Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

6 Kedudukan Anak dalam Islam yang Disebutkan dalam Al-Qur'an

Annisya Asri Diarta   |   HaiBunda

Kamis, 25 Apr 2024 04:00 WIB

Anak dalam Islam
Kedudukan anak dalam Islam/ Foto: Getty Images/Jacob Wackerhausen
Daftar Isi

Dalam pandangan Islam, anak dianggap sebagai anugerah Allah SWT yang harus dijaga dengan penuh kasih sayang dan tanggung jawab. Pentingnya merawat, mendidik dan memperlakukan anak dengan penuh kasih sayang serta keadilan ditekankan dalam ayat-ayat Al-Quran dan hadis.

Mereka dipandang sebagai amanah Allah yang berharga bagi masa depan umat manusia. Hal ini juga merupakan tanggung jawab besar orang tua dalam membimbing anak-anak. Mereka diperintahkan untuk memberikan pendidikan agama, moral, dan akhlak yang baik serta menjaga kesejahteraan dan keamanannya.

Dalam ajaran Islam sangat juga menekankan perlunya melindungi anak-anak dari segala bentuk penindasan, kekerasan, dan eksploitasi. Anak-anak memiliki hak atas perlindungan, keadilan, dan kebebasan dari segala bentuk penindasan atau diskriminasi. 

Di sisi lain, pendidikan yang tinggi untuk anak-anak juga termasuk salah satu prioritas utama dalam ajaran Islam. Hal ini masuk dalam kewajiban orang tua dan masyarakat untuk memberikan pendidikan yang holistik serta mencakup aspek agama, moral, intelektual, sosial dan emosional.

Prinsip ini menjadi landasan yang kokoh bagaimana sebuah pendidikan pada pandangan Islam untuk memberikan bekal dalam pembentukan karakter dan watak anak. Alhasil, pendekatan yang digunakan dalam pendidikan anak adalah pendekatan yang bersifat menyeluruh terhadap semua potensi yang dimiliki anak melalui pendidikan agama Islam. 

Kedudukan anak dalam Islam

Menyadari pentingnya kedudukan anak dalam Islam merupakan langkah awal yang sangat penting bagi setiap orang tua. Dalam buku Pendidikan Anak dalam Dimensi Islam karya Azhari, konsep ini disampaikan dengan jelas dan tegas.

Dalam Islam, anak dianggap sebagai anugerah dan amanah dari Allah SWT yang harus dijaga, dilindungi dan dibimbing dengan penuh kasih sayang serta tanggung jawab. Pada buku yang sama, terdapat 6 kedudukan anak dalam Islam. Berikut deretannya:

1. Amanah dari Allah

Pemahaman tentang anak sebagai amanah dari Allah, merupakan fondasi penting dalam memahami kedudukan anak dalam Islam. Amanah ini mengingatkan orang tua bahwa anak-anak mereka adalah anugerah yang harus dijaga, dipelihara, dan dibimbing dengan penuh tanggung jawab.

Tugas ini tidak hanya berkaitan dengan kebutuhan fisik dan materi anak, tetapi juga dengan perkembangan spiritual dan moral mereka. Anak harus diberikan lingkungan yang aman, penuh kasih sayang, dan penuh perhatian agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pendidikan jasmani, rohani, dan intelektual harus diberikan seimbang, sesuai dengan prinsip-prinsip Islam yang mengedepankan pembentukan karakter yang kuat dan akhlak yang mulia.

Hal ini juga dituangkan dalam Q.S. al-Dzaariyat ayat 56 yang menjelaskan bahwa perintah Allah untuk para orang tua harus menjaga anak agar tumbuh dan hidup sesuai dengan tujuan penciptaan manusia sebagai berikut.


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ - ٥٦

Artinya: Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (QS. Az-Zariyat: 56)

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah juga menggarisbawahi pentingnya kesadaran orang tua akan tanggung jawab mereka terhadap amanah yang diberikan oleh Allah SWT berupa anak-anak. Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban atas bagaimana orang tua menunaikan amanah tersebut, apakah dengan baik atau tidak.

Pendidikan yang dilakukan orangtua terhadap anaknya memang penting dan krusial dalam Islam. Allah berfirman dalam QS. Al-Tahrim ayat 6 sebagai berikut.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Yā ayyuhallażīna āmanụ qū anfusakum wa ahlīkum nāraw wa qụduhan-nāsu wal-ḥijāratu 'alaihā malā`ikatun gilāẓun syidādul lā ya'ṣụnallāha mā amarahum wa yaf'alụna mā yu`marụn

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

2. Anugerah dan nikmat dari Allah

Kehadiran anak membawa kebahagiaan dan memberikan makna yang mendalam dalam kehidupan orang tua. Anak-anak merupakan sumber kebahagiaan yang tak ternilai bagi keluarga, memberikan kehidupan yang penuh warna dan berharga bagi orang tua.

Dengan memahami bahwa anak-anak adalah anugerah dan nikmat dari Allah SWT, orang tua diharapkan akan menghargai, menyayangi, dan merawat mereka dengan penuh kasih sayang dan kepedulian.

Allah berfirman dalam QS. Al Syuura ayat 49-50 sebagai berikut.

لِلّٰهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُ ۗيَهَبُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ اِنَاثًا وَّيَهَبُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ الذُّكُوْرَ ۙ - ٤٩ اَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَّاِنَاثًا ۚوَيَجْعَلُ مَنْ يَّشَاۤءُ عَقِيْمًا ۗاِنَّهٗ عَلِيْمٌ قَدِيْرٌ - ٥٠

Artinya: Milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi; Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan jenis laki-laki dan perempuan, dan menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa (QS. asy-Syura: 49-50).

Apalagi jika anak tersebut adalah anak yang saleh. Mereka adalah kekayaan yang tak ternilai harganya bagi orang tua di dunia dan akhirat kelak.

3. Ujian dan cobaan

Terkadang adanya anak-anak membawa tanggung jawab besar bagi orang tua, yang harus dijalani dengan penuh kesabaran, kebijaksanaan dan keteguhan hati. Anak-anak membawa tantangan dan cobaan bagi orang tua dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal pendidikan, pengasuhan, dan pembinaan karakter.

Orang tua harus menghadapi berbagai perubahan dan tantangan yang muncul seiring dengan tumbuh kembang anak-anak mereka.

Allah berfirman dalam QS. QS. At-Taghabun ayat 15 sebagai berikut.

اِنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌ - ١٥

Artinya: Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah pahala yang besar (QS. At-Taghabun: 15).

Kehadiran anak bisa menjadi ujian bagi orang tua untuk tetap merendahkan diri dan bersyukur atas nikmat Allah SWT. Sebaliknya, terkadang orang tua dapat terjebak dalam perasaan angkuh dan kesombongan karena memiliki anak, sehingga mereka merasa lebih baik atau lebih unggul dari orang lain.

4. Penerus garis keturunan

Kedudukan anak sebagai penerus cita-cita hidup dan kelestarian garis keturunan dari orang tua. Dalam ajaran Islam, pendidikan anak dianggap sebagai salah satu kewajiban yang sangat penting bagi orang tua.

Pendidikan yang diberikan kepada anak tidak hanya seputar ilmu pengetahuan, tetapi juga mencakup aspek moral, spiritual, dan akhlak. Dengan memberikan pendidikan yang baik, orang tua berharap anak-anak mereka dapat tumbuh menjadi generasi yang cerdas, beriman dan bermanfaat bagi agama, bangsa, dan negara.

Oleh sebab itu, penting bagi orang tua untuk selalu berusaha keras dalam mendidik anak-anak mereka, karena pendidikan yang baik akan membawa dampak positif bagi masa depan anak-anak dan juga umat Islam secara keseluruhan.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al Baqarah ayat 133:

اَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاۤءَ اِذْ حَضَرَ يَعْقُوْبَ الْمَوْتُۙ اِذْ قَالَ لِبَنِيْهِ مَا تَعْبُدُوْنَ مِنْۢ بَعْدِيْۗ قَالُوْا نَعْبُدُ اِلٰهَكَ وَاِلٰهَ اٰبَاۤىِٕكَ اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ اِلٰهًا وَّاحِدًاۚ وَنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ - ١٣٣

Artinya: Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Yakub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab, "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya (QS. Al Baqarah: 133).

5. Pelestari pahala orang tua

Anak saleh memang menjadi harapan setiap orang tua yang beriman. Mereka adalah anugerah yang diberikan Allah SWT kepada orang tua sebagai ujian dan amanah yang harus dijaga dan dipelihara dengan baik. Anak saleh bukan hanya sekadar menunjukkan ketaatan dalam ibadah, tetapi juga dalam sikap dan perilaku sehari-hari.

Karakteristik seorang anak saleh tidak hanya tercermin dalam kepatuhannya terhadap aturan agama, tetapi juga dalam sikapnya terhadap sesama. Mereka merupakan individu yang senantiasa berusaha memberikan manfaat bagi orang lain, baik itu dalam bentuk bantuan materi, nasihat atau doa. Anak saleh senantiasa mengutamakan kebaikan dan kemanfaatan bersama dalam segala hal yang dilakukan.

Disebutkan dalam sebuah hadis riwayat Muslim yang bersumber dari Abu Hurairah ra.

عن أبي هريرة رضي الله عنه: أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: إذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثَةِ: إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Artinya: Dari Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah bersabda: "Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak saleh yang mendoakan kepadanya (HR. Muslim).

6. Makhluk independen

Setiap anak memang memiliki takdirnya sendiri yang telah ditentukan oleh Allah SWT. Mereka adalah individu yang memiliki hak dan kemerdekaan dalam menjalani kehidupan mereka sendiri, terlepas dari pengaruh atau paksaan dari individu lain, termasuk orang tua mereka.

Sebagai ciptaan Allah SWT, setiap anak dianugerahi keunikan, potensi dan tujuan hidup yang berbeda-beda. Kehadiran mereka di dunia ini merupakan bagian dari rahasia dan kebijaksanaan-Nya yang tidak selalu dapat dipahami oleh manusia.

Oleh sebab itu, sebagai orang tua, tugas utama adalah mendukung anak-anak dalam menemukan dan mengembangkan jalan hidup mereka sendiri sesuai dengan takdir yang telah Allah tetapkan.

Allah SWT berfirman dalam QS. an-Najm ayat 39-41 sebagai berikut:

وَاَنْ لَّيْسَ لِلْاِنْسَانِ اِلَّا مَا سَعٰىۙ - ٣٩ وَاَنَّ سَعْيَهٗ سَوْفَ يُرٰىۖ - ٤٠ ثُمَّ يُجْزٰىهُ الْجَزَاۤءَ الْاَوْفٰىۙ - ٤١

Artinya: Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna (QS. an-Najm: 39-41).

Doa memohon anak saleh dalam Al-Qur'an

Menilik buku Dahsyatnya Doa Para Nabi oleh Syamsuddin Noor, berikut doa-doa anak saleh dalam Al-Qur'an yang pernah dipanjatkan para nabi dan rasul serta orang-orang bertakwa pilihan Allah SWT. Simak selengkapnya, Bunda untuk mendoakan Si Kecil.

1. Surat Al-Furqan Ayat 74


رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا

Rabbanaa hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrata a'yuniw waj'alnaa lil-muttaqiina imaamaa(n)

Artinya: Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami penyejuk mata dari pasangan dan keturunan kami serta jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.

2. Surat Ali Imran Ayat 35


رَبِّ اِنِّيْ نَذَرْتُ لَكَ مَا فِيْ بَطْنِيْ مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Rabbi innii nadzartu laka maa fii bathnii muharraran fataqabbal minnii, innaka antas-samii'ul 'aliim(u)

Artinya: Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada-Mu apa yang ada di dalam kandunganku murni untuk-Mu (berkhidmat di Baitul Maqdis). Maka, terimalah (nazar itu) dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [Doa Istri Imran atau Ibunda dari Siti Maryam]

3. Surat Ali Imran Ayat 36


وَاِنِّيْٓ اُعِيْذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ

Wa innii u'iidzuhaa bika wa dzurriyyatahaa minasy-syaithaanir-rajiim(i)

Artinya: (Aku) memohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari setan yang terkutuk [Doa Istri Imran atau Ibunda dari Siti Maryam]

4. Surat Ali Imran Ayat 38


رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ

Rabbi hab lii mil ladunka dzurriyyatan thayyiba(tan) innaka samii'ud-du'aa-(i)

Artinya: "Wahai Tuhanku, karuniakanlah kepadaku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa." [Doa Nabi Zakaria AS]


5. Surat Ash-Shaffat Ayat 100


رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ

Rabbi hab lii minash-shaalihiin(a)

Artinya: Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (keturunan) yang termasuk orang-orang saleh. [Doa Nabi Ibrahim AS]


6. Surat Al-Anbiya Ayat 89


رَبِّ لَا تَذَرْنِيْ فَرْدًا وَّاَنْتَ خَيْرُ الْوٰرِثِيْنَ

Rabbi laa tadzarnii fardaw wa anta khairul-waaritsiin(a)

Artinya: Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan), sedang Engkau adalah sebaik-baik waris [Doa Nabi Zakaria AS]

7. Surat Ibrahim Ayat 35


رَبِّ اجْعَلْ هٰذَا الْبَلَدَ اٰمِنًا وَّاجْنُبْنِيْ وَبَنِيَّ اَنْ نَّعْبُدَ الْاَصْنَامَ

Rabbij'al haadzal-balada aaminaw wajnubnii wa baniyya an na'budal-ashnaam(a)

Artinya: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Makkah) negeri yang aman dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari penyembahan terhadap berhala-berhala [Doa Nabi Ibrahim AS]

Demikian ulasan tentang kedudukan anak dalam Islam. Semoga Si Kecil dapat menjadi anak yang sholeh dan membanggakan kedua orang tuanya di dunia dan akhirat kelak ya, Bunda!

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

 

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda