PARENTING
Hindari Ucapkan "Hati-hati" saat Mengingatkan Anak, Ini Kata Pengganti Terbaik Menurut Psikolog
Mutiara Putri | HaiBunda
Sabtu, 08 Mar 2025 08:40 WIBSebagai orang tua, Bunda pasti memiliki kekhawatiran setiap kali melihat Si Kecil bermain atau menjalankan aktivitasnya. Kata-kata seperti 'Hati-hati ya, Nak', 'Jangan memukul, ya', atau 'Siapa yang melakukan ini?', pasti menjadi bagian dari percakapan sehari-hari.
Tidak ada yang salah dengan peringatan-peringatan ini, Bunda. Sebagai orang tua, Bunda hanya ingin melindungi mereka dari berbagai bahaya yang mengancam.
Perlu diketahui bahwa jika perkataan ini terlalu sering diucapkan, ternyata bisa mempengaruhi cara anak belajar menghadapi tantangan dan mengambil risiko. Meski ingin menjaga Si Kecil, tetap penting untuk memberikan ruang bagi ana untuk belajar mengambil keputusan dan menghadapi konsekuensi dari pilihan yang mereka buat.
"Mengambil risiko terkadang berarti gagal. Jika Anda tidak pernah mengambil risiko, jika Anda selalu bermain aman, Anda menjadi takut untuk melakukan kesalahan. Anda menjadi takut gagal. Konsekuensi dari sikap inti ini memengaruhi orang-orang sepanjang hidup mereka," ujar pakar parenting Jamie Glowacki dalam Oh Crap! I Have a Toddler, dikutip dari laman PureWow.
Manfaat anak mengambil risiko
Dikutip dari laman Psychology Today, anak yang berani mengambil risiko tentu akan meningkatkan rasa kemandirian, keterampilan menilai risiko, serta stres positif yang akan mendorong pertumbuhannya, Bunda. Tidak hanya itu, Si Kecil juga akan mengevaluasi batasan mereka saat bereksperimen dan mendorong diri mereka untuk selalu mengambil risiko.
Beberapa anak secara alami lebih berani mengambil risiko. Namun, mereka tetap memerlukan dukungan untuk memastikan langkah mereka tetap aman. Di sisi lain, ada anak-anak yang cenderung menghindari risiko dan membutuhkan dorongan agar mereka berani mencoba hal-hal baru.
Saat anak mulai belajar mengambil risiko, mereka juga belajar untuk melangkah sesuai dengan kemampuan mereka sendiri dan menilai situasi dengan bijak. Hal ini membantu mereka mengembangkan keterampilan baru dan meningkatkan rasa percaya diri.
Sebagai orang tua, Bunda mungkin perlu mengingatkan anak agar berhati-hati dalam mengambil risiko tertentu. Namun, selain kata 'hati-hati', Bunda bisa memilih kata-kata lain yang lebih mendorong anak untuk berpikir dan bertindak dengan bijaksana.
Kata pengganti 'hati-hati' terbaik menurut psikolog
Jamie Glowacki mengatakan bahwa setiap Bunda mengucapkan kata 'hati-hati', biasanya anak akan dalam keadaan baik. Hal ini tandanya anak bisa menavigasi risiko mereka lebih dari yang Bunda kira.
"Meskipun mereka mungkin membuat beberapa kesalahan dalam prosesnya, mereka pasti akan mendapatkan beberapa kesuksesan yang sangat keren," jelasnya.
Daripada menggunakan kata 'hati-hati', ada beberapa kata pengganti untuk mengingatkan anak yang bisa Bunda gunakan. Berikut ini deretannya merangkum dari laman PureWow:
- "Ingatlah.. (tongkatnya sangat tajam/adikmu berada di samping kamu/batunya sangat berat)"
- "Perhatikan... (batunya sangat licin/ada kaca di sampingmu)"
- "Apa yang akan kamu rencanakan...(dengan tongkat besar itu jika kamu memanjat pohon?)"
- "Apakah kamu merasa...(stabil di atas batu itu/seimbang di pijakan itu/apinya terasa panas)"
- "Bisakah kamu mendengar... (airnya sangat deras/angin yang kencang/anak-anak lain bermain)"
- "Cobalah gunakan... (tangan/kaki/lengan)"
- "Apakah kamu merasa... (takut/aman/lelah/bersemangat)"
- "Tidak usah terburu-buru"
- "Bunda ada di sini kalau kamu membutuhkan Bunda"
Cara mendidik anak agar berani mengambil risiko
Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan agar anak lebih berani dalam mengambil risiko. Berikut ini ulasannya seperti dikutip dari berbagai sumber:
1. Jadilah teladan yang baik
Sebagai orang tua, Bunda sering menjadi teladan pertama bagi anak-anak dalam berbagai aspek kehidupan. Dikutip dari US News, anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua mereka, terutama dalam hal bagaimana mereka menghadapi kesulitan.
Ketika anak-anak melihat Bunda atau Ayah berusaha keras untuk melakukan hal yang tepat, mereka tentu akan terdorong untuk melakukan hal yang sama.
Salah satu cara terbaik untuk mengajarkan anak tentang menghadapi rasa takut adalah dengan memberikan mereka contoh langsung. Biarkan anak melihat bagaimana Bunda atau Ayah keluar dari zona nyaman dan menghadapi ketakutan serta keraguan, baik dalam pekerjaan, interaksi sosial, atau tantangan sehari-hari lainnya.
2. Minta anak bercerita
Belajar untuk menjadi anak yang berani mengambil risiko tentu butuh waktu dan latihan. Jadi, pastikan Bunda selalu meminta anak untuk melakukan sesuatu yang berani setiap harinya.
Biarkan anak memperkenalkan diri pada orang baru, mengundang teman baru untuk bermain, atau membantu temannya yang tengah menghadapi kesulitan. Jika ingin, Bunda dan Ayah juga bisa meminta mereka untuk menceritakan kisah kesehariannya di sebuah kertas.
3. Pengurangan rasa takut
Jika rasa takut mengambil risiko tidak diatasi, dampaknya pun akan sangat besar pada tumbuh dan kembang anak. Oleh karena itu, Bunda perlu ajarkan anak cara mengurangi rasa takutnya ini.
Minta anak untuk mengatakan 'Aku bisa melakukannya'. Tidak hanya itu, ajarkan juga mereka untuk mengambil napas dalam untuk menemukan keberaniannya.
4. Ajak anak bicara
Anak-anak umumnya sulit membuka perasaannya sendiri. Oleh karena itu, Bunda perlu sering mengajaknya berbicara berdua.
Terkadang, anak-anak hanya butuh masukan dari orang terdekatnya. Jadi, dengarkan mereka tanpa menghakimi atau mengubah pikirannya, ya.
"Dengarkan tanpa menghakimi atau berusaha mengubah pikiran anak sesegera mungkin. Dengan memvalidasi perasaannya, orang tua sudah membantu anak mengembangkan kesadaran emosional anak. Ini menjadi cara melatih mentalnya jadi lebih mandiri, bertanggung jawab, dan penuh petualangan," ungkap Naomi Aldort, PhD, penulis buku Raising Our Children, Raising Ourselves, dikutip dari laman Verywell Family.
5. Tumbuhkan rasa percaya diri anak
Percaya diri adalah keyakinan anak terhadap kemampuannya sendiri untuk menghadapi berbagai situasi atau tantangan di dalam hidupnya. Dokter Spesialis Anak, dr. Asmita Mahajan, mengatakan rasa percaya diri ini penting ditanamkan pada anak dengan cara memberikan pujian yang tidak berlebihan.
"Tingkatkan rasa percaya diri mereka di setiap kesempatan. Puji prestasi yang baik, tetapi jangan terlalu memuji setiap tindakan kecil. Jangan pernah membuat anak-anak berebut perhatian atau membuat mereka bersaing dengan ponsel untuk mendapatkan perhatian anda," kata dr Asmita dikutip dari laman Times of India.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)Simak video di bawah ini, Bun:
Memiliki IQ Lebih Tinggi, Ini Alasan Anak Pertama Cenderung Lebih Cerdas
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Bunda Perlu Tahu, Pentingnya Mengajarkan Kejujuran pada Anak Sejak Dini
Anak Tak Mau Ditinggalkan dan Cemas Berpisah, Harus Bagaimana?
Tips Agar Anak Tak Jadi Pelampiasan Emosi Bunda
Hati-hati! 7 Ucapan Orang Tua Ini Bisa Ganggu Psikologis Anak
TERPOPULER
Anggia Istri Agus Kuncoro Jalani Pet Scan Setelah 4 Tahun Didiagnosis Kanker Payudara
Mengenal Mansour Al Mansou, Guru Terbaik di Dunia Tahun 2025
Momen Sabrina Anggraini & Belva Devara Bawa Anak Umrah Pertama Kali, Intip 5 Potretnya
Habis Makan Mual, Apakah Tanda Hamil?
7 Rekomendasi Lip Balm untuk Melembapkan Bibir Kering
REKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Lip Balm untuk Melembapkan Bibir Kering
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Maskara dengan Efek Memanjangkan Bulu Mata, Bikin Lentik!
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Susu Penambah Nafsu Makan Anak untuk Mengoptimalkan Berat Badan
Azhar HanifahREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Parfum untuk Ibu Hamil yang Aman Digunakan
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Body Lotion Bayi yang Wanginya Tahan Lama, Aman & Lembapkan Kulit Si Kecil
Nadhifa FitrinaTERBARU DARI HAIBUNDA
73 Lagu Rohani Kristen Terbaik dan Terpopuler, Penyembahan & Pujian Syukur
5 Potret Sybil Putri Pertama Zaskia Mecca yang Tingginya Hampir Nyalip Sang Bunda
Mengenal Mansour Al Mansou, Guru Terbaik di Dunia Tahun 2025
Anggia Istri Agus Kuncoro Jalani Pet Scan Setelah 4 Tahun Didiagnosis Kanker Payudara
Habis Makan Mual, Apakah Tanda Hamil?
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Demi Cari Suami Kaya, Wanita Ini Ikut Kencan Buta dengan 300 Pria Selama 8 Tahun
-
Beautynesia
Kemendikdasmen Akan Luncurkan Guru Wali Demi Cegah Bullying di Sekolah
-
Female Daily
Bikin Baper Sekaligus Ketawa, Ini 4 Alasan Harus Nonton Drama ‘Dynamite Kiss’!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Suami Hidup Pas-Pasan, Istri Habiskan Tabungan untuk Donasi ke Streamer Pria
-
Mommies Daily
Pola Asuh Ayah: Bedanya Mengasuh Anak Laki-Laki vs Perempuan Berdasarkan Penelitian