Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Viral Istilah Clumsy Girl di TikTok, Benarkah Dampak dari Perkembangan Motorik Anak Buruk saat Kecil?

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Kamis, 23 Jan 2025 04:00 WIB

Ilustrasi Anak Takut Main Ayunan
Ilustrasi Clumsy Girl/Foto: iStock

Belum lama ini viral istilah clumsy girl di berbagai media sosial termasuk TikTok dan Instagram, Bunda. Biasanya, mereka yang mengikuti tren clumsy girl ini akan memasukkan deretan video di mana mereka terlihat sangat ceroboh. Misalnya saja seperti menyenggol minuman hingga tumpah, menjatuhkan barang, dan masih banyak lagi.

Beberapa menyebut bahwa fenomena clumsy girl ini terjadi karena anak memiliki perkembangan motorik yang buruk saat kecil. Lantas, bagaimana penjelasannya menurut psikolog?

Fenomena clumsy girl akibat perkembangan motorik yang buruk?

Menurut psikolog pendidikan, Madeline Jessica, M.Psi., Psikolog, istilah clumsy girl yang beredar di masyarakat ini dijelaskan sebagai clumsy children dalam beberapa penelitian, Bunda. Dari sisi psikologi, hal ini merujuk pada kondisi yang dikenal sebagai Developmental Coordination Disorder (DCD).

"Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), DCD adalah gangguan perkembangan motorik yang ditandai dengan kesulitan dalam koordinasi motorik halus dan kasar, sering kali menyebabkan anak tampak canggung atau kurang terampil dibandingkan teman sebayanya," ujarnya ketika diwawancara HaiBunda, Selasa (21/1/2025).

Tidak hanya itu, Madeline turut mengungkap bahwa sebuah jurnal yang membahas tentang anak dengan gangguan ini menunjukkan ketidakmampuan motorik yang dapat memengaruhi aktivitas sehari-harinya. Mulai dari menulis hingga berjalan yang tidak stabil.

"Lebih lanjut, dalam jurnal Clumsy Children: A Disorder of Perception and Motor Organisation membahas tentang anak-anak dengan gangguan ini menunjukkan ketidakmampuan motorik yang memengaruhi aktivitas sehari-hari, seperti menulis, menangkap bola, atau berjalan dengan stabil," ujar psikolog yang berpraktik di wilayah Jakarta ini.

"Ketidakmampuan ini tidak selalu disebabkan oleh gangguan neurologis berat, melainkan karena masalah dalam integrasi sensorimotor," sambungnya.

Lantas, mengapa disebut sebagai clumsy girl? Apakah kurangnya perkembangan motorik ini lebih banyak terjadi pada anak perempuan?

Madeline menjelaskan, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa gangguan perkembangan motorik ini lebih sering terjadi pada anak perempuan ataupun laki-laki. Namun, penelitian mengungkap kondisi ini umumnya terjadi pada sekitar lima sampai 15 persen anak usia sekolah bergender laki-laki .

"Secara umum, tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa gangguan perkembangan motorik lebih sering terjadi pada anak perempuan dibandingkan laki-laki. Fenomena clumsy girl ini terjadi karena pengaruh faktor lingkungan dan stereotip gender," kata Madeline.

"Dalam artikel ilmiah dari American Academy of Family Physicians (AAFP) menuliskan bahwa clumsiness yang signifikan diperkirakan memengaruhi 5-15 persen anak usia sekolah, dengan angka paling valid adalah 6,4 persen. Faktanya, kondisi clumsy child lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan perempuan, sehingga istilah clumsy girl cenderung dipengaruhi oleh stereotip gender saja," lanjutnya.

Lantas, bagaimana cara Bunda dan Ayah melatih perkembangan motorik anak agar mereka tidak tumbuh menjadi anak yang clumsy?

Cara mengembangkan motorik anak

Ilustrasi Anak Takut Main Ayunan

Ilustrasi Melatih Motorik Anak/Foto: iStock

Psikolog Madeline mengungkapkan bahwa Bunda dan Ayah bisa mengajak anak melakukan aktivitas luar ruangan untuk mengembangkan kemampuan motoriknya. Kegiatan ini akan memberikan anak kesempatan untuk mengembangkan kekuatan otot serta membuat anak mengenali posisi pergerakan tubuh dan arah.

"Dalam buku Moving and Learning Across the Curriculum menjelaskan bahwa orang tua dapat mengembangkan motorik anak dengan melakukan aktivitas luar ruangan (outdoor activity) seperti berlari, memanjat, atau bermain bola melibatkan gerakan tubuh yang kompleks, yang memperkuat keterampilan motorik kasar anak, seperti keseimbangan, koordinasi tubuh, dan kelincahan," tuturnya.

Tidak hanya itu, Bunda juga bisa melibatkan anak dalam melakukan berbagai tugas rumah tangga. Misalnya saja seperti menyapu, mencuci piring, atau menyiram tanaman. Kegiatan ini mampu melatih keterampilan motorik halus anak seperti koordinasi antara mata dan tangan.

"Kegiatan ini juga mampu memberikan anak rasa tanggung jawab dan kepuasan dalam menyelesaikan tugas," ujar Madeline.

Banner Anak Perempuan Tidak Dekat dengan Ayah

Dampak perkembangan motorik anak kurang dilatih

Perkembangan motorik anak berkaitan erat dengan kematangan sistem saraf pusat, Bunda. Jika ada gangguan dalam perkembangan motoriknya, maka Si Kecil akan mengalami kesulitan dalam menjalani fase-fase perkembangan yang penting seperti keterampilan motorik kasar dan halus yang mendasari kemampuan sosial dan kognitif.

Tidak hanya itu, Madeline mengungkap bahwa sebuah studi menjelaskan anak yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan motoriknya cenderung akan memiliki kesulitan dalam pencapaian akademik dan keterampilan sosial saat memasuki usia sekolah.

"Sehingga perlu dipahami oleh orang tua yang memiliki anak clumsy untuk melakukan intervensi. Dalam jurnal Developmental Coordination Disorder: From Theory to Practice, dijelaskan bahwa intervensi yang melibatkan aktivitas fisik terstruktur dan terapi okupasi dapat membantu anak dengan kesulitan motorik untuk meningkatkan keterampilan motorik," paparnya.

Terapi okupasi sendiri berfokus pada latihan untuk meningkatkan keterampilan tangan, keseimbangan, dan koordinasi tubuh. Sementara aktivitas fisik seperti latihan keseimbangan atau permainan yang melibatkan koordinasi tangan dan mata mampu meningkatkan keterampilan motorik kasar.

"Intervensi yang melibatkan orang tua, dengan memberikan dukungan di rumah melalui permainan dan latihan fisik, juga terbukti efektif dalam membantu anak-anak dengan kesulitan motorik untuk mengatasi hambatan mereka," tuturnya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Jangan lupa intip lagi video mainan untuk bantu perkembangan motorik anak berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]




(mua/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda