Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Kisah Halimah As Sa'diyah, Pengasuh yang Menyusui Rasulullah SAW saat Kecil

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Jumat, 22 Mar 2024 15:40 WIB

Arab woman with veil against orange yellow sky
Kisah Halimah As Sa'diyah, Pengasuh yang Menyusui Rasulullah SAW saat Kecil/Foto: Getty Images/iStockphoto/vanbeets
Jakarta -

Mengenal kisah Rasulullah SAW tentunya tak terlepas dari deretan sosok ibu susu beliau. Salah satunya yakni kisah Halimah As Sa'diyah yang menyusui Rasulullah SAW saat kecil.

Dalam tradisi bangsa Arab, mencarikan ibu susu untuk bayinya merupakan tradisi yang lazim dilakukan. Biasanya, orang-orang Arab memilih daerah pedesaan untuk mencari ibu susu.

Ada beberapa alasan mengapa mereka lebih mengutamakan daerah pedesaan sebagai tempat penyusuan dan tumbuh kembang anaknya, yaitu sebagai berikut:

1. Lingkungan pedesaan udaranya masih bersih dan sehat, baik untuk kesehatan anak.
2. Orang desa dikenal memiliki karakter santun dan menjaga tata krama.
3. Orang desa memiliki kemampuan berbahasa yang murni dan fasih.

Kisah Halimah As Sa'diyah

Tradisi mendapatkan ibu susu ini juga dilalui Nabi Muhammad SAW. Usai dilahirkan, Nabi Muhammad sempat disusui oleh ibunya kemudian ia disusui ibu susu yang bernama Tsuwaibah selama beberapa hari. Tsuwaibah merupakan seorang budak dari Abu Lahab, paman Nabi Muhammad.

Selanjutnya, Abdul Muthalib pun mencarikan ibu susuan untuk cucu kesayangannya, Muhammad. Pergilah Abdul Muthalib dan Aminah untuk mencarikan ibu susu untuk Muhammad. Mereka pergi ke sebuah pedesaan Bani Saád.

Nabi Muhammad kemudian ditawarkan kepada ibu-ibu susu dari Bani Saád. Awalnya ibu-ibu susu dari Kabilah Bani Saád berdatangan untuk melihat bayi Muhammad. Namun, ketika mengetahui Muhammad seorang yatim, mereka menolaknya. Sebab, mereka mengharapkan kebaikan atau imbalan materi setimpal dari jasa mereka menyusui Muhammad.

Mereka berpikir, Muhammad seorang anak yatim lagi tidak banyak hartanya. Lalu, apa yang bisa diberikan oleh ibu dan kakeknya untuk mereka? Apalagi saat itu ialah musim kering. Masyarakat berada dalam masa paceklik.

Hingga sampailah tawaran itu kepada Halimah As Sa'diyah. Halimah dan keluarganya bukanlah golongan yang berkecukupan di desanya. Ia dan keluarganya hidup dalam kekurangan. Ia datang melihat bayi Muhammad dengan mengendarai keledai putih yang kurus.

Awalnya, Halimah pun ingin menolak. Ia sudah akan beranjak pergi meninggalkan bayi Muhammad. Namun, timbul rasa iba di hatinya ketika melihat bayi Muhammad. Allah telah menurunkan rasa cinta dan keinginan di hati Halimah untuk mengambil bayi Muhammad. Apalagi, saat itu ia tidak mendapatkan bayi lain untuk disusui selain Muhammad.

Aminah pun menyerahkan putra semata wayangnya itu kepada Halimah untuk disusui selama beberapa waktu. Lalu, Halimah pun menjadi ibu susu Muhammad.

Melihat Halimah membawa bayi Muhammad, teman-temannya merasa heran. Mereka mengetahui bahwa kehidupan Halimah jauh lebih melarat dari mereka.

Sampai-sampai salah satu dari mereka menegur Halimah dan menanyakan imbalan apa yang diharapkannya dari ibu dan kakeknya. Kemudian Halimah menjawab dengan berlalu bahwa dirinya mengharapkan keberkahan dan kebaikan dari Tuhan melalui anak tersebut.

Keberkahan itu datang

Halimah pun membawa Muhammad ke rumahnya. Ia menyusui dan merawat Muhammad dengan penuh kasih sayang. Tidak lama setelah Muhammad tinggal di rumahnya dan menyusu darinya, turunkan keberkahan bagi keluarganya.

Semua yang ada di rumahnya memberikan kebaikan. Tanaman yang ada di sekitar rumah kembali menghijau. Kemudian, pohon-pohon kurma mulai berbuah sehingga Halimah dan keluarganya tidak pernah kekurangan makanan. Hewan-hewan ternak juga pulang kandang dengan perut kenyang dan sarat air susu sehingga mereka bisa memerah susu ternak setiap pagi. Halimah dan keluarganya pun hidup berkecukupan.

Orang-orang berkata padanya bahwa sungguh engkau telah merawat seorang anak yang penuh berkah. Halimah pun mengucap syukur dan memuji Allah atas semua keberkahan yang diterimanya. Dan, Halimah semakin menyusui bayi Muhammad. Sementara, teman-temannya yang dahulu menolak menyusui bayi Muhammad merasa iri kepadanya seperti dikutip dari buku berjudul Nabi Muhammad SAW - Kisah Manusia Paling Mulia di Dunia, yang ditulis Neti S, Aisyah Fad, Endah W, dan diterbitkan Cerdas Interaktif.

Waktu pun berjalan begitu cepat. Dua tahun masa penyusuan Muhammad berlalu. Muhammad tumbuh sebagai anak yang sehat dan baik lakunya. Sekarang, sudah waktunya ia disapih dari penyusuan. Halimah pun menyapihnya dan membawanya kembali pada ibunya, Aminah.

Namun, ketika sampai di hadapan Aminah, hati Halimah begitu berat berpisah dengan Muhammad. Ia sangat menyayangi Muhammad layaknya anak sendiri. Halimah pun meminta izin kepada Aminah agar Muhammad tinggal di rumahnya untuk beberapa waktu lagi. Aminah pun memberikan izin.

Izin tersebut diberikan Aminah karena saat itu kota Mekkah sedang dilanda wabah penyakit. Muhammad lebih baik jika sementara waktu tinggal di luar kota Mekkah. Akhirnya, Muhammad kembali tinggal di tengah-tengah keluarga Halimah. Ketika berusia lima tahun satu bulan, Muhammad dikembalikan kepada ibunya, Aminah.

Selain Halimah, perempuan mulia yang turut mengasuh dan menjadi ibu susu Nabi Muhammad, beberapa perempuan lainnya juga pernah menjadi ibu susu Rasulullah. Merekalah perempuan-perempuan mulia yang turut mengasihi dan merawat Rasulullah.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda