parenting

Aqiqah: Syarat, Hukum, Tata Cara, hingga Jumlah Hewan yang Dikurbankan

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Selasa, 15 Nov 2022 15:19 WIB

Jakarta -

Salah satu cara untuk menyambut bayi yang baru lahir yaitu dengan melaksanakan kegiatan aqiqah. Akan tetapi. sudah tahukah Bunda mengenai hukum aqiqah dan cara pelaksanaannya?

Tradisi aqiqah adalah anjuran untuk menyembelih kambing serta memotong rambut si bayi yang baru lahir. Hukum aqiqah dalam islam sendiri termasuk sunnah muakkad dan dapat dilakukan bagi muslim yang mampu. Tujuan dilaksanakan aqiqah ini yaitu berbagi kebahagiaan kepada orang sekitar sehingga muncul doa terbaik agar Si Kecil tumbuh dengan baik dari fisik maupun akhlaknya.

Syarat Aqiqah

Dalam melaksanakan aqiqah, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi. Hal ini juga akan disesuaikan dengan jenis kelamin dari anak. Berikut ini syarat-syarat aqiqah yaitu:

Banner Pencerah Wajah KusamFoto: HaiBunda/Mia

1. Jumlah hewan aqiqah

Pelaksanaan aqiqah antara anak laki-laki dengan anak perempuan ini memiliki persyaratan yang sedikit berbeda. Di mana jumlah hewan aqiqah yang disembelih untuk anak laki-laki yaitu dua ekor kambing atau domba. Sedangkan jumlah hewan yang dibutuhkan untuk anak perempuan hanya membutuhkan satu ekor kambing atau domba saja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Meski demikian, jumlah ini juga bisa disesuaikan bagi Bunda kurang mampu. Jika tidak mampu untuk menyembelih dua ekor, maka bisa menyembelih satu ekor saja.

2. Perhatikan kondisi hewan aqiqah

Syarat berikutnya yaitu perhatikan kondisi hewan yang akan digunakan untuk pelaksanaan aqiqah. Kondisinyna yaitu hewan tersebut harus berada dalam kondisi sehat, tidak cacat, cukup umur, dan tidak kurus.

Biasanya kambing yang digunakan untuk aqiqah ini memiliki kisaran umur satu tahun dan memiliki jenis kelamin jantan maupun betina. Hukum aqiqah ini memang sunnah muakkad, namun daging aqiqah ini juga disunahkan untuk dimasak terlebih dahulu.

Tata Cara Aqiqah

Setelah memperhatikan syarat aqiqah, terdapat juga tata cara pelaksanaannya. Berikut ini terdapat beberapa ulasan dalam melaksanakan tasyakuran aqiqah yaitu:

1. Perhatikan waktu yang dianjurkan

Untuk melaksanakan aqiqah ini biasanya dilakukan pada waktu yang dianjurkan yaitu hari ketujuh setelah bayi lahir. Apabila hari ketujuh tersebut berhalangan atau tidak sanggup, maka dapat dilaksanakan pada hari keempat belas atau hari kedua puluh satu. Hal ini wajib dilaksanakan oleh seorang muslim yang mampu untuk melaksanakannya.

2. Mencukur rambut anak

Hal yang dilakukan juga dalam pelaksanaan aqiqah yaitu mencukur rambut hingga gundul. Hal ini bertujuan agar bayi dapat terbebas dari godaan syaitan. Dalam mencukurnya juga tidak boleh sembarangan dan disarankan dimulai dari sebelah kanan ke kiri.

3. Memberikan nama anak

Selanjutnya, Bunda juga bisa memberikan nama kepada anak pada hari Aqiqah tersebut. Nama berfungsi sebagai doa sehingga pemberian nama anak ini haruslah nama yang baik pula.

4. Makan bersama

Setelah mengetahui hukum aqiqah dan syarat-syaratnya, hewan dapat disembelih dan membaca doa untuk menyembelih hewan aqiqah. Kemudian daging dapat dimasak terlebih dahulu dan diakhiri dengan melakukan makan bersama, serta memanjatkan doa agar anak tersebut dapat menjadi anak sholeh atau sholehah.

Batas umur aqiqah anak

Aqiqah bagi bayi yang baru lahir adalah salah satu ibadah yang didasarkan atas sabda Nabi Muhammad SAW. Aqiqah juga utamanya dilaksanakan pada hari ke-7, ke-14, atau ke-21 dari kelahiran

Hal ini tertuang dalam sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya sebagai berikut:

"Setiap anak yang baru lahir mempunyai tanggungan dengan memenuhi aqiqahnya, yaitu disembelihkan atasnya binatang pada hari ke tujuh, dicukur rambutnya dan diberikan nama padanya." (HR. Hasa'i, Ibnu Majar, dan Tirmidzi).

Jika orang tua belum mampu melakukan aqiqah untuk sang anak, aqiqah boleh dilaksanakan pada haru sesudahnya sebelum anak dewasa. Yang lebih utama adalah hari ke-14 dan ke-21 setelah kelahiran anak. Oleh sebab itu, jika bayi meninggal dunia sebelum hati ketujuh, maka tidak diaqiqahi.

Aqiqah anak lebih dari 21 hari

Dirangkum buku Fiqih Aqiqah susunan Tim Redaksi Media Zikir, kewajiban umur seseorang untuk melaksanakan aqiqah ialah hingga anak baligh. Meski begitu, Dr. Wahbah Az-Zuhaili dalam kitabnya yang berjudul Fiqh Al-Islami wa Adilatuhu mengatakan, aqiqah tidak dikhususkan kepada anak yang masih kecil saja.

Orang tua perlu melaksanakan aqiqah anak yang lahir walaupun selesai dia baligh. Tidak ada batas akhir bagi ibadah aqiqah.

Aqiqah saat dewasa

Aqiqah saat dewasa masih menjadi perdebatan oleh para ulama, Bunda. Namun, ada beberapa pendapat kuat yang memperbolehkan hal ini.

Jika ternyata ketika kecil seseorang belum diaqiqah, ia bisa melakukan aqiqah saat dewasa. Para pengikut Imam Syafi'i juga berpendapat demikian, Bunda. Menurut mereka, anak-anak yang sudah dewasa dan belum diaqiqahi oleh orang tuanya dianjurkan untuk melakukan aqiqah sendiri.

Imam al-Hasan al-Bashri mengatakan, jika seseorang belum diaqiqahkan (saat dewasa), maka mereka boleh mengaqiqahkan dirinya, terutama jika mereka adalah laki-laki.

"Jika dirimu belum diaqiqahkan, aqiqahkanlah untuk dirimu sendiri kalau memang kamu adalah laki-laki," katanya dirangkum buku Fiqih Praktis Sehari-hari karya Farid Nu'man.

Manfaat aqiqah untuk anak

Mengutip dari buku Mukjizat Doa Air Mata Ibu karya Ahmad Sudirman Abbas, ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan Si Kecil jika melaksanakan aqiqah, Bunda. Berikut ini deretannya:

1. Sarana pendekatan diri

Manfaat aqiqah bagi anak menurut Ibu Qayyim adalah sebagai sarana pendekatan diri kepada Allah, Bunda. Aqiqaah mengandung sifat murah hati dan sifat mengalahkan kekikiran jiwa.

2. Melepaskan gadaian anak

Sebuah hadis mengungkapkan bahwa anak lahir dalam keadaan tergadai. Karena itu, anak harus ditebus dengan aqiqah.

Aqiqah berfungsi untuk melepaskan tanggungan anak yang tergadaikan hingga ada peluang antara anak dan orang tua untuk saling memberi syafaat.

3. Melestarikan ajaran Islam

Aqiqah bermanfaat untuk melestarikan ajaran Islam yang menggantikan kebiasaan jahiliyah. Tak hanya itu, aqiqah berfungsi untuk mengagungkan kedudukan nasab atau pertalian kekeluargaan dengan cara mengumumkan atau mempermaklumkan.

4. Bukti rasa syukur

Aqiqah merupakan bukti rasa syukur yang ditampakkan ketika menerima nikmat (kelahiran bayi), Bunda. Rasa syukur ini dinyatakan dalam bentuk memberi makanan kepada orang banyak.

Simak juga video berikut mengenai tanaman yang dianggap hoki dalam Islam. 

(ziz/ziz)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT