PARENTING
Dongeng Anak: Kenapa Rayap Kecil Bosan Makan Kayu?
Iin Afriyanti - Klub Dongeng | HaiBunda
Jumat, 05 Jan 2024 18:48 WIBDi sebuah hutan hujan tropis, hiduplah sekoloni rayap. Sekoloni rayap terdiri dari banyak sekali rayap. Mereka saling bekerja sama menggerogoti kayu. Bagi mereka, kayu adalah makanan paling nikmat di muka bumi.
Namun suatu hari, ada rayap kecil bernama Raya yang mulai resah. Dia merasa pekerjaannya sangat mudah dan sederhana. Di lain waktu, dia juga merasa bosan menggerogoti kayu. Dia ingin sekali melihat dunia baru.
Untuk itu, dia memutuskan pergi sebentar meninggalkan koloninya. Ternyata tak jauh dari tempat tinggalnya, ada sekoloni semut. Raya pun segera mengamati mereka dari kejauhan.
"Semut-semut itu memiliki tubuh yang lebih kokoh dan lebih hitam," gumam Raya.
Semut-semut itu juga terlihat lebih kuat, karena sedang bersama-sama membawa buah stroberi.
"Untuk apa ya, mereka membawa buah stroberi itu?" Raya makin penasaran.
"Jika semut memiliki tubuh yang lebih kuat, kira-kira mereka makan apa ya? Pasti sesuatu yang jauh lebih keras dari pada kayu," pikirnya.
Ada satu semut bernama Semi, yang menyadari keberadaan Raya si rayap dari kejauhan. Semi pun diam-diam keluar dari barisan dan menghampiri Raya.
"Heiii, sedang apa kamu?" tegur Semi.
"Hallo, a a aku sedang memperhatikan kalian," jawab Raya ragu.
Semi si semut kemudian mengajaknya bergabung, namun Raya takut karena dia terlihat berbeda. Tubuhnya lebih mungil, dan kulitnya juga lebih putih dibandingkan kawanan semut.
"Tidak, aku di sini saja. Ngomong-ngomong, mau kalian apakan buah stroberi itu?" tanya Raya.
"Oooh, buah stroberi ini akan kami bawa ke sarang kami untuk jadi cadangan makanan kami," jawab Semi.
"Baiklah kalau kau tak mau bergabung, aku akan kembali ke barisan, selamat tinggal," kata Semi, sambil berjalan kembali ke barisan semut.
"Selamat tinggal," balas Raya.
Raya terkejut mendengar jawaban Semi. Raya pikir, semut yang terlihat lebih kuat pasti akan memakan sesuatu yang lebih keras dari pada kayu. Ternyata dugaannya keliru.
Sejak saat itu, Raya sadar. Walaupun tubuhnya kecil, tapi mulutnya mampu memotong kayu yang keras. Dia pun segera kembali ke koloni Rayap dan tak pernah merasa berkecil hati lagi.
(muf/muf)