Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Benarkah Anak Diare Sebaiknya Tidak Minum Susu? Ini Alasannya

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Jumat, 08 Mar 2024 21:35 WIB

Anak Diare Sebaiknya Tidak Minum Susu, Ini Alasannya
Ilustrasi Anak Diare Sebaiknya Tidak Minum Susu, Ini Alasannya/Foto: Getty Images/tylim
Daftar Isi
Jakarta -

Diare termasuk salah satu penyakit yang umum dialami oleh siapa saja di berbagai kalangan usia, termasuk anak-anak. Diare merupakan suatu kondisi ketika seorang anak buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.

Mengutip laman Kemenkes RI, diare adalah defekasi lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir. Penyebab terjadinya diare beragam, Bunda. Biasanya diare yang dialami disebabkan oleh alergi, keracunan makanan, atau kondisi kronis seperti sindrom iritasi usus besar.

Oleh karena itu, makanan yang dikonsumsi anak dapat memengaruhi kondisinya. Saat anak mengalami diare, makanan tertentu yang anak makan dapat membantu sistem pencernaannya kembali normal.

Makanan lain mungkin memperpanjang atau memperburuk gejalanya. Salah satunya adalah susu dan produk turunannya.

Anak Diare Sebaiknya Tidak Minum Susu

Anak harus menghindari sebagian besar produk susu jika anak menderita diare. Meskipun anak tidak memiliki intoleransi laktosa, mereka mungkin masih kesulitan mencernanya.

Dilansir dari Verywell Health, ini terjadi karena produk susu mengandung gula yang disebut laktosa yang dicerna tubuh anak dengan enzim yang disebut laktase. Diare dapat menguras laktase, terkadang parah, sehingga menurunkan kemampuan anak mencerna susu dan produk olahan susu lainnya. Hal ini, pada gilirannya, dapat menyebabkan diare, gas, mual, dan kembung.

Mengutip laman 1mg, susu harus dihindari karena enzim usus yang dibutuhkan untuk mencerna susu hilang saat diare. Susu harus dihindari setidaknya selama 3-4 hari, bahkan setelah diarenya berhenti, sampai enzim diproduksi kembali secara memadai.

Makanan mengandung laktosa yang harus dihindari antara lain:

  • Susu (termasuk susu sapi, kambing, dan kerbau)
  • Keju (terutama keju lunak)
  • Es krim dan yogurt beku
  • Krim dan krim kocok
  • Krim asam
  • Mentega
  • Mentega susu
  • Yoghurt susu murni (tanpa lemak mungkin bermanfaat)
  • Susu bubuk

Daripada mengonsumsi produk susu dan makanan berbahan dasar susu, cobalah yang berikut ini:

  • Susu almond
  • Susu kedelai
  • Susu kacang mete
  • Susu gandum
  • Nasi susu
  • Sorbet non-susu
  • Es krim santan dan yogurt
  • Krimer non-susu bubuk tanpa pemanis

Makanan Lainnya yang Perlu Dihindari saat Anak Diare

7 Makanan Pengganti Sayur agar Kebutuhan Serat & Gizi Anak TerpenuhiIlustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/tylim

Selain susu, ada beberapa makanan yang perlu dihindari ketika anak diare. Melansir dari Everyday Health, ini daftar makanan yang perlu dihindari:

1. Makanan berlemak

Ini termasuk makanan yang digoreng, berminyak, atau berkuah yang dapat memperburuk diare.

2. Sorbitol dan pemanis buatan lainnya

Beberapa ahli menemukan bahwa pemanis buatan memiliki efek pencahar pada sistem pencernaan mereka. Jika anak mengalami diare, sebaiknya hindari permen dan permen karet tanpa gula, minuman ringan diet, dan pengganti gula.

Mengonsumsi gula, termasuk gula buatan, menyebabkan usus memproduksi lebih banyak air dan elektrolit, yang kemudian dapat memperlancar buang air besar dan memicu diare.

3. Makanan yang menyebabkan gas berlebih

Penting untuk mengonsumsi banyak buah dan sayuran setiap hari. Namun saat diare menyerang, sebaiknya hindari pilihan yang cenderung meningkatkan gas usus, seperti kacang-kacangan, brokoli, dan kembang kol, sampai anak merasa lebih baik.

4. Makanan yang sudah basi/rusak

Jauhi makanan yang mungkin salah penanganannya, termasuk makanan yang terlalu lama disimpan di lemari es atau tidak disimpan dengan benar. Daging atau ikan mentah juga bisa menimbulkan masalah.

Daftar Makanan yang Dianjurkan saat Diare

Saat anak mengalami diare, makanan yang anak makan dan hindari sangat penting untuk pemulihan yang lebih cepat. Terdapat istilah diet BRAT yang baik untuk mempercepat penyembuhan diare. Dikutip dari Healthline, diet BRAT meliputi:

  • Pisang
  • Nasi putih
  • Saus apel
  • Roti panggang yang terbuat dari roti tawar

Makanan ini hambar dan rendah serat, sehingga tidak memperparah sistem pencernaan. Makanan-makanan ini juga mengikat, sehingga membantu mengencangkan tinja.

Saat anak menjalani diet BRAT, Bunda bisa mengombinasikan bahan-bahan tersebut, seperti mengoleskan saus apel atau pisang pada roti panggangnya. Anak bisa mengonsumsi makanan tambahan sebagai bagian dari diet hambar. Ini dapat mencakup:

  • Sereal yang dimasak, seperti oatmeal
  • Jus apel yang rendah gula tambahan
  • Kentang panggang atau rebus

Minum banyak cairan dapat membantu anak tetap terhidrasi dan mengganti cairan yang hilang. Opsi untuk dicoba meliputi:

  • Air atau menghisap serpihan es
  • Kaldu bening, seperti kaldu sayur, ayam, atau sapi tanpa lemak apa pun
  • Air yang mengandung elektrolit atau air kelapa dengan vitamin atau elektrolit (cobalah untuk menghindari yang tinggi gula)
  • Solusi seperti oralit
  • Teh tanpa kafein

Setelah anak mulai pulih, anak bisa mencoba menambahkan makanan seperti telur orak-arik dan sayuran matang.

Perawatan dan Pengobatan Diare pada Anak

Banyak kasus diare yang berlangsung singkat dan memberikan respons yang baik terhadap pengobatan rumahan seperti:

  • Pola makan yang dimodifikasi
  • Peningkatan asupan cairan
  • Obat-obatan yang dijual bebas (OTC), seperti obat antidiare yang dapat membantu menghentikan atau memperlambat diare
  • Istirahat yang cukup

Demikianlah penjelasan tentang anak diare sebaiknya tidak diberi susu. Semoga informasinya bermanfaat, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda