Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

10 Ciri Gejala TBC pada Anak yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Penurunan BB

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Kamis, 31 Oct 2024 15:20 WIB

Ciri TBC pada anak
Ciri TBC pada anak/ Foto: Getty Images/kwanchaichaiudom

Sekitar enam tahun lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa sekitar seperempat dari populasi dunia (1,8 miliar orang) terinfeksi Mycobacterium tuberculosis (TB), dari jumlah tersebut, 70 juta adalah anak-anak berusia 0-14 tahun.

Tuberkulosis merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak secara global, yang bertanggung jawab atas 233.000 kematian anak pada tahun 2017. Perlu Bunda ketahui bahwa Asia Tenggara dan Afrika menyumbang 70 persen dari kematian anak akibat TBC di bawah lima tahun. Indonesia diklasifikasikan oleh WHO sebagai salah satu dari 10 HBC untuk TB, TB terkait HIV, dan TB resistan obat

Menurut data WHO, Indonesia memiliki insiden TB tertinggi kedua di dunia (312 per 100.000 penduduk) dan mencakup 8,5 persen dari kasus global, dengan tingkat TB sensitif obat, MDR-TB, dan koinfeksi TB/HIV yang tinggi.

Apa itu penyakit Tuberkulosis (TBC)?

Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang menyebar ketika orang mengeluarkan bakteri ke udara melalui pernapasan dan batuk. Mengutip laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada tiga faktor yang menentukan transmisi TB:

  • Jumlah organisme yang keluar ke udara.
  • Konsentrasi organisme dalam udara, ditentukan oleh volume ruang dan ventilasi.
  • Lama seseorang menghirup udara terkontaminasi.

Satu orang batuk dapat memproduksi hingga 3.000 percik renik dan satu kali bersin dapat memproduksi hingga 1 juta percik renik. Sedangkan, dosis yang diperlukan terjadinya suatu infeksi TB adalah 1 sampai 10 basil. Ini berarti penyakit TBC amat menular, Bunda.

M. tuberculosis biasanya menyerang paru-paru (TB paru) tetapi dapat menyerang bagian tubuh lain (TB ekstra paru). Bagian tubuh lain, seperti otak, ginjal, atau tulang belakang. TB juga dapat menyerang beberapa bagian tubuh secara bersamaan. Misalnya, TB dapat menyerang paru-paru dan kelenjar getah bening.

Perbedaan TB Tulang dan TB Paru

TB biasanya menyerang paru-paru seseorang, akan tetapi dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Jika TB menyebar ke tulang, maka dikenal sebagai tuberkulosis tulang. Nama lain untuk TB tulang adalah osteoartikular, muskuloskeletal, atau TB rangka.

Anak yang mengidap TB di paru-paru atau tenggorokan dapat menularkan bakteri tersebut melalui napas. Anak-anak kemungkinan besar tertular TB dari orang-orang yang menghabiskan waktu bersama mereka secara langsung, seperti keluarga, teman.

Anak tertular TB dengan menghirup bakteri TB. Bakteri tersebut menetap di paru-paru atau tenggorokan mereka dan kemudian mulai tumbuh. Jika infeksi tersebut kemudian menyebar ke tulang mereka, maka anak tersebut dapat terkena TB tulang.

TB tulang sendiri tidak menular. Jika anak hanya menderita TB tulang, mereka tidak dapat menularkannya ke orang lain. Namun, TB dapat menular jika bakteri tersebut berada di paru-paru atau tenggorokan mereka serta tulang mereka.

Gejala TB tulang berbeda dengan TB pada umumnya. Seorang anak mungkin mengalami gejala TB umum, gejala TB tulang, atau keduanya. Gejalanya bergantung pada lokasi TB di dalam tubuh seseorang.

Penyebab Tuberkulosis (TBC) pada anak

TBC disebabkan oleh bakteri yang disebut Mycobacterium tuberculosis. Siapa pun dapat terkena TB. Termasuk anak-anak.

Anak-anak juga memiliki risiko lebih tinggi terkena TB jika mereka:

  • Tinggal bersama anggota keluarga atau orang dewasa lain yang memiliki faktor risiko TB
  • Tinggal atau pernah tinggal di lingkungan kelompok besar tempat TB lebih umum, seperti tempat penampungan tunawisma, panti asuhan
  • Baru-baru ini menghabiskan waktu dengan seseorang yang memiliki penyakit TB aktif
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah karena obat-obatan atau kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes, kanker, dan HIV.

10 Ciri gejala penyakit Tuberkulosis (TBC) pada anak

Ada pun ciri-ciri gejala penyakit TBC yang perlu orang tua waspadai adalah sebagai berikut:

1. Demam terus-menerus

Bakteri penyebab TBC bisa tetap tidak aktif di dalam tubuh selama bertahun-tahun tanpa menunjukkan gejala apa pun. Seiring melemahnya sistem kekebalan tubuh, TB menjadi aktif dan gejala seperti demam bisa terjadi. Demam ringan yang terus-menerus disertai keringat terutama di malam hari biasanya dikaitkan dengan gejala TB, Bunda.

2. Penurunan berat badan

Dilansir UNICEF, terdapat hubungan multi arah dan sebab akibat antara nutrisi dan tuberkulosis. Mengidap TB aktif dapat menyebabkan penurunan berat badan. Kurang gizi merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap terjadinya TB, dan diyakini berkontribusi terhadap sekitar 26 persen per kasus insiden TB di seluruh dunia.

3. Wasting

Terkait nutrisi, tuberkulosis juga dapat menyebabkan penurunan nafsu makan, malabsorpsi nutrisi, malabsorpsi mikronutrien, dan perubahan metabolisme yang menyebabkan anak mengalami wasting. Wasting merupakan ciri umum pada tuberkulosis. Pengobatan TB ditujukan untuk mencapai penambahan berat badan pada pasien.

4. Batuk

Berbeda dengan batuk biasa yang mengeluarkan lendir bening, batuk pada pengidap TB paru umumnya mengeluarkan lendir berwarna hijau atau kuning dan terkadang disertai bercak darah karena bercampur bakteri. Namun, biasanya batuk dengan darah terjadi pada anak di atas usia 12 tahun.

5. Nyeri di dada

Bila bakteri tuberkulosis menginfeksi paru-paru, salah satu gejala yang akan dirasakan adalah nyeri di dada. Dikutip dari Everyday Health, gejala ini mungkin disebabkan oleh efusi pleura, yakni penumpukan cairan di antara selaput tipis, pleura, yang menutupi paru-paru dan melapisi bagian dalam dinding dada.

6. Kaki sakit, pertumbuhan terlihat melambat

Mengutip ASM Journals, pada anak-anak, TBC dapat merusak lempeng pertumbuhan dan lesi epifisis dapat meluas ke dalam ruang sendi. Kerusakan lempeng pertumbuhan epifisis pada anak-anak juga dapat mengakibatkan pemendekan anggota tubuh yang terkena.

7. Kelenjar getah bening yang membengkak

Kelenjar yang membengkak (dapat mengindikasikan penyakit TBC pada kelenjar getah bening. Limfadenitis tuberkulosis biasanya muncul sebagai pembengkakan yang meningkat secara bertahap tanpa rasa sakit pada satu atau lebih kelenjar getah bening, yang berlangsung selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.

8. Pusing, kebingungan

Sakit kepala atau kebingungan (dapat mengindikasikan meningitis TBC). Meningitis TBC menyebabkan sakit kepala parah yang dapat terasa sangat menyakitkan. Rasa sakit tersebut dapat menjalar ke punggung atau ke bagian tubuh lainnya. Anda juga mungkin hampir tidak dapat menggerakkan leher dengan cara tertentu.

9. Kelelahan

TBC memberikan dampak negatif pada kesehatan fisik pasien yang terkena karena gangguan paru. Anak juga merasakan gejala klinis seperti kelelahan sebagai dampaknya. Kelelahan juga dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya karena kualitas tidur yang buruk.

10. Berkeringat di malam hari

Gejala tuberkulosis dapat bervariasi, namun ada beberapa tanda utama yang umumnya dikaitkan dengan penyakit ini. Berkeringat banyak di malam hari adalah salah satunya dan seringkali menjadi indikator bahwa tingkat infeksi dalam tubuh anak berpotensi sangat tinggi.

Apakah Tuberkulosis (TBC) pada anak bisa sembuh total?

Ya, dengan pengobatan yang tepat dan kepatuhan menjalani terapi, TBC pada anak dapat disembuhkan sepenuhnya. Untuk itu, penting bagi anak untuk segera dibawa ke dokter untuk melakukan pengobatan apabila sudah dinyatakan mengidap TB, Bunda.

Jika terlambat, sampai anak-anak mencapai usia 5 tahun, mereka memiliki risiko tinggi infeksi TB menjadi penyakit TB aktif. Risiko lebih besar untuk anak-anak di bawah usia 2 tahun. Tuberkulosis pada kelompok usia ini sering menyebabkan penyakit serius pada cairan yang mengelilingi otak dan tulang belakang, yang disebut meningitis.

Cara mengatasi dan mengobati penyakit TBC

Dilansir CDC, ada beberapa perawatan yang tersedia, dan dokter akan mempertimbangkan usia, berat badan, dan faktor-faktor lain anak saat meresepkan pengobatan. Berikut cara mengatasi dan mengobatinya:

Mengobati TB tidak aktif pada anak-anak

Pengobatan dianjurkan bagi anak-anak dengan TB tidak aktif untuk mencegah mereka terkena penyakit TB. Bergantung pada rejimen pengobatan TBC yang diresepkan oleh dokter, pengobatan untuk TB tidak aktif dapat memakan waktu tiga bulan, empat bulan, atau lebih lama.

Mengobati penyakit TB aktif pada anak-anak

Anak-anak dengan penyakit TB aktif perlu mengonsumsi beberapa obat TBC yang berbeda. Ini karena ada banyak kuman TB yang harus dibunuh. Mengonsumsi beberapa obat TB akan lebih efektif membunuh semua kuman TB dan mencegah mereka menjadi resistan terhadap obat-obatan.

Bergantung pada rejimen pengobatan TB yang diresepkan oleh dokter, pengobatan untuk penyakit TB dapat memakan waktu empat bulan, enam bulan, atau lebih lama.

Sangat penting untuk dicatat, bagi anak-anak atau siapa pun yang dirawat karena TB tidak aktif atau penyakit TB aktif untuk menghabiskan obat dan meminum obat persis seperti yang diinstruksikan.

Jika seorang anak berhenti minum obat TB sebelum selesai, anak tersebut dapat jatuh sakit lagi. Jika obat diminum secara tidak tepat, kuman TB yang masih hidup dapat menjadi kebal terhadap obat tersebut. TB yang kebal terhadap obat lebih sulit dan lebih mahal untuk diobati, dan pengobatannya dapat memakan waktu lama.

Demikian informasi mengenai Tuberkulosis (TBC) pada anak, mulai dari gejala dan penularannya. Meski berbahaya, penyakit ini dapat sembuh total dengan pengobatan yang tepat dan tuntas. Semoga informasinya membantu Bunda dan Ayah dalam menjaga kesehatan Si Kecil.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda