Di sebuah hutan lebat di Ujung Kulon, hiduplah seekor Badak Jawa bernama Raka. Raka terkenal sebagai hewan yang pendiam dan tidak banyak bergerak. Ia sering merasa iri pada hewan lain. Harimau begitu gesit, burung elang bisa terbang tinggi, bahkan ular kecil pun memiliki bisa yang menakutkan.

Suatu hari, Raka mendengar beberapa hewan bergosip.

"Badak itu tidak punya kegunaan! Cuma berjalan pelan dan berendam di lumpur saja!" kata Kancil sambil tertawa.

"Benar juga! Kalau aku, bisa memanjat dan berlari cepat," tambah monyet.

Mendengar itu, Raka merasa sedih. Ia berjalan sendirian ke tepi sungai, merenung.

Namun, tiba-tiba... BRUKK! Sebuah pohon tua tumbang, menghalangi aliran sungai kecil. Air yang seharusnya mengalir ke tanah menjadi tersumbat, dan mulai terjadi genangan besar. Hewan-hewan yang tinggal di sekitar sungai panik.

"Jika air terus menggenang, hutan ini bisa banjir!" seru Burung Enggang cemas.

Tanpa berpikir panjang, Raka melangkah maju. Dengan tubuhnya yang kuat, ia mendorong batang pohon itu perlahan. KRAAKK! Dengan sekali dorongan, pohon yang menghalangi sungai pun bergeser, dan air kembali mengalir seperti biasa.
Semua hewan terdiam, lalu bersorak kagum.

"Hebat sekali, Raka! Kamu menyelamatkan kita!" seru Kancil.

"Ternyata tubuhmu yang besar dan kuat justru sangat berguna!" tambah monyet.

Sejak saat itu, Raka tidak lagi merasa kecil di antara teman-temannya. Ia sadar bahwa setiap makhluk memiliki perannya masing-masing dalam menjaga keseimbangan hutan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!