Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

5 Cerita Dongeng tentang Kejujuran, Bacakan ke Anak sebagai Pengantar Tidur

Meita Fajriana   |   HaiBunda

Sabtu, 21 Oct 2023 04:00 WIB

5 Cerita Dongeng tentang Kejujuran, Bacakan ke Anak sebagai Pengantar Tidur
Ilustrasi 5 Cerita Dongeng tentang Kejujuran, Bacakan ke Anak sebagai Pengantar Tidur/Foto: Getty Images/iStockphoto/Mongkolchon Akesin
Daftar Isi
Jakarta -

Membacakan dongeng kepada anak adalah salah satu cara terbaik untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama Si Kecil lho, Bunda. Cerita dongeng membawa anak-anak dalam petualangan magis tempat mereka menjelajah, belajar, dan bersenang-senang.

Melansir dari laman Kids Health, dongeng juga memberi Bunda kesempatan untuk mengajari anak-anak nilai-nilai persahabatan, kejujuran, kasih sayang, dan hal-hal baik lainnya. Bunda bisa membuat jadwal membacakan dongeng setiap hari, misalnya saja sebelum anak tidur sebagai rutinitas.

Mendongeng untuk anak memiliki banyak manfaat. Bahkan, Bunda dapat membacakan dongeng dengan berbagai tema sejak Si Kecil masih dalam kandungan dan membangun kedekatan.

Tak hanya membangun bonding, membacakan dongeng juga dapat membantu Si Kecil mengenal berbagai kosa kata baru. Tema dongeng yang bisa menjadi cerita pengantar tidur, yakni tentang kejujuran.

Dongeng tentang kejujuran sebagai cerita pengantar tidur

Nah, berikut lima cerita dongeng tentang kejujuran yang bisa Bunda ceritakan pada Si Kecil seperti dilansir berbagai sumber:

1. Tikus yang menepati janji

Seekor singa tengah tertidur lelap di bawah pohon. Tiba-tiba, dari kejauhan, terlihat tikus berlari amat kencang. Sepertinya ia sedang terburu-buru. Dan tikus itu pun menabrak wajah singa.

Singa yang sedang tidur, sontak terbangun. Ia marah kepada tikus yang sudah mengganggu tidur siangnya. Tikus pun tak bisa mengelak. Ia tertangkap oleh singa.

“Kau telah mengganggu tidur siangku. Aku akan memakanmu, agar kamu tidak bisa mengganggu tidur siangku lagi,” ucap singa dengan garang.

Mendengar ucapan singa, tikus menjadi sangat ketakutan.

“Tolong singa, jangan makan aku. Lepaskan aku. Jika kamu melepaskan aku, aku berjanji akan membantumu saat engkau membutuhkan bantuan,” bujuk tikus.

Seketika, singa tertawa terbahak-bahak. “Hahaha! Binatang kecil sepertimu akan menolongku? Kamu pasti mengigau!”

Namun, karena singa masih mengantuk dan ingin melanjutkan tidurnya, ia pun melepaskan tikus. Tikus berlari sangat girang. Tak lupa, ia berterima kasih karena tak jadi dimangsa oleh singa.

Suatu hari, seorang pemburu masuk ke dalam hutan. Ia memasang perangkap untuk binatang buruannya. Dan yang tertangkap adalah singa.

Tubuh singa pun terikat jaring yang dipasang pemburu. Kebetulan, tikus mendengar kabar tertangkapnya singa.

“Aku harus menolong singa. Aku sudah berjanji akan menolong singa jika ia membutuhkan pertolongan,” gumam tikus.

Ia pun langsung berlari mencari singa. Benar saja, singa terlihat tak berdaya terikat jaring. "Tikus, tolonglah aku,” rengek singa.

Dengan sigap, tikus menggunakan gigi-giginya yang tajam untuk memutuskan jaring. Satu per satu, jaring terputus. Singa pun berhasil bebas.

Singa mengucapkan terima kasih kepada tikus. Ia juga meminta maaf, karena telah meremehkan kekuatan tikus.

Sejak saat itu, tikus dan singa menjadi teman baik. Singa selalu melindungi tikus dari mara bahaya. Begitu pun sebaliknya.

Pesan moral dari dongeng tikus yang menepati janji:

Janji adalah utang, jadi kita wajib menepatinya. Selain itu, jangan memandang teman kita hanya dari fisiknya. Semua orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

2. Cerita dongeng: Kisah seorang pengemis

7 Dongeng Sebelum Tidur Penuh Makna, Cerita Kancil dan Buaya Salah SatunyaIlustrasi Bunda membacakan cerita dongeng kepada anak/Foto: Getty Images/eyesfoto

Suatu hari, seorang pengemis mencari makanan di pasar. Sudah beberapa hari ia tak makan. Di sebuah warung makan, pengemis meminta belas kasihan pemilik warung.“Wahai, Pengemis. Tampaknya engkau kelaparan,” ucap pemilik warung.

“Benar, Tuan. Sudah beberapa hari aku tak makan. Aku sangat kelaparan. Bisakah engkau memberikan sedikit makanan kepadaku?” pinta pengemis itu.

Mendengar pengakuan si pengemis, pemilik warung merasa iba. Ia pun membungkus makanan dengan lauk yang sangat enak. 

Wah, si pengemis tak pernah makan makanan seenak itu. Si pengemis pun berniat akan menyantap makanan itu di rumah.

“Terima kasih, Tuan,” ucap pengemis setelah mendapatkan makanan dari pemilik warung.
Pengemis itu lalu berjalan pulang ke rumah. 

Di tengah jalan, ia bertemu dengan seorang pemuda bertubuh kurus. Tampaknya pemuda itu pun belum makan beberapa hari.

Pengemis segera menyembunyikan makanan dari pemuda tersebut.

“Wahai, pengemis. Apakah engkau punya makanan?” tanya pemuda itu.

“Wah, jangan-jangan pemuda ini ingin meminta makananku. Huh! Makanan ini sangat enak, tak mungkin aku bagi dengannya,” batin si pengemis.

Pengemis itu berpikir sejenak. Akhirnya, ia berbohong dengan mengatakan bahwa ia tak memiliki makanan. Bahkan, sudah beberapa hari ia tak makan.

Pemuda itu menjadi kasihan. Ia lalu menyodorkan roti yang besar untuk pengemis. Pengemis pun langsung melahapnya. Setelah mengucapkan terima kasih, pengemis itu pamit.

Kejadian itu tak hanya terjadi sekali. Ada banyak orang yang bertanya sama seperti pemuda itu. Pengemis terus berbohong, membuat orang-orang menjadi kasihan.

Tanpa rasa curiga, mereka memberikan makanan kepada pengemis. Pengemis pun melahap habis semua makanan itu.

Pengemis kembali berjalan pulang ke rumah. Ia sudah sangat ingin melahap makanan yang diberi pemilik warung.

Namun, begitu sampai di rumah, pengemis justru merasa kekenyangan. Ia pun mengantuk, dan langsung tidur. Esok harinya, si pengemis baru terbangun.

Perutnya sudah merasa lapar lagi. Ia bergegas mengambil makanan dari pemilik warung.

Tapi, apa yang terjadi? Makanan itu sudah basi dan tak bisa dimakan. Pengemis pun menyesal. Padahal, ia sangat ingin memakan makanan itu.

Andai kemarin ia tak berbohong kepada orang-orang yang ditemuinya di jalan, mungkin ia bisa menyantap makanan itu. Sekarang, si pengemis hanya bisa menyesal. Ia pun membuang makanan itu.

Pesan moral dari cerita kisah seorang pengemis:

Berkata yang jujur, jangan suka berbohong, dan selalu berprasangka baiklah terhadap orang lain. Pasti kita akan mendapat kebaikan.

3. Kisah Siput yang Jujur dan Penyabar

Terdapat seekor siput yang dikenal jujur oleh seluruh penghuni hutan. Meski lambat, siput selalu berkata jujur. Hal ini membuat ia disukai oleh semua hewan.

Suatu hari, siput dituduh mengambil buah-buahan milik monyet. Namun, siput yang jujur tidak melakukannya. Ia terus berkata jujur ketika ditanya kebenarannya. 

Sampai akhir, siput terus berkata terus terang. Karena kesabaran dan kejujuran siput, yang selalu menjawab dengan terus terang, para hewan di hutan membantunya.

Kemudian, kancil berhasil membuktikan bahwa monyet yang berbohong dan menuduh siput. 

Pesan moral yang didapatkan dari kisah Timmy: 

Dari kisah ini, Si Kecil dapat belajar tentang teguh pada pendirian dan terus bersikap jujur. Sebaliknya melakukan hal yang tidak baik yaitu berbohong seperti yang dilakukan monyet adalah perilaku yang buruk dan akan merugikan diri sendiri.

4. Kisah si tukang kayu

Cerita Dongeng Anak tentang Itik Buruk Rupa, Ada Pesan yang MendidikIlustrasi Bunda membacakan dongeng untuk anak/Foto: Getty Images/iStockphoto/zhanghaoran521

Wajah tukang kayu terlihat murung. Sudah beberapa kali ia mencari kapaknya, tetapi tak jua menemukannya. Padahal, ia yakin kapaknya pasti ada di salah satu tempat yang ia datangi.

Hingga waktu hampir sore, tukang kayu tak jua menemukan kapak miliknya, la jadi semakin sedih, la pun pulang dengan hati gundah, sebab hari ini tak memperoleh apa pun.

“Bagaimana aku bisa bekerja besok? Aku tak punya uang untuk membeli kapak baru,” keluh si tukang kayu.

Tukang kayu duduk di depan rumahnya, la termenung memikirkan hari esok, la harus bekerja untuk memberi makan anak dan istrinya. Namun, jika kapaknya tak ditemukan, tentu ia jadi tidak bisa bekerja.

Tiba-tiba ada orang asing lewat di depan rumahnya. Melihat tukang kayu bersedih, orang asing itu bertanya kepada tukang kayu.Tukang kayu lantas menceritakan masalahnya.

“Tadi aku menemukan ini di hutan, apakah ini milikmu?” Tanya orang asing itu seraya menyodorkan kapak yang terbuat dari emas.

"Bukan. Itu bukan milikku. Kapak ku bukan terbuat dari emas” ucap tukang kayu jujur.

"Atau mungkin kapak ini?” orang asing tersebut menyodorkan kapak lainnya, kali ini terbuat dari perak. “Aku juga menemukan kapak ini di hutan. Barangkali ini milikmu.”

“Itu juga bukan milikku. Aku tak mungkin mampu membeli kapak yang terbuat dari perak,” jawab tukang kayu.

Orang asing itu tersenyum. Kemudian ia menyodorkan satu kapak lagi yang terbuat dari besi. “Kalau kapak ini, apakah bukan milikmu juga?” tanya orang asing itu.

“Betul sekali, itu adalah kapak milikku!” seru si tukang kayu, senang. “Kapak milikku terbuat dari besi biasa.”

Orang asing itu sungguh heran sekaligus kagum, la senang bertemu dengan orang yang jujur seperti si tukang kayu. Maka, sebagai hadiah atas kejujuran tukang kayu. Orang asing itu memberikan semua kapaknya kepada si tukang kayu.

Pesan moral dari kisah si tukang kayu:

Berkata jujur dapat mendatangkan kebaikan. Belajar dari si tukang kayu yang jujur, ia hanya mengakui dan mengambil apa yang memang menjadi miliknya.

5. Dongeng tentang: Kejujuran sang pangeran

Suatu ketika, hidup seorang raja yang bijaksana. Ia memiliki seorang putri yang cantik jelita. Sudah saatnya bagi putri itu untuk menikah. Tapi, raja masih bingung. Ia ingin menikahkan putrinya dengan pangeran yang jujur.

“Aku ingin putriku mendapatkan pangeran yang jujur sehingga kelak pangeran itu bisa menggantikan aku menjadi raja. Penduduk di negeri ini pun akan tetap hidup makmur” ucap raja kepada pengawal.

“Saya mempunyai ide, Baginda Raja. Kita adakan sayembara kejujuran. Barang siapa yang dapat memenuhi sayembara kejujuran itu, dialah yang menjadi suami sang putri," saran pengawal.

Raja setuju. la pun menyuruh pengawal untuk menyebarkan sayembara ke penjuru negeri dan ke kerajaan-kerajaan lainnya

Hari pelaksanaan sayembara pun tiba. Semua pangeran dan pemuda yang ingin mengikuti sayembara, telah berkumpul di halaman istana.“Sayembara ini diadakan untuk mencari suami bagi putriku. Selain itu, suami putriku kelak akan menggantikanku menjadi raja,” ucap raja.

Semua yang datang bersorak senang.“Barang siapa bisa membawakan satu ember air laut yang rasanya tawar, maka dialah yang menjadi juara dan berhak menikahi putriku,” seru raja, memulai sayembara.

Seketika, para pangeran dan pemuda pergi ke laut untuk mengambil air. Tapi, sia-sia saja.  Seluruh air di laut terasa asin. Mereka pun pulang dengan tangan hampa.

Satu per satu pangeran dan pemuda yang mengikuti sayembara gugur. Mereka tak bisa membawakan apa yang raja inginkan. Hingga akhirnya, tersisa tiga pangeran yang tampan. Mereka datang menghadap ke raja bersamaan.

“Saya bawakan satu ember air laut tawar, Raja. Saya sengaja memintanya dari naga penghuni laut,” ucap salah satu pangeran.

Raja hanya mengangguk, dan mencicipi air tersebut. Ternyata benar rasanya tawar.

“Saya pun membawakan satu ember air laut tawar,  Raja. Saya mendapatkan bantuan dari para dewa,” ujar pangeran kedua sambil menunjukkan air yang ia bawa.

Raja kembali mencicipi air itu. Benar tidak asin. Pangeran ketiga diam saja. la hanya menyodorkan ember berisi air yang ia bawa. Raja mencicipinya, tapi tiba-tiba raja memuntahkannya.

"Asin!” seru raja.

“Maafkan hamba, Raja. Hamba tak bisa menemukan air laut yang tawar. Semua air laut asin,"  jelas pangeran ketiga.

Kedua pangeran yang lain tersenyum puas. Mereka yakin akan memenangkan sayembara ini.

“Baiklah, saya akan mengumumkan pemenang sayembara. Pemenangnya adalah pangeran ketiga!" seru raja.

Pangeran ketiga terkejut, tak percaya bahwa ia pemenangnya. Sementara kedua pangeran lainnya tak menerima kekalahan mereka.

“Tak ada air laut yang tawar Pangeran ketiga berkata jujur dan pangeran jujurlah yang saya cari,” jelas raja.

Kedua pangeran itu tercengang mendengar penuturan raja. Mereka sangat malu karena sudah berlaku curang. 

Rupanya, pilihan raja tepat. Pangeran itu menikah dengan sang putri, dan ia mampu membuat negeri menjadi semakin makmur.

Pesan moral dari kisah sang pangeran:

Kejujuran itu selalu membawa berkah, mesti terkadang sulit untuk berkata jujur. Jadi selalu berkata jujur, ya.

Nah itulah lima dongeng tentang kejujuran yang bisa Bunda ceritakan untuk Si Kecil sebagai pengantar tidur. Selamat mencoba Bunda!

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda