HaiBunda

PARENTING

Kisah Keluarga Nabi Muhammad yang Tidak Masuk Islam sampai Wafat

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Jumat, 21 Jun 2024 10:21 WIB
Ilustrasi Muslim/ Foto: Getty Images/iStockphoto/delihayat
Jakarta -

Nabi Muhammad SAW dibesarkan dalam keluarga yang selalu mendukungnya berdakwah menyebarkan agama Islam. Salah satu keluarga yang sangat mendukungnya adalah sang paman, Abu Thalib.

Ia sering kali menggagalkan upaya kaum kafir Quraisy menyakiti Nabi, Bunda. Ia juga selalu berdiri di garda terdepan untuk melindungi Rasulullah SAW.

Tapi meski selalu pasang badan, Abu Thalib adalah keluarga Nabi yang tidak masuk Islam sampai akhir hayatnya. Tahun kematiannya disebut juga 'amul huzn, yakni tahun duka cita di mana Rasulullah SAW dirundung kesedihan karena wafatnya sang paman dan sang istri pertama Khadijah.


Nabi Muhammad SAW dibesarkan oleh Abu Thalib

Nabi Muhammad SAW lahir di kota Makkah pada hari Senin 12 Rabi'ul Awwal. Sebelum kelahirannya, Nabi Muhammad telah kehilangan sang ayah Abdullah bin Abdul Muthalib yang meninggal karena sakit.

Saat berusia 6 tahun, Nabi kembali merasakan kesedihan karena ibunya Aminah binti Wahb jatuh sakit dan meninggal dunia. Sejak saat itu, Nabi pun menjadi yatim piatu dan diasuh oleh sang kakek Abdul Muthalib. Kakek Nabi merupakan seorang yang terkemuka di kota Makkah, Bunda.

Nabi diasuh oleh kakeknya selama dua tahun karena sang kakek wafat. Maka atas wasiat sang kakek, Nabi pun diasuh oleh pamannya yakni Abu Thalib.

Dilansir buku Kisah Nabi Muhammad SAW karya Ajen Dianawati, paman Nabi ini memiliki banyak anak dan kehidupannya sangat miskin. Ia bekerja sebagai pedagang untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari. Tapi meski begitu, ia sangat sayang dengan Nabi Muhammad SAW.

Abu Thalib merupakan orang yang berjasa dalam perjalanan Nabi berdagang. Ia menasihati Nabi untuk bergabung dengan kafilah dagang milik Khadijah, yang kemudian dipersunting Nabi menjadi istrinya.

Abu Thalib selalu melindungi Nabi Muhammad SAW

Dalam buku Agungnya Taman Cinta Sang Rasul karya Ustadzah Azizah Hefni dijelaskan bahwa Abu Thalib adalah orang yang sangat disegani dan terpandang di kalangan kaum Quraisy. Ia memiliki kebijaksanaan yang tinggi.

Walaupun tidak masuk Islam, kasih sayangnya kepada Rasulullah SAW membuatnya selalu berdiri membela keponakannya itu dari kezaliman kaum kafir Quraisy, Bunda. Pernah suatu ketika, Rasulullah SAW datang menemuinya dalam keadaan sedih. Abu Thalib cemas melihat kesedihan di wajah keponakannya.

Saat itu, Abu Thalib bertanya alasan keponakannya bersedih. Rasulullah SAW lalu berkata bahwa beliau telah dilempari kotoran dan darah saat sedang bersujud di Ka'bah. Mendengar itu, Abu Thalib naik pitam. Ia segera bangkit dengan memegang sebilah pedang di tangan kanannya, sementara di tangan kirinya menggandeng Rasulullah SAW.

Abu Thalib mengajak Rasulullah SAW ke Ka'bah. Di sana mereka mendekati gerombolan kaum kafir Quraisy dan berkata:

"Demi Dzat yang diimani Muhammad! Jika ada di antara kalian yang menyegerakan berdiri, au akan menyegerakan kematian kalian dengan pedangku!" katanya.

Kemudian, Abu Thalib mengusap semua kotoran dan darah yang masih menempel di tubuh Rasulullah SAW, dan melemparkan ke muka mereka. Sikap Abu Thalib tersebut memicu dendam di benak para kafir Quraisy.

Ilustrasi suasana Mekah/ Foto: Getty Images/GCShutter

Abu Thalib tak masuk Islam tapi menghargai agama Rasulullah SAW

Abu Thalib menjadi salah satu anggota keluarga Nabi yang tidak memeluk Islam sampai akhir hayatnya. Padahal, anaknya Ali bin Abi Thalib termasuk orang pertama yang masuk Islam, Bunda.

Saat Ali bin Abi Thalib masuk Islam, ia sempat mengalami masa-masa khawatir dan takut atas kesilaman yang telah dilakukannya akan membuat sang ayah marah. Dikutip dari buku Biografi Ali bin Abi Thalib karya Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi, Ali bin Abi Thalib pun berusaha menyembunyikan kesilamannya dan tak berani menampakannya.

Hingga suatu kali, Abu Thalib melihat putranya itu beribadah di belakang Rasulullah SAW. Seusai beribadah, Abu Thalib lalu bertanya, "Hai anak laki-laki saudaraku! Agama apakah itu yang aku lihat engkau mengikutinya?"

Dengan lembut dan ramah, Rasulullah SAW menjawab, "Pamanku, ini adalah agama Allah, agama malaikat-Nya, agama para Rasul-nya, dan agama bapak kami, Ibrahim. Allah menetapkan aku sebagai utusan dengan membawa agama ini kepada segenap hamba-Nya. Dan engkau pamanku, adalah orang lebih berhak aku beri nasihat untuk mengikutinya dan aku menyerukannya kepada petunjuk itu, dan orang yang lebih berhak melaksanakan seruanku ini kepadanya dan membantu aku dalam menyampaikan seruanku."

Mendengar itu, Abu Thalib lalu menjawab, "Hai anak saudaraku! Sesungguhnya aku tidak sanggup berpisah dari agama para orang tuaku yang dahulu dan apa-apa yang telah dilakukan mereka. Sungguh pun demikian, demi Allah, tidak ada sesuatu pun yang engkau benci yang dapat disampaikan kepadaku selama aku masih ada."

Lalu, Ali bin Abi Thalib berkata, "Ayah, aku telah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Aku mempercayai dan membenarkan agama yang telah dibawa olehnya. Dan aku bertekad untuk mengikuti jejaknya."

Mendengar penuturan anaknya, Abu Thalib lantas berkata, "Sudah pasti ia mengajakmu ke arah kebajikan. Oleh karena itu, tetaplah kau bersamanya."

Sejarah mencatat kegigihan Abu Thalib dalam membela Islam. Abu Thalib adalah paman Rasulullah SAW yang selalu membela dan melindungi beliau. Walaupun ia tak pernah menyatakan atau mengumumkan keislamannya, tetapi ia tetap menganggap ajaran-ajaran Rasulullah SAW adalah ajaran yang benar, Bunda.

"Namun, sekalipun begitu, Abu Thalib masih belum menyatakan keislamannya secara verbal, bahkan sampai akhir hayatnya. Namun, selama Rasulullah SAW berdakwah, Abu Thalib selalu sejalan dengan beliau. Ia bahkan senang dengan ajaran-ajaran Islam yang dibawa keponakannya. Ia juga telah mengorbankan begitu banyak hal berharga dari dirinya untuk memuluskan jalan dakwa Rasulullah SAW," tulis Ustadzah Azizah Hefni dalam bukunya.

Demikian kisah paman Nabi Muhammad SAW, Abu Thalib yang tidak masuk Islam sampai wafat. Semoga kisah ini bisa menjadi inspirasi yang positif bagi Bunda dan keluarga.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/ank)

Simak video di bawah ini, Bun:

12 Indikator Keluarga Sehat Menurut Kemenkes RI, Keluarga Bunda Termasuk?

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Miris, Viral Perempuan Melahirkan Malah Dimaki-maki Mertua

Kehamilan Annisa Karnesyia

Cerita Sule Kartu Kredit Membengkak Akibat Akun Roblox Anak

Parenting Amira Salsabila

Tampil Nyentrik, 5 Potret Intan Ayu Pemain 'Di Sini Ada Setan' Bareng Suami & Anak

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Unboxing Hampers Ulang Tahun Biel Putri Denny Sumargo, Isinya Tak Disangka-Sangka

Parenting Nadhifa Fitrina

5 Potret Syahrini Pulang ke Indonesia, Rayakan Ultah Bareng Baby R

Mom's Life Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Tampil Nyentrik, 5 Potret Intan Ayu Pemain 'Di Sini Ada Setan' Bareng Suami & Anak

Miris, Viral Perempuan Melahirkan Malah Dimaki-maki Mertua

Unboxing Hampers Ulang Tahun Biel Putri Denny Sumargo, Isinya Tak Disangka-Sangka

Cerita Sule Kartu Kredit Membengkak Akibat Akun Roblox Anak

7 Manfaat Tomat Mentah untuk Wajah, Salah Satunya Mencegah Kanker Kulit Bun!

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK