Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Hati-hati! 7 Ucapan Orang Tua Ini Bisa Ganggu Psikologis Anak

Siti Hafadzoh   |   HaiBunda

Senin, 11 May 2020 18:10 WIB

Young mother scolding her sad little daughter who made a mistake.
Hati-hati! 7 Ucapan Orang Tua Ini Bisa Ganggu Psikologis Anak/ Foto: iStock
Jakarta - Bunda dan Ayah perlu berhati-hati ketika berbicara kepada anak. Apalagi, kalau sedang marah. Jangan sampai ucapan Bunda malah mengganggu psikologis dan perkembangan anak.

Mengutip Family Minded, pekerja sosial klinis Jean M.Campbell mengatakan, sebaiknya tidak memberikan panggilan yang buruk kepada anak. Tapi, bukan berarti Bunda tidak boleh memarahi anak karena perilaku buruk yang mereka lakukan ya.


"Pilihan bahasa dalam hal ini dapat membuat perbedaan antara memunculkan rasa malu dan rasa bersalah yang sehat karena telah melakukan hal buruk," jelas Campbell.

Dilansir Best Life Online, berikut 7 ucapan orang tua yang dapat mengganggu psikologis anak.

1. "Kamu drama banget sih"

Memberi label 'drama' pada anak ketika mereka berusaha mengekspresikan perasaan akan berdampak jangka panjang. Kalau orang tua mengajarkan bahwa perasaan mereka konyol, ketika dewasa anak akan berpikir bahwa perasaan mereka tidak penting.

2. "Kamu egois"

Setiap anak bisa bersikap egois dari waktu ke waktu. Mengatakan kepada anak bahwa mereka egois dapat menyebabkan trauma seumur hidup. Anak akan kecewa dengan kalimat yang diutarakan orang tua.

3. "Kenapa kamu enggak bisa seperti Kakak/Adik?"

Sibling rivalry atau persaingan saudara hanya bagian dari pertumbuhan anak-anak. Tapi, ini akan semakin buruk kalau orang tua secara aktif mendorong sibling rivalry ini.

"Ini dapat menyebabkan anak percaya bahwa mereka tidak cukup baik pada intinya," kata seorang psikoterapis, Shirley Porter.

4. "Teman-teman kamu enggak melakukan itu lho"

Bunda mungkin ingin anak terhindar dari tekanan teman-temannya di sekolah. Makanya, ketika di rumah Bunda jangan membanding-bandingkan anak dengan teman-temannya.

Membandingkan anak dengan teman-temannya dapat mengurangi kepercayaandirinya lho. Perasaan mereka terhadap hak pribadinya juga akan berkurang.

5. "Berhenti nangis"

Ketika anak menangis, sering kali orang tua menyuruhnya untuk berhenti. Tapi, apakah itu berhasil membuatnya tenang?

Menurut psikolog kinis, Danielle Harris, PsyD, LMFT., ini justru akan membingungkan anak, Bun. Menyuruh anak berhenti menangis juga akan membuat anak tidak mau memberi tahu kepada Bunda tentang perasaan mereka.

6. "Kenapa kamu enggak bisa melakukan semuanya dengan benar?"

Mungkin ini hanya terdengar seperti pertanyaan biasa. Tapi, ini merupakan pertanyaan yang menuduh dan tidak akan menghasilkan respons positif.

7. "Bunda enggak percaya kamu"

Jika ingin memberi rasa nyaman kepada anak-anak untuk membuka diri, sebaiknya Bunda mulai menerima mereka. Cobalah percaya kepada anak ketika mereka memberi tahu Bunda sesuatu.

Jangan mengatakan Bunda tidak percaya dengan mereka. Sebagai gantinya, Bunda meminta anak untuk menceritakan lebih rinci tentang apa yang mereka sampaikan.


"Ketika Anda membuat pernyataan seperti ini, Anda memulai ketidakpercayaan dengan menganggap anak berbohong, dan ini dapat merusak hubungan Anda," kata Meghan Marcum, PsyD.

Mulai sekarang, pertimbangkan lagi ya, Bun, sebelum berbicara dengan anak-anak.

Bunda, begini dampak kalau memarahi anak berlebihan, lihat penjelasannya di video ini ya.

[Gambas:Video Haibunda]

(sih/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda