Candra Kirana ditemukan Raden Inu.

Dikutuk menjadi Keong Mas, Candra Kirana ditemukan oleh nenek yang tinggal di Desa Dadapan ketika sedang menjala ikan. Nenek itu pun dikejutkan dengan keajaiban yang datang sejak ia pelihara Keong Mas. Misal, makanan sedap yang tersaji di rumahnya.

Ia semakin terkejut ketika tahu Keong Mas lah yang menyajikan masakan tersebut. Keong Mas kala itu berwujud aslinya Candra Kirana. Sang putri kemudian menjelaskan.

Di sisi lain, Raden Inu mencari keberadaan sang tunangan walaupun dihadapkan berbagai tantangan dari penyihir. Namun, yang namanya berjodoh, Raden Inu akhirnya bertemu Candra Kirana. Kutukannya hilang dan mereka bahagia bersama.

Pesan moral: Dongeng legenda ini mengajarkan setiap perbuatan jahat akan mendapat balasan dan ganjaran di kemudian hari.

9. Cerita Legenda Rawa Pening

Di sebuah desa bernama Desa Ngasem, di kaki Gunung Telomoyo, terdapat kepala desa yang dikenal bijaksana beranama Ki Sela Gondang. Ia punya putri bernama Endang Sawitri. Suatu saat Endang Sawitri diutus sang ayah untuk meminjam pusaka sakti yang digunakan untuk menolak bala pada sahabatnya, Ki Hajar Salokantara.

Akan tetapi, Endang Sawitri melanggar pesan sang ayah untuk tidak meletakkan pusaka di pangkuan. Pelanggaran itu membuatnya hamil. Sang ayah kemudian memohon Ki Hajar untuk menikahi Endang demi tutupi aib keluarga.

Anak yang dikandung Endang ternyata adalah seekor naga yang kemudian diberi nama Baru Klinting. Naga tersebut bisa bercakap layaknya manusia biasa. Untuk memutus petaka dari pusaka, Baru Klinting temui sang ayah dan diminta bertapa dengan melingkari gunung.

Ia kemudian menjadi manusia biasa dan turun ke desa. Ketika turun, di desa sedang ada upacara merti desa. Tapi, warga bukan menyambut hangat malah mengusir Baru karena penampilannya yang compang-camping.

Beruntung, ia disambut oleh Nyai Latung, wanita tua dari desa tersebut. Baru Klinting kemudian mencari perhatian warga desa dengan menancapkan lidi ke lesung kayu. Ia memberi woro-woro siapa yang berhasil mencabutnya. Ternyata tidak ada yang mencabutnya.

Baru Klinting pun mencabutnya, seketika keluar air dari dalam tanah. Lama-kelamaan, air tersebut menenggelamkan seluruh desa. Genangan air tersebut kemudian dikenal sebagai Rawa Pening.

Pesan moral: Cerita legenda ini adalah hargai orang lain dan jangan lah saling membenci. Jangan nilai orang dari penampilan luarnya saja.

10. Kisah Legenda Selat Bali

Dahulu, hiduplah seorang brahmana di Kerajaan Daha, Kediri. Brahmana atau pemuka agama itu bernama Empu Sidi Mantra. Ia sangat dihormati oleh masyarakat karena sakti mandraguna. Hidupnya tenang, damai, dan kaya raya. Ia memiliki seorang putra yang tampan dan gagah bernama Manik Angkeran.

Sayangnya, Manik adalah penjudi. Ia suka berjudi dan sialnya, sering kalah. Hingga suatu saat, ia kebingungan membayar utang dan diburu untuk dibunuh. Ia pun mengadu pada ayahnya, Empu Sidi Mantra. Kebaikan hati sang ayah membuat Manik segera bisa melunasi utangnya.

Empu Sidi Mantra kemudian meminta petunjuk dari Tuhan Yang Maha Kuasa agar ia bisa melunasi utang anaknya. Saat tengah malam, ia mendengar suara yang sangat jelas. Ia diminta pergi ke kawah Gunung Agung dan menemui Naga Besukih, karena ada harta karun di sana.

Sesampainya di sana, ia bertemu Naga Besukih. Ia pun mengabulkan permintaan hartanya dengan syarat Manik harus berhenti judi. Karena uangnya terlalu banyak tersisa, Manik pun kumat. Ia berjudi dan kalah lagi. Kali ini, Manik yang menemui Naga Besukih, seorang diri.

Bukannya meminta dengan baik, ia malah memotong ekor Naga Besukih. Sontak naga langsung membunuh Manik. Sang ayah pun mencari putranya yang tiba-tiba menghilang. Naga Besukih kemudian mengaku kalau ia membunuh Manik. Ia bisa menghidupkan Manik lagi, dengan syarat Manik tak bisa ikut dengan ayahnya.

Di perjalanan, sang ayah menorehkan tongkat saktinya di tanah. Namun, goresan tongkatnya justru bertambah lebar hingga membuat tanah terbelah dan diisi air laut. Hingga akhirnya menjadi selat yang disebut Selat Bali.

Pesan moral: Jauhi kebiasaan yang membuat rugi. Jangan lah berbohong pada orang tua. 

11. Cerita Legenda dari Papua Barat: Asal Usul Danau Nodi 

Cerita legenda ini mengisahkan tentang sepasang suami istri yang bernama Jinum Etew dan Yaritew yang tinggal di suatu tepi pantai bernama Pantai Muara Nuni. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, sepasang suami istri menangkap ikan di muara dan juga berkebun yang telah tertanam berbagai umbi-umbian seperti, petatas, kasbi, keladi, dan pisang. 

Pada suatu hari, sang istri merasa bosan dengan hasil mereka menangkap ikan dan berkebun. Alhasil keesokan harinya, sepasang suami istri tersebut pergi berburu memasuki hutan di Kepala Air Nuni dan langsung mendapatkan ulat nibong. 

Tak lama setelahnya, mereka menemui seekor kanguru. Sang suami dengan berhati-hati mengawasi kanguru tersebut lalu dengan sigap memanahnya sampai kanguru itu mati. Suami istri ini merasa sangat senang dan langsung memutuskan untuk pulang. 

Namun, di tengah perjalanan keluar hutan, Yaritew merasa lapar. Akhirnya, suami istri tersebut memutuskan untuk berhenti dan mengeluarkan hasil buruan mereka untuk kemudian dibakar. Mereka pun beristirahat di depan sebuah gua. Kemudian, sang suami segera mengumpulkan kayu-kayu.

Ketika mereka hendak membakar kanguru hasil tangkapannya, mereka melihat ulat nibong mengisap susu hewan itu. Sang istri pun melepaskan ulat nibong dari susu kanguru. Tetapi, tiba-tiba air susu kanguru tersebut tersembur keluar. 

Seketika itu juga, gelap gulita menyelimuti hutan. Hujan besar disertai petir-petir menyambar tak kenal ampun, Yaritew merasa ketakutan dan menangis. Suami istri itu juga tidak bisa melihat satu sama lainnya. Di tengah kegelapan itu, petir menggelegar dengan keras dan membelah tanah. Hujan yang tak kalah lebat pun tak kunjung henti menyebabkan tempat tersebut terendam air. 

Dengan susah payah, mereka berusaha merangkak ke dalam gua. Tak berselang lama, hutan tersebut tenggalam dan berubah menjadi danau. Masyarakat Suku Meyah menyebut danau itu dengan nama Danau Nodi yang memiliki arti menangis. Sepasang suami istri tersebut telah dikutuk oleh alam. 

Pesan moral: Cerita legenda ini mengajarkan jangan pernah mengambil suatu hal yang memang bukan hak diri. Terlebih, jika mengambil sesuatu yang berasal dari alam. 

12. Cerita Legenda dari Kalimantan: Asal Muasal Danau Lipan

Cerita legenda dari Kalimantan Timur ini berkisah tentang sebuah negeri yang bernama Negeri Muara Kaman di bawah perintah seorang ratu bernama Ratu Aji Bidara Putih. Banyak sekali pangeran, raja, dan juga bangsawan yang ingin mempersunting sang ratu namun selalu mendapat penolakan. 

Pada suatu hari, ada seorang pangeran yang berasal dari negeri China datang untuk melamar sang ratu. Kedatangan pangeran tersebut disambut hangat layaknya penyambutan tamu kerajaan lainnya. Namun, ketika memasuki acara makan bersama, sang ratu merasa jijik dengan cara makan pangeran yang terkesan rakus dan tidak memperlihatkan kehormatannya. 

Setelah acara makan bersama selesai, sang ratu pun mengunyah sirih dan melemparkannya ke area pertempuran. Anehnya, sirih tersebut berubah menjadi lipan-lipan raksasa yang sangat banyak. Lipan-lipan terrsebut menyerang para prajurit pangeran dan membentuk barisan yang siap menyerang para prajurit Raja Negeri seberang. 

Melihat lipan-lipan ganas yang siap menyerang, para prajurit Raja Negeri Seberang pun lari meninggalkan wilayah tersebut. Tak hanya berhenti sampai di situ, lipan-lipan tersebut mengejarnya sampai ke laut tempat para prajurit menyelamatkan diri. Serbuan lipan tersebut membuat jung mereka yang besar tenggelam di laut. Akhirnya, binasalah mereka. Tak membutuhkan waktu lama, tempat tenggelamnya jung Raja Negeri seberang juga berubah menjadi padang yang sangat luas penuh dengan semak dan menyatu dengan laut. Tempat tersebut kemudian dikenal dengan nama Danau Lipan. 

Pesan moral: Perilaku merupakan cerminan diri, maka dari itu berperilaku lah yang baik agar mendapat balasan yang baik pula. 

13. Cerita dari Betawi yang Melegenda: Si Pitung

Cerita Nusantara Si Pitung/ Foto: HaiBunda/Mia Kurnia Sari

Pada zaman dahulu di suatu daerah bernama Rawabelong, ada seorang anak Betawi yang diberi nama Pitung. Pitung merupakan seorang anak yang agama dan pendidikan silatnya berperan besar. Pada suatu hari, Pitung diminta untuk menjual kambing ke daerah Tanah Abang oleh bapaknya. Saat di perjalanan pulang, Pitung diperdaya oleh beberapa preman. Sembari mengobrol, diam-diam seorang preman mencopet uang penjualan kambing. Tentunya Pitung tak menyadari hal tersebut sampai ia merogoh kantongnya untuk memberikan uang hasil penjualan ke bapaknya. 

Dengan penuh keberanian, Pitung menghampiri tempat preman itu berkumpul. Preman tersebut tidak mengaku sampai Pitung mengeluarkan jurus-jurus silatnya. Akhirnya, preman tersebut mengembalikan uang yang ia rampas dari Pitung. Sejak saat itu, Pitung bertekad untuk merampok harta-harta orang kaya yang sombong dan hasilnya akan ia bagikan kepada orang yang membutuhkan. 

Di zaman itu, kompeni Belanda beserta kaki tangannya menggunakan kekuasaan secara semena-mena dan selalu merugikan pribumi. Perilaku Pitung dan teman-temannya membuat sang kompeni risau. Akhirnya, polisi berhasil menangkap Pitung. Namun, Pitung berhasil kabur. Saat polisi mengejar Pitung yang tengah berlari, mereka melepaskan peluru yang tertuju pada badan Pitung. Terkejutlah mereka ketika mendapati timah panas itu tak berpengaruh apapun pada Pitung. 

Setelah kejadian tersebut, suatu hari Pitung pergi untuk mencukur rambutnya di salah satu temannya. Temannya pun kebingungan ketika gunting yang dipakainya tak mampu memotong rambut Pitung. Pitung dengan segera memberikan rahasia dirinya yang memakai jimat, ia berkata bahwa dengan jimat tersebut tubuhnya tak akan kekurangan apapun. 

Naasnya, teman Pitung membocorkan hal tersebut kepada polisi Belanda. Di lain hari, ketika Pitung sedang melepas jimatnya, temannya segera memberi tahu polisi Belanda. Polisi langsung menembaknya dan nyawa Pitung melayang. Legenda mengatakan bahwa Pitung akan benar-benar mati jika jasadnya dipotong menjadi tiga bagian dan dikubur di tempat yang berbeda-beda. 

Pesan moral: Dari cerita legenda Si Pitung dapat dipetik kisah tentang sikap tolong menolong terhadap sesama yang membutuhkan dan rela berkorban demi membela kebenaran. 

14. Cerita Rakyat Jawa Tengah: Jaka Tarub 

Cerita legenda Jaka Tarub merupakan cerita rakyat yang berasal dari Jawa Tengah. Cerita ini seringkali dianggap sebagai asal muasal berdirinya Kerajaan Mataram Islam. Cerita legenda ini bermula dari seorang pemuda yang bernama Jaka Tarub yang hidup sebatang kara di hutan. Pada suatu hari, ia melihat sekumpulan bidadari yang sedang mandi di sebuah telaga. Ia pun terpanah dengan paras para bidadari yang sangatlah cantik. 

Karena penasaran, ia pun mencuri salah satu selendang milik bidadari tersebut. Ia kemudian meminta bidadari tersebut untuk menemaninya pulang. Bidadari itu pun setuju dengan syarat bahwa selendangnya harus dikembalikan. Tak lama dari kejadian tersebut, Jaka Tarub menikahi sang bidadari dan hidup bahagia bersamanya. Mereka dikaruniani seorang putri yang diberi nama Nawang Wulan. 

Pada suatu hari, Jaka Tarub melanggar janjinya karena melihat istrinya yang sedang mandi. Ia kemudian diberikan hukuman oleh istrinya dan harus meninggalkan rumah beserta anaknya. Jaka Tarub pun kembali hidup di hutan seperti sedia kala. 

Pesan moral: Kisah Jaka Tarub mengajarkan entingnya untuk menjaga janji dan kepercayaan orang lain. Cerita ini juga mengajarkan untuk bertanggung jawab ketika melanggar sebuah janji. 

15. Cerita Rakyat dari Jambi: Si Kelingking 

Cerita legenda Si Kelingking merupakan sebuah cerita yang berasal dari Jambi. Kisah ini menceritakan tentang sepasang suami istri yang hendak membunuh anaknya. Cerita ini bermula dari sepasang suami istri yang sudah tua dan tinggal di sebuah kampung yang dekat dengan Kerajaan Jambi. Setelah puluhan tahun menikah, mereka tak kunjung dikaruniai anak. 

Pada suatu hari, sang istri akhirnya melahirkan seorang anak laki-laki. Namun sayangnya anak tersebut memiliki kaki yang sangat kecil dan pendek. Karena merasa malu dan tak ingin menjadi bahan olok-olok tetangganya, ia bersama suaminya memutuskan untuk membunuh anaknya. 

Ketika hendak membunuh anaknya, tiba-tiba seorang kakek tua muncul dan memberikan sebuah keris dan meminta mereka untuk tidak membunuh anaknya. Kakek tersebut mengatakan bahwa anak tersebut akan tumbuh menjadi orang besar di masa depan. Akhirnya, sepasang suami istri tersebut memutuskan untuk membesarkan anak mereka dan memberinya nama Si Kelingking. Anak tersebut pun tumbuh menjadi seorang pemuda yang pandai dan cerdas. 

Suatu hari, Si Kelingking diundang oleh raja untuk menghadapi sebuah tantangan yang sangat sulit. Tantangan tersebut pun berhasil dilalui oleh Si Kelingking berkat bantuan keris yang diberikan oleh kakek tua. Setelah berhasil, Si Kelingking kemudian diangkat menjadi panglima perang oleh raja dan menjadi seseorang yang sangat dihormati oleh masyarakat. 

Pesan moral: Dari cerita legenda Si Kelingking ini ialah belajar pentingnya untuk menjaga dan menghargai semua pemberian Tuhan. Selain itu, cerita ini juga mengajarkan pentingnya kepercayaan dan keyakinan dalam menjalani sebuah kehidupan. 

16. Dongeng Legenda Gunung Rinjani

Cerita legenda Gunung Rinjani berasal dari Nusa Tenggara Barat yang mengisahkan tentang asal muasal Gunung Rinjani. Cerita ini bermula dari seorang raja bernama Datu Tuan yang berasal dari Lombok dan istrinya yang bernama Dewi Mas dan memiliki seorang anak. 

Sang raja pun meminta izin untuk menikah lagi dengan Sunggar Tutul, seorang putri dari Patih. Dewi Anjani, anak dari Raja Datu Tuan dan Dewi Mas merasa kesepian dan ingin mencari adik. Ia pun pergi ke hutan dan menemukan seekor ular raksasa yang mengaku sebagai adiknya. Ular tersebut meminta Dewi Anjani untuk membangun sebuah tempat tinggal di puncak Gunung Rinjani. Akhirnya, Dewi Anjani pun memenuhi permintaan ular tersebut. Setelah selesai, ular tersebut menghilang dan tempat yang dibangunnya berubah menjadi tempat suci yang disebut dengan Segara Anak. 

Puncak Gunung Rinjani pun sampai saat ini diyakini oleh masyarakat Lombok sebagai tempat bersemayam ratu jin, penguasa Gunung Rinjani yang bernama Dewi Anjani. Dari puncak ke arah Segara Anak, terdapat sebuah batu besar yang disebut juga dengan Batu Lombang. Batu tersebut diyakini sebagai tempat bertemunya Dewi Anjani dengan para jin.

Pesan moral: Dari cerita legenda Gunung Rinjai ini ialah pentingnya menjaga keindahan dan kemurnian alam serta melindungi lingkungan sekitar. 

17. Dongeng Pendek Legenda dari Aceh: Putri Pukes dan Danau Laut Tawar

Ilustrasi/Foto: iStock

Suatu hari di dataran tanah Gayo, hiduplah seorang putri raja yang bernama Putri Pukes. Sang putri menyukai seorang pangeran dari kerajaan lain. Pada awalnya, kedua orang tuanya tidak merestui. Namun, karena kegigihan Putri Pukes akhirnya kedua orang tuanya pun setuju dan menikahkan mereka. 

Setelah menikah, Putri Pukes pun menyusul suaminya. Ia berpamitan dengan kedua orang tuanya. Orang tuanya merasa sangat sedih tetapi tetap mengizinkannya pergi dan memberikan pesan agar tidak menoleh ke belakang. 

Putri Pukes pun berangkat bersama dengan para pengawal. Karena terus mengingat orang tuanya, itu menoleh ke belakang. Tak disangka, petir menyambar dan hujan yang sangat lebat. Putri Pukes bersama pengawalnya bersembunyi di dalam gua. 

Di dalam gua, Putri Pukes berdiri di sudut untuk menghangatkan dirinya. Perlahan-lahan tubuh sang putri mengeras. Putri Pukes terkejut dan menangis melihat tubuhnya berubah menjadi batu. Sang putri sangat menyesal tidak menuruti perkataan orang tuanya yang melarang dirinya menoleh ke belakang. 

Setelah hujan reda, para pengawal berniat mengajak sang putri untuk kembali melanjutkan perjalanan. Namun, karena Putri Pukes tidak menjawab akhirnya para pengawal pun menghampirinya. Betapa terkejut mereka melihat tubuh Putri Pukes berubah menjadi batu. 

Sementara itu, karena hujan yang sangat lebat, terbentuklah danau di kawasan tersebut yang biasa disebut oleh masyarakat sekitar dengan nama Danau Laut Tawar.

Pesan moral: Hal yang dapat dipetik dari cerita legenda putri pukes dan danau laut tawar adalah patuhilah pesan orang tua karena semua itu demi kebaikan diri sendiri.

18. Cerita Rakyat dari Sumatra Utara: Legenda Lau Kawar

Dahulu kala, Desa Kawar merupakan sebuah desa yang subur. Suatu hari, hasil panen penduduk sangat berlimpah ruah. Para penduduk pun mengadakan acara adat sebagai bentuk ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Penduduk desa pun bersuka cita menghadiri acara tersebut. Semua warga berbondong-bodong hadir, kecuali seorang nenek yang terbaring sakit di rumahnya. Sementara semua anggota keluarganya pergi ke pesta dan meninggalkan nenek tersebut seorang diri. 

Suara yang ramai itu membangunkan si nenek. Dengan susah payah nenek itu turun dari tempat tidur dan pergi ke dapur mencari makanan karena perutnya yang terasa lapar. Naasnya, tak ada sedikit pun makanan di dapur. Akhirnya, nenek itu kembali ke tempat tidur dengan perasaan sedih karena anak dan menantunya tak ingat kepada dirinya. 

Ketika pesat makan-makan usai, barulah anaknya ingat bahwa ibunya belum makan. Ia pun meminta istrinya mengirimkan makanan untuk ibunya di rumah. Sang istri segera membungkus makanan dan menyuruh anaknya mengantar makanan itu. Setelah mengantar makanan, anaknya pun kembali ke pesta. 

Si nenek pun sangat senang melihat cucunya datang membawakannya makanan. Namun, ia terkejut ketika membuka makanan tersebut yang hanya berisi sisa-sisa makanan yang menjijikan. Sang nenek yang merasa sedih pun akhirnya berdoa agar mereka diberikan pelajaran yang setimpal.

Tak lama setelah itu, terjadilah gempa bumi dahsyat disertai petir yang menyambar. Hujan turun sangat deras, para penduduk yang tengah menghadiri pesta pun berlarian dengan panik dan ketakutan. Namun, hujan semakin deras dan dalam waktu sekejap Desa Kawar tenggelam. Tak ada seorang pun yang selamat. Desa yang subur makmur itu seketika berubah menjadi sebuah kawah besar yang digenangi air. Kawah itu akhirnya disebut dengan Lau Kawar.

Pesan moral: Dari cerita legenda Lau Kawar dapat mengajarkan tentang kisah harus selalu berbakti kepada orang tua. Jangan durhaka atau mengabaikannya.

19. Dongeng Pendek dari Sumatra Barat: Kisah Putri Jelmaan Burung Kuai

Pada zaman dahulu ada seorang putra mahkota, Raja Muda yang ingin menikah. Pada suatu hari, ia bermimpi bertemu dengan seorang kakek. Kakek tersebut memberitahu dirinya bahwa ia harus pergi ke sebuah rumah di dekat pantai untuk menemukan jodohnya. Di depan rumah tersebut terdapat pohon kelapa gading, kakek ini juga menyarankan agar Raja Muda menangkap buruang kuai yang turun dari khayangan. 

Raja Muda itu pun mengikuti mimpinya. Ia menemukan sebuah rumah di tepi pantai dengan beberapa pohon gading yang tertanam di sekitarnya. Ia pun bersembunyi dengan menutupi tubuhnya dengan pasir dan menggunakan tempurung untuk menutup wajahnya. Raja Muda menyembunyikan sangkar burung yang ia bawa. Tak lama setelah itu, sekawanan burung kuai turun dari khayangan dan hinggap di pohon kelapa gading. 

Si bungsu turun ke tanah dan bernyanyi dengan sangat merdu, padahal kakak-kakaknya telah melarangnya turun. Akhirnya, ditangkap lah ia oleh Raja Muda dan dibawa ke istana. Raja Muda meletakkan sangkar burung kuai itu di sebelah tempat tidurnya. Ketika semua orang terlelap, burung tersebut keluar dari sangkar dan berubah menjadi seorang putri cantik. Sang putri pun pergi ke dapur dan memasak makanan yang sangat lezat, lalu kembali ke sangkar. 

Keesokan harinya, semua orang terkejut dengan masakan yang terhidang. Kejadian tersebut pun terjadi berulang-ulang, Raja Muda penasaran dan mencari tahu. Pada suatu malam, Raja Muda berpura-pura tidur. Ia sangat terkejut melihat burung kuainya berubah menjadi seorang putri cantik. Raja Muda segera menyembunyikan sangkarnya agar putri cantik itu tidak bisa kembali. 

Merasa panik, putri cantik pun bersembunyi. Namun, Raja Muda tetap bisa menemukannya dan meminta putri tersebut menjadi istrinya. Tak butuh waktu lama, mereka akhirnya menikah dan setahun kemudian dikaruniai seorang putra. Suatu hari Raja Muda dan istrinya sedang bersantai. Tiba-tiba Raja muda merindukan suara merdu istrinya dan memintanya untuk bernyanyi. 

Istri Raja Muda menolak dan mengatakan bahwa jika ia bernyanyi, maka Raja Muda akan menyesal. Semakin penasaran, Raja Muda tetap memaksanya bernyanyi dan akhirnya istrinya pun menurut. Namun, istri Raja Muda itu malah menangis karena rindu keluarga di khayangan. Lama kelamaan karena terus bernyanyi tubuhnya pun kembali menjadi burung kuai, dengan perlahan ia terbang ke khayangan. 

Raja Muda pun terbangun dan terkejut mendapati istrinya sudah tidak ada di sampingnya. Ia melihat burung kuai yang sedang terbang, ia pun sangat menyesal telah memaksa istrinya untuk menyanyikan lagu burung kuai. 

Pesan moral: Cerita ini mempunyai pesan yang bisa dipetik, yakni pikirkan terlebih dahulu hal yang akan dikerjakan agar tidak terjadi penyesalan. 

20. Cerita Dongeng yang Melegenda dari Riau: Aji Bonar 

Cerita legenda Aji Bonar ini mengisahkan tentang seorang pencari ikan yang pada suatu hari menyelamatkan seorang perempuan hamil di sungai. Perempuan tersebut ternyata merupakan seorang istri kedua raja Kerajaan Tiangkerarasen. Ia dibuang karena istri pertama dan anak-anak raja merasa iri kepadanya. Namun, berita yang menyebar bahwa permaisuri ini hanyut di sungai. 

Akhirnya, pencari ikan tersebut mengizinkan perempuan hamil itu tinggal bersama keluarganya. Tak lama setelah itu, lahirlah seorang bayi yang diberi nama Aji Bonar. Ia tumbuh dewasa dan sudah dianggap anak oleh keluarga pencari ikan. Anak ini mempunyai kegemaran bermain gasing. 

Pada suatu hari, ia mendengar bahwa putra Raja Tiangkerarasen senang bertaruh dalam bermain gasing. Aji kemudian pergi ke kerajaan tersebut dan bertanding gasing dengan sang putra mahkota. Aji Bonar memenangi pertandingan itu dengan mudah dan mendapatkan ayam jago yang menjadi bahan taruhannya. 

Tak merasa puas, putra raja itu menantang kembali Aji dengan taruhan yang lebih besar. Taruhan demi taruhan pun diadakan dan Aji Bonar selalu menang. Putra raja semakin penasaran dan bertekad mengalahkan Aji Bonar. 

Akhirnya, putra raja mengumpulkan seluruh rakyat dan mengundang Aji Bonar ke gelanggang permainan gasing. Ia pun turut mengundang sang ayah untuk hadir. Pertandingan pun dimulai dan ternyata Aji Bonar tetap memenangi pertandingan itu. Sang putra raja terpaksa memenuhi janjinya. Di hari itu juga, Aji Bonar diangkat menjadi raja Tiangkerarasen. 

Aji Bonar pun segera menjemput ibundanya. Ia menjadi raja di Tiangkerarasen, disaksikan oleh seluruh warga. Ayah kandungnya pun merasa sedih bercampur dengan malu, anak yang ia sayangi menggadaikan dirinya. Sementara, anak yang ia buang telah menjadi raja. 

Pesan moral: Hal yang dapat dipetik dari cerita legenda Aji Bonar ini adalah kejahatan yang disembunyikan pasti akan terbongkar suatu hari nanti.

Nah, itulah cerita-cerita legenda yang dapat Bunda bagikan kepada Si Kecil. Semoga cerita-cerita tersebut dapat memberikan pesan moral yang bermanfaat bagi Si Kecil ya, Bunda. 

 

(fir/fir)

Simak video di bawah ini, Bun:

Cerita Fabel Animasi: 3 Syarat Cerdas dari Kancil

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

7 Artis Ganti Profesi Setelah Pindah ke Luar Negeri, Jadi Perawat hingga Tukang Las

Mom's Life Amira Salsabila

Bersahabat 30 Th, KD Ajak Keluarga Kunjungi Rumah Siti Nurhaliza di Malaysia

Mom's Life Amira Salsabila

Bunda Diet Nasi? Resep Selada Jawa Ini Bikin Kenyang & Bantu Turun 9 Kg!

Mom's Life Ajeng Pratiwi & Fauzan Julian Kurnia

Charlotte Ramadhan Anak Shahnaz Haque Lulus Kedokteran Hewan IPB, Ini 5 Potretnya

Mom's Life Annisa Karnesyia

Mau Ajak Anak Liburan ke PRJ 2025, Begini Caranya Naik KRL hingga TransJakarta

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Bersahabat 30 Th, KD Ajak Keluarga Kunjungi Rumah Siti Nurhaliza di Malaysia

Langkah Aman Mengatasi Demam Anak di Rumah, Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua

4 Cerita Persalinan Bunda Artis, Unik dan Tak Biasa

Mau Ajak Anak Liburan ke PRJ 2025, Begini Caranya Naik KRL hingga TransJakarta

Bunda Diet Nasi? Resep Selada Jawa Ini Bikin Kenyang & Bantu Turun 9 Kg!

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK