PARENTING
7 Kesalahan Parenting dari Orang Tua yang Bercerai pada Anaknya
Annisya Asri Diarta | HaiBunda
Kamis, 09 May 2024 08:05 WIBPerceraian orang tua tentu saja memberikan dampak langsung kepada anak. Tak jarang, Si Kecil menjadi saksi dari konflik antara orang tua dan terpaksa untuk beradaptasi dengan perubahan besar dalam kehidupan keluarga.
Anak akan merasa bingung, terluka dan kehilangan arah ketika orang tua bercerai. Dilansir dari laman WebMD, Pakar Keluarga dan Perceraian, Gary Neuman mengatakan anak-anak yang paling terpukul akibat berakhirnya hubungan orang tua, apalagi diminta untuk menjadi perantara perdamaian saat Si Kecil sedang berduka.
Sementara itu, perceraian menyebabkan anak-anak merasa terpisah dan terbagi antara dua orang tua serta dua rumah. Secara tidak langsung, Si Kecil merasa kehilangan stabilitas, rutinitas, dan rasa keamanan yang mereka alami sebelumnya. Perasaan ini bisa meningkatkan kecemasan dan ketidakpastian mereka tentang masa depan.
Perceraian juga dapat memicu perasaan kesedihan, marah, dan kehilangan identitas pada anak-anak. Perasaan kehilangan perhatian dan kasih sayang yang mereka terima ketika orang tua masih bersama, serta kehilangan keyakinan akan kemampuan orang tua untuk menjaga dan melindungi mereka.
Dalam proses ini, sering kali terjadi kesalahan orang tua yang tidak disadari, sehingga mempengaruhi anak secara emosional, mental, dan bahkan fisik. Menyadari dan memahami kesalahan-kesalahan tersebut merupakan langkah pertama yang penting dalam memperbaiki dampak negatif pada anak-anak.
Kesalahan parenting orang tua yang bercerai pada anaknya
Ketika orang tua bercerai pastinya terdapat kesalahan parenting pada Si Kecil. Berikut perilaku yang perlu dihindari orang tua saat bercerai, dikutip dari Children Centered Divorce:
1. Berkelahi di sekitar anak-anak
Dampak konflik dan pertengkaran dengan intensitas yang tinggi antara orang tua pada anak-anak bisa sangat merusak, bahkan jika anak hanya mendengar pertengkaran itu walaupun terjadi melalui telepon atau di ruangan lain. Konflik tersebut tidak hanya menyebabkan rasa sakit dan kebingungan pada anak, tetapi juga dapat menciptakan rasa tidak aman yang mendalam.
Penelitian menunjukkan bahwa paparan terus-menerus terhadap konflik orang tua dapat mengubah struktur dan fungsi otak anak. Hal ini bisa mengakibatkan kerusakan emosional, psikologis, mental dan fisik pada anak-anak.
Dampaknya bisa berlangsung seumur hidup dan mempengaruhi kemampuan mereka untuk berinteraksi sosial, mengatur emosi, dan mempertahankan hubungan yang sehat di masa dewasa.
2. Meminta anak untuk memilih
Menanggung beban dalam mengambil keputusan atau memilih pihak dalam perceraian sangat merugikan bagi anak-anak. Mereka mungkin merasa bersalah, terluka, cemas dan bingung, terutama jika anak merasa harus memilih satu orang tua atas yang lain.
Apa pun pilihan yang dibuat, hal itu akan terasa seperti keputusan yang sulit dan membuat mereka merasa kalah. Sebagai orang tua, lebih baik memberitahu anak-anak tentang keputusan yang diambil, sehingga tanggung jawab tetap ada pada Bunda.
Hal ini akan membantu mencegah anak untuk merasa harus memilih atau bertanggung jawab atas situasi perceraian. Meski sulit bagi mereka untuk menerima keputusan dari orang tua, penting untuk membiarkan mereka merasa aman dan tidak menyalahkan diri sendiri atas situasi yang terjadi.
3. Membiarkan anak merasa disalahkan
Anak sering kali melihat orang dewasa sebagai makhluk sempurna dan menganggap bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah tanggung jawab orang tua. Jika Bunda gagal memberi tahu anak-anak bahwa perceraian bukanlah kesalahan mereka, mereka mungkin akan menyalahkan diri sendiri atas situasi tersebut.
Anak bisa saja akan berpikir, "Mungkin aku nakal. Mungkin aku harus rukun dengan saudara, mendapat nilai lebih baik atau membersihkan kamar dengan lebih baik."
Mendengar dari orang tua bahwa mereka tidak bersalah dapat memberi anak-anak kepastian dan kenyamanan dalam situasi yang penuh ketidakpastian. Hal ini juga membantu mereka memahami bahwa mereka tetap dicintai dan didukung oleh kedua orang tua, walaupun orang tua tidak tinggal bersama lagi.
4. Mengabaikan ketakutan terdalam anak
Ketakutan akan kehilangan Bunda atau Ayah merupakan beban emosional yang sangat besar bagi anak yang menghadapi perceraian orang tua. Hal ini menimbulkan rasa tidak aman yang mendalam, malu, rasa bersalah, serta kekacauan batin dan ketakutan akan masa depan.
Anak perlu diberi tahu bahwa perceraian hanya mengubah dinamika rumah tangga, bukan cinta dan kasih sayang antara orang tua dan anak. Bunda dan Ayah juga perlu mengkomunikasikan dengan jelas kepada anak bahwa meski kedua orang tua tidak lagi tinggal bersama, mereka tetap selalu menjadi orang tua seutuhnya.
Jelaskan kepada mereka bahwa perceraian tidak akan pernah mengubah kedua orang tua menjadi kurang peduli atau kurang mencintai. Cara ini dapat membantu mengurangi rasa takut akan kehilangan salah satu dari kedua orang tua dan mengurangi rasa cemas yang akan mereka rasakan.
5. Mempercayakan informasi orang dewasa pada anak
Sering kali, orang tua berusaha untuk menarik kesetiaan, simpati, atau dukungan emosional dari anak dalam situasi perceraian. Ketika orang tua merasa bahwa mengungkapkan alasan-alasan tertentu untuk perceraian, seperti perselingkuhan, akan memberikan pembenaran atas keputusan yang diambil.
Namun, mengungkapkan informasi yang terlalu dewasa atau mengajak anak terlibat dalam konflik orang dewasa sangat mengganggu dan merenggut masa kecil mereka. Anak belum memiliki kapasitas untuk memahami atau memecahkan masalah hubungan orang tua.
Ketika orang tua membicarakan masalah rumah tangga dengan anak, hal ini menyebabkan anak merasa terbebani secara emosional dan mengalami tekanan yang tidak seharusnya mereka tanggung. Anak akan merasa bertanggung jawab atas kesulitan dalam hubungan orang tua atau merasa terlibat secara langsung dalam masalah tersebut.
6. Terlibat dalam keterasingan orang tua
Melarang atau menghalangi anak untuk memelihara hubungan yang positif dengan orang tua yang lain menyebabkan mereka merasa terisolasi, bingung, dan kesepian. Hal ini menimbulkan perasaan amarah, kebencian, dan kehilangan pada anak ketika mulai tumbuh dewasa.
Tindakan tersebut juga menyebabkan ketidakstabilan emosional dan psikologis pada anak, serta memengaruhi hubungan mereka dengan kedua orang tua dan orang lain di sekitar mereka.
Sebagai orang tua yang bertanggung jawab, penting untuk memprioritaskan kesejahteraan anak di atas segalanya. Salah satunya dengan memberikan dukungan dan kesempatan bagi anak untuk menjalin hubungan yang sehat dengan kedua orang tua, walaupun orang tua sudah tidak lagi bersama.
Jangan biarkan ego atau perasaan pribadi menghalangi anak dari hak mereka untuk mencintai dan merasa dicintai oleh kedua orang tua.
7. Berbohong kepada anak
Sengaja berbohong kepada anak dengan tujuan untuk memanipulasi perhatian merupakan tindakan yang tidak hanya egois, tetapi juga merugikan dan menyakitkan bagi mereka. Ketika anak tumbuh dewasa dan menyadari kebohongan yang telah mereka terima, Si Kecil akan merasa kecewa, terkhianati, dan kehilangan kepercayaan Bunda atau Ayah sebagai orang tua.
Kebohongan semacam itu dapat mengganggu hubungan antara orang tua dan anak, serta menciptakan ketidakstabilan emosional dan psikologis pada anak. Selain itu, masalah ini juga menyebabkan anak merasa bingung, tidak aman, dan kehilangan arah dalam kehidupan mereka.
Demikian ulasan tentang kesalahan parenting dari orang tua yang bercerai pada anak. Semoga bermanfaat, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)Simak video di bawah ini, Bun:
5 Hal yang Menyebabkan Emosi Anak Tak Stabil, Termasuk Kelelahan & Lapar
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Bunda Perlu Tahu, Pentingnya Mengajarkan Kejujuran pada Anak Sejak Dini
Studi: Bertengkar di Depan Anak Merusak Kesehatan Otaknya
Anak Tak Mau Ditinggalkan dan Cemas Berpisah, Harus Bagaimana?
Tips Agar Anak Tak Jadi Pelampiasan Emosi Bunda
TERPOPULER
5 Potret Pevita Pearce dan Suami Pebisnis Malaysia yang Ulang Tahun, Beri Ucapan Manis
Diskon Besar-besaran Produk Elektronik, AC Split 1 PK hingga LED TV
Momen Anissa Aziza Istri Raditya Dika Jalani Ibadah Umrah, Penampilannya Curi Perhatian
Jalan Kaki 10.000 Langkah Setiap Hari, Ini yang Terjadi pada Tubuh
Resign dari Bank, Perempuan Ini Pilih Jadi Pemetik Buah Bergaji Rp300 Ribu/Jam di Australia
REKOMENDASI PRODUK
20 Botol Minum Lucu untuk Anak, Keunggulan, dan Estimasi Harganya
ZAHARA ARRAHMAREKOMENDASI PRODUK
10 Lotion Bayi & Anak untuk Merawat Kulit Kering dan Sensitif, Pilih yang Terbaik
Asri EdiyatiREKOMENDASI PRODUK
Botol Susu: Tips Memilih, Cara Sterilisasi untuk Jaga Kesehatan Bayi & Rekomendasinya
Azhar HanifahREKOMENDASI PRODUK
11 Rekomendasi Highlighter yang Bikin Makeup Lebih Stand Out
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Sunscreen untuk Ibu Menyusui yang Aman dan Bagus
Dwi Indah NurcahyaniTERBARU DARI HAIBUNDA
5 Potret Pevita Pearce dan Suami Pebisnis Malaysia yang Ulang Tahun, Beri Ucapan Manis
Diskon Besar-besaran Produk Elektronik, AC Split 1 PK hingga LED TV
9 Rekomendasi Film Dion Wiyoko dari Berbagai Genre Terbaik Rating Tertinggi
Momen Anissa Aziza Istri Raditya Dika Jalani Ibadah Umrah, Penampilannya Curi Perhatian
Anak Suka Pilih-pilih Makanan, Picky Eater atau Selective Eater?
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
DJ Panda Tak Bisa Ngelak Disinggung Pernah Niat Celakai DJ Bravy
-
Beautynesia
Tanpa Disadari, Ini 3 Hal yang Dilakukan Orang dengan Amarah Terpendam
-
Female Daily
All Eyes on You! frank green Rilis Botol Minum Glow in The Dark yang Curi Perhatian
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Viral di TikTok, 'Cougar Puberty' Jadi Istilah Baru Jelang Menopause
-
Mommies Daily
MD New Parents 101: Review dan Rekomendasi Korset Ibu Melahirkan