Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Tidak Bisa Asal, Ini 5 Cara Meminta Maaf yang Tepat kepada Anak

Annisya Asri Diarta   |   HaiBunda

Senin, 01 Jul 2024 21:25 WIB

9 Cara Mengatasi Kenakalan Remaja dengan Bijak, Efektif, dan Tanpa Kekerasan
Ilustrasi Bunda dan anak/Foto: Getty Images/1shot Production
Daftar Isi
Jakarta -

Ketika orang tua memiliki salah, tentunya perlu meminta maaf pada Si Kecil. Meminta maaf pada anak mungkin terdengar sederhana, tetapi sebetulnya merupakan tindakan yang membutuhkan ketulusan dan pemahaman mendalam.

Seperti yang Bunda ketahui terkadang meminta maaf dirasa begitu sulit, tetapi harus dilakukan untuk mempertahankan hubungan antara orang tua dan anak. Sebagai orang tua, Bunda sering kali berpikir bahwa harus selalu benar dan tahu segalanya. Namun, kenyataannya Bunda juga adalah manusia yang bisa berbuat kesalahan.

"Jika Bunda telah menyakiti anak dengan kata-kata atau tindakan yang tidak menyenangkan, jangan abaikan penderitaan yang diakibatkannya. Rangkullah rasa bersalah, perasaan yang mengandung pengakuan atas kesalahan yang dapat memicu perilaku prososial. Pindahlah ke dalam rasa bersalah Bunda dan katakan, 'Bunda salah,'" ujar Jeremy Ruckstaetter, profesor konseling di Covenant Theological Seminary di St. Louis, Mo, dikutip dari The New York Times Magazine.

Mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada anak bukan hanya menunjukkan tanggung jawab, tetapi juga memberikan contoh penting tentang bagaimana berperilaku saat salah. Saat Bunda meminta maaf kepada anak, Bunda mengajarkan mereka nilai-nilai kejujuran dan kerendahan hati.

Anak yang melihat orang tua mengakui kesalahan dan berusaha memperbaikinya, mereka akan belajar untuk melakukan hal yang sama dalam kehidupan mereka sendiri. Hal ini termasuk bagian penting dari pembentukan karakter dan hubungan yang sehat antara orang tua dan anak.

Namun, meminta maaf kepada anak tidak selalu mudah. Banyak orang tua merasa khawatir bahwa mengakui kesalahan akan merusak otoritas.

Padahal, sikap ini justru bisa memperkuat hubungan dengan anak. Ketika anak melihat bahwa orang tua berani mengakui kesalahan dan meminta maaf, mereka akan merasa lebih dihargai dan dipahami.

Cara meminta maaf kepada anak

Walaupun meminta maaf pada Si Kecil terasa sulit, Bunda dan Ayah dapat melakukan langkah-langkah berikut yang dikutip dari Parents:

1. Mengenali perasaan anak yang tersakiti

Salah satu cara memulai agar bisa meminta maaf kepada anak dengan tepat, yakni mengenali perasaan Si Kecil dan menyadari kesalahan yang telah dilakukan. Orang tua dan Si Kecil akan kembali bersama dan hubungan dapat diperbaiki. 

"Menakutkan bagi seorang anak ketika orang tuanya marah terhadapnya," kata Tovah P. Klein, seorang direktur Barnard College Center for Toddler Development, seperti dikutip dari Parents.

Permintaan maaf merupakan langkah penting dalam membangun hubungan yang sehat dan saling menghargai dengan anak. Ketika Bunda mengatakan, "Maaf, Bunda bereaksi berlebihan dan membentak. Bunda tahu itu membuat kamu merasa tidak enak. Lain kali Bunda akan mencoba menunjukkan kepada kamu apa yang Bunda maksud terlebih dahulu, agar kamu tidak melakukannya."

Dengan begitu Bunda telah menunjukkan kesadaran akan kesalahan dan berusaha untuk memperbaikinya. Cara ini adalah contoh permintaan maaf yang baik karena mencakup pengakuan kesalahan, empati, dan rencana perbaikan untuk masa depan.

2. Menerima tanggung jawab atas kesalahan yang telah dilakukan

Seorang profesor perguruan tinggi dan penulis buku terlaris New York Times, Susan Shapiro mewawancarai banyak anak dewasa yang merasa dirugikan oleh orang tua saat masih anak-anak. Pada semua kasus, anak-anak mengungkapkan keinginan yang kuat untuk merasa didengarkan, dipahami, dan dicintai.

Hal ini merupakan kebutuhan dasar yang mendasari banyak interaksi mereka dengan orang tua. "Mengakui kesalahan, pelanggaran, atau ketidakpekaan adalah langkah pertama untuk meminta maaf dengan benar," ujarnya seperti dikutip dari buku The Forgiveness Tour: How to Find the Perfect Apology.

3. Menjelaskan mengapa itu terjadi

Mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada anak adalah langkah penting dalam membangun hubungan yang sehat dan saling menghormati.

"Orang tidak selalu sadar diri. Mereka sudah mengakar dalam peran, dan mengubah dinamika itu sulit," tutur Susan.

Kesadaran ini sangat penting ketika Bunda berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan. Jika Bunda memberi anak alasan mengapa perilaku tidak pantas itu terjadi, hal itu akan memanusiakan Bunda dan menciptakan ruang untuk belas kasih.

Dengan memberikan alasan di balik perilaku tersebut, Bunda memanusiakan diri sendiri di mata Si Kecil. Mereka melihat bahwa Bunda juga memiliki kelemahan dan emosi yang kadang-kadang sulit dikendalikan.

Langkah ini tidak hanya mengurangi jarak emosional antara Bunda dan anak, tetapi juga memberikan contoh yang baik tentang bagaimana mengelola kesalahan serta emosi.

4. Berjanji untuk tidak terjadi lagi dengan tindakan

3 Kesalahan Orang Tua dalam Mendidik yang Membuat Anak Jadi Agresif Menurut PakarIlustrasi Bunda dan anak/Foto: Getty Images/FatCamera

Permintaan maaf dari Bunda kepada Si Kecil tidak hanya tentang mengakui kesalahan, tetapi juga tentang menunjukkan empati dan memperbaiki hubungan. Permintaan maaf yang tulus menunjukkan empati dan koneksi, hingga akhirnya membantu hubungan anak di kemudian hari.

Ketika Bunda meminta maaf, penting untuk fokus pada perilaku dan dampaknya pada anak. Misalnya, setelah bereaksi berlebihan dan membentak anak, Bunda bisa mengatakan, "Maaf, Bunda bereaksi berlebihan dan membentak kamu, Nak. Bunda tahu itu membuat kamu merasa tidak enak."

Melalui cara tersebut, Bunda dapat mengakui kesalahan dan menunjukkan bahwa Bunda memahami efeknya pada perasaan anak. Dalam upaya menunjukkan bahwa Bunda berencana berusaha lebih keras di masa depan, tambahkan rencana konkret untuk memperbaiki perilaku.

Misalnya, Bunda bisa mengatakan, "Lain kali Bunda akan mencoba menarik napas dalam-dalam daripada membentakmu." Hal ini menunjukkan bahwa Bunda sudah berkomitmen untuk mengubah perilaku dan mencegah kesalahan yang sama terulang. 

5. Mengakui kesalahan dengan tegas dan ringkas

Mengakui kesalahan dengan jujur dan terbuka mengajarkan anak bahwa melakukan kesalahan adalah bagian dari kehidupan dan yang penting adalah bagaimana Bunda menanganinya. Mengatakan permintaan maaf dengan singkat dan tulus menunjukkan kepada Si Kecil bahwa tidak ada orang yang sempurna.

"Seiring bertambahnya usia anak-anak, permintaan maaf yang baik mengajarkan mereka bahwa terdapat ruang untuk memperbaiki dan berhubungan kembali terutama jika mereka telah menyakiti seseorang," ungkap Tovah P. Klein.

Ketika Bunda memberikan contoh permintaan maaf yang jelas dan ringkas, Bunda akan mengajari anak-anak cara untuk melakukannya, sehingga dapat mempersiapkan mereka guna menjalin hubungan yang lebih sehat. Permintaan maaf yang singkat dan tulus juga mengurangi risiko pembenaran diri.

Misalnya, setelah bereaksi berlebihan terhadap anak, Bunda bisa mengatakan, "Maaf, Bunda bereaksi berlebihan tadi. Bunda akan berusaha lebih baik lain kali." Langkah ini menunjukkan pengakuan atas kesalahan Bunda tanpa memberikan alasan yang bisa terdengar seperti pembenaran.

Demikian ulasan tentang cara meminta maaf kepada Si Kecil yang tepat. Semoga bermanfaat, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis! 

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda