HaiBunda

PARENTING

9 Ciri-ciri Flu Singapura pada Anak, Penyebab dan Cara Mengobatinya, Bunda Perlu Tahu!

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Minggu, 15 Oct 2023 13:20 WIB
9 Ciri-ciri Flu Singapura pada Anak, Penyebab dan Cara Mengobatinya, Bunda Perlu Tahu!/ Foto: iStock

Flu Singapura atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) merupakan penyakit sangat menular yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini menimbulkan ruam seperti lepuh yang terbentuk di tangan dan kaki anak, serta luka menyakitkan yang timbul di mulut. Ruam sebenarnya bisa muncul di bagian tubuh mana saja, termasuk dada, punggung, lengan, kaki, alat kelamin, dan bokong.

Bayi dan anak-anak di bawah usia 5 tahun kemungkinan besar terkena flu Singapura. Penyakit ini cenderung menyebar dengan cepat di kalangan anak-anak, terutama yang berada di tempat penitipan anak dan sekolah.

Ciri-ciri flu Singapura

Berikut telah HaiBunda rangkum dari berbagai sumber, 9 ciri flu Singapura yang perlu diwaspadai:


1. Demam

Gejala flu Singapura timbul antara 3 hingga 5 hari setelah terkena infeksi. Gejala pertama bisa termasuk suhu tinggi (demam), yang biasanya berkisar antara 38 hingga 39 derajat Celcius.

2. Sakit tenggorokan

Penyakit flu Singapura adalah infeksi virus yang disebabkan oleh virus Coxsackie yang biasanya mulai menyerang tenggorokan anak. Gejala sakit tenggorokan ini mirip dengan infeksi radang tenggorokan, sehingga sulit dibedakan. 

"Sering kali orang akan berkata, melihat ada lepuh di bagian belakang tenggorokan dengan warnanya sangat merah, dan menganggapnya radang. Belum tentu. Kita tidak dapat mendiagnosis tanpa melakukan uji usap untuk mengidentifikasi bakteri penyebab radang," kata dokter anak Dr. Cindy Gellner, dikutip dari laman University of Utah Health.

3. Pilek

Pada tahap awal, flu Singapura memiliki gejala seperti selesma, Bunda. Si Kecil bisa mengalami pilek dan hidungnya tersumbat. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, anak-anak sering kali mengalami demam dan gejala mirip flu lainnya 3 hingga 5 hari setelah mereka tertular virus.

4. Sakit perut

Flu Singapura atau HFMD juga bisa menyebabkan anak mengalami sakit perut. Si Kecil mungkin mengalami muntah dan diare. Tak hanya itu, anak yang terkena flu Singapura juga mungkin akan merasa lelah di awal siklus sakitnya.

5. Luka di mulut

Munculnya luka di mulut adalah gejala khas flu Singapura. Gejala ini dapat menyebabkan anak kehilangan nafsu makan hingga berisiko mengalami dehidrasi. Bagi anak dengan flu Singapura, aktivitas minum dan makan bisa terasa sakit karena mulut terasa melepuh.

6. Bintik merah pada lidah

Saat mengidap flu Singapura, anak bisa mengalami sariawan yang menyakitkan. Luka ini biasanya bermula dari bintik merah kecil di area mulut, Bunda. Seringkali, gejala ini terjadi pada lidah.

7. Bintik merah pada tangan dan kaki

Setelah muncul bintik di daerah mulut, gejala selanjutnya adalah muncul bintik-bintik di tangan dan kaki, dan terkadang ditemukan di paha dan pantat. Bintik-bintik tersebut dapat berubah menjadi lepuh, yang mungkin berwarna abu-abu atau lebih terang dari kulit. Bintik yang muncul ini dapat menimbulkan rasa sakit.

8. Ruam di sekitar bintik

Ruam kulit karena flu Singapura umumnya tampak berwarna merah dengan sisik coklat di atasnya. Ruam muncul di bagian luar lengan, tangan, tungkai, kaki, sekitar mulut, dan bokong bagian atas. Ruam bintik tersebut bisa terlihat berwarna merah muda, merah, atau lebih gelap bila dibandingkan kulit di sekitarnya, tergantung warna kulit anak.

9. Pembengkakan kelenjar getah bening di leher

Infeksi virus tenggorokan dan pilek dapat menyebabkan kelenjar getah bening di leher membesar. Ukurannya bisa menjadi dua kali lipat, Bunda.

Jika diraba, benjolan mungkin juga menjadi lunak. Reaksi ini normal, yang artinya kelenjar getah bening sedang melawan infeksi di tubuh.

Ilustrasi Bayi Sakit/ Foto: iStock

Penyebab flu Singapura

Flu Singapura disebabkan oleh virus kelompok enterovirus, yakni virus Coxsackie. Virus-virus ini dapat ditemukan di saluran pencernaan anak, termasuk:

  • Mulut
  • Kerongkongan
  • Perut
  • Usus halus
  • Usus besar
  • Dubur
  • Anus (lubang pantat)

Flu Singapura dapat menular selama beberapa hari pertama setelah seorang anak terinfeksi virus, seringkali sebelum ruam muncul. Lepuh biasanya mengering dalam waktu sekitar 10 hari.

Kecil kemungkinan anak akan menularkan virus penyebab flu Singapura ini kepada orang lain setelah luka lepuh mengering. Namun, virus dapat hidup di tinja (kotoran) selama berminggu-minggu setelah ruamnya hilang.

Bagaimana penyakit tangan, kaki dan mulut menyebar?

Penyakit ini sangat menular dan menyebar melalui:

  • Droplet di udara ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk.
  • Kontak dengan air liur atau tinja orang yang terinfeksi dan kemudian menyentuh mulut, mata, atau hidung.
  • Kontak langsung dengan lepuh orang yang terinfeksi.
  • Mencium atau memeluk seseorang yang mengidap virus.
  • Berbagi peralatan makan, cangkir, handuk atau pakaian.
  • Menyentuh mainan, permukaan, gagang pintu, atau benda lain yang terkontaminasi, lalu menyentuh mata, hidung, atau mulut .

Cara mengatasi flu Singapura

Mengingat flu Singapura disebabkan oleh virus, maka antibiotik tidak akan membantu. Mengutip laman Nationwide Children's Hospital, berikut hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi flu Singapura pada anak:

  • Tawarkan makanan lunak yang mudah ditelan, seperti saus apel, kentang tumbuk, oatmeal, atau telur.
  • Jangan obat atau produk yang mengandung aspirin.
  • Saat memberikan obat yang dijual bebas (OTC), bacalah labelnya untuk mengetahui dosis yang tepat untuk usia anak.

Flu Singapura umumnya akan sembuh dengan sendirinya dengan perawatan mandiri di rumah. Ada beberapa pengobatan atau penanganan yang perlu dilakukan ketika anak mengalami kondisi ini, seperti:

1. Pemberian obat

Untuk anak di bawah 6 bulan, dokter biasanya akan memberikan paracetamol untuk mengatasi demam dan sakit tenggorokan. Pemberian ibuprofen tidak disarankan kepada anak di bawah 6 bulan.

Sementara pada anak berusia lebih dari 6 bulan, Bunda bisa berikan parasetamol atau ibuprofen untuk membantu mengatasi sakit kepala, demam, dan sakit tenggorokan.
Tapi ingat ya, jangan sembarangan memberikan obat tanpa resep dari dokter.

2. Memenuhi asupan cairan

Bagi anak berusia di bawah 1 tahun tetap harus diberikan ASI, susu formula, atau keduanya. Jika usia anak lebih dari 1 tahun, Bunda dapat memberikan banyak cairan, seperti air, susu, atau jus apel. Hindari memberikan jus buah yang tinggi asam, seperti jus cranberry, jus jeruk, atau limun. Bahan-bahan tersebut dikhawatirkan dapat mengiritasi sariawan.

3. Obat untuk mengurangi keluhan sakit tenggorokan

Jika anak lebih dari 4 tahun, Bunda bisa memberikan obat semprot atau tablet untuk pelega tenggorokan. Hindari mengoleskan krim atau gel pada kulit yang mengandung benzokain atau diphenhydramine karena dapat berbahaya bagi anak-anak.

Pada anak berusia lebih dari 6 tahun yang sudah bisa berkumur tanpa menelan, Bunda dapat memberikan campuran ¼ hingga ½ sendok teh garam dengan segelas 8 air hangat. Mintalah anak berkumur dengan air garam 2 hingga 3 kali sehari, sesuai kebutuhan. Jangan biarkan mereka menelannya.

Kapan anak harus dirawat?

Meski flu Singapura bisa sembuh dengan sendirinya, ada beberapa kondisi di mana anak membutuhkan pertolongan medis dan harus dirawat. Berikut 5 kondisi tersebut menurut Dokter Spesialis Anak Purna Waktu di RS Hermina Jatinegara, dr. Mira Dewita, Sp.A:

  • Mengalami kejang demam.
  • Demam dengan suhu tinggi, yakni di atas 39 derajat Celcius (hiperpireksia).
  • Anak datang dengan keluhan gejala mencret atau muntah berlebihan, sehingga ditakutkan mengalami dehidrasi.
  • Anak tidak mau makan dan minum, sehingga dikhawatirkan mengalami dehidrasi dan kekurangan nutrisi.
  • Infeksi virus sudah menyerang otak.

"Sampai saat ini belum ditemukan obat untuk mengatasi flu Singapura. Virus ini diharapkan akan mati dengan sendirinya. Pengobatan hanya ditujukkan untuk mengatasi gejala. Misalnya, anak demam diberikan obat penurun panas atau diberikan obat sariawan untuk mengatasi lesi di mulut," kata Mira kepada HaiBunda, beberapa waktu lalu.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(aci/ank)

Simak video di bawah ini, Bun:

Ini Kata Dokter Tentang Anak yang Sering Minum Antibiotik, Simak Bun

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Kisah Perempuan Dimusuhi karena Gaun & Riasannya Dianggap Lebih Heboh daripada Pengantin

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Mengenal Vertebral Body Tethering (VBT), Inovasi Terkini dalam Penanganan Skoliosis Anak

Parenting Nadhifa Fitrina

Krisis Populasi, 5 Negara ini Bayar Warganya untuk Punya Momongan

Kehamilan Ajeng Pratiwi & Sandra Odilifia

Semakin Banyak TK di Jepang yang Tutup akibat Angka Kelahiran Menurun Tajam

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

Usia Tak Muda Lagi, Olivia Allan dan Denny Sumargo Tetap Semangat Jalani Promil Anak Kedua

Kehamilan Amrikh Palupi

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

5 Potret Jihan Fahira & Primus Yustisio yang Kini Sama-sama Jadi Anggota Parlemen

Semakin Banyak TK di Jepang yang Tutup akibat Angka Kelahiran Menurun Tajam

Mengenal Vertebral Body Tethering (VBT), Inovasi Terkini dalam Penanganan Skoliosis Anak

Krisis Populasi, 5 Negara ini Bayar Warganya untuk Punya Momongan

Kisah Perempuan Dimusuhi karena Gaun & Riasannya Dianggap Lebih Heboh daripada Pengantin

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK