
parenting
Usia Berapa Anak Bayi Mulai Alami Mimpi Buruk? Ini Kata Pakar
HaiBunda
Selasa, 20 May 2025 18:20 WIB

Daftar Isi
Tidak hanya orang dewasa, mimpi buruk juga dapat dialami anak-anak. Apakah Bunda pernah tak sengaja melihat Si Kecil tiba-tiba terbangun dan menangis? Bahkan Si Kecil menjerit dalam tidurnya?
Mungkin melihat kejadian tersebut membuat Bunda bertanya-tanya, apa yang sedang dimimpikan Si Kecil? Apakah mimpi buruk? Seringkali mungkin kita tidak pernah terbayang anak bisa mengalami mimpi buruk karena anak, terutama masih bayi, belum mengalami masalah yang kompleks seperti orang dewasa.
Ternyata, faktanya, anak usia dini pun (balita) bisa mengalami mimpi buruk, Bunda. Menurut psikolog anak Catrina Litzenburg, PhD, mimpi buruk pada anak-anak dapat menyebabkan siklus tidak bisa tidur.
"Mimpi buruk dapat menyebabkan rasa takut terhadap kegelapan atau rasa takut untuk tidur. Rasa takut tersebut dapat menyebabkan mereka kurang tidur. Namun, kelelahan yang berlebihan juga dapat menyebabkan mimpi buruk. Ini adalah lingkaran setan," ungkapnya dikutip dari Cleveland Health.
Sebagai orang tua, bagaimana kita bisa mengatasinya? Dalam artikel ini, akan memabahas tentang usia, perbedaan mimpi buruk dan night terror, dan cara mengatasinya menurut pakar. Baca penjelasannya berikut ini, ya Bunda.
Kapan anak bayi mulai mengalami mimpi buruk?
Menurut Pediatric Sleep Council, para peneliti tidak menganggap bayi mengalami mimpi buruk. Bayi dan balita biasanya menangis saat terbangun di malam hari, tetapi itu tidak berarti mereka mengalami mimpi buruk.
Namun, ini adalah area yang sulit untuk diteliti. Bayi dan balita yang lebih muda tidak dapat dengan mudah mengungkapkan ketakutan dan mimpi mereka, jadi kita tidak dapat mengetahui dengan pasti apa yang mereka alami saat tidur, Bunda.
"Diperkirakan anak-anak yang sangat muda, berusia di bawah empat tahun, umumnya tidak memiliki rasa takut di malam hari karena secara perkembangan mereka tidak tahu bahwa mungkin ada hal-hal yang perlu ditakutkan," kata Litzenburg.
“Kita mulai melihat lebih banyak ketakutan dan mimpi buruk pada anak-anak prasekolah. Pada usia tersebut, mereka menjadi pemikir yang lebih kreatif, dan mereka memiliki keterampilan verbal untuk memberi tahu kita apa yang mereka rasakan dan impikan,” ungkapnya.
Mimpi buruk vs night terror, apa bedanya?
Seorang anak yang mengalami mimpi buruk mungkin tampak sedikit gelisah saat bermimpi, tetapi baru setelah ia benar-benar terbangun, kepanikan, berteriak, dan menangis itu masih ada. Ketika Bunda datang untuk 'menyelamatkannya', anak kemungkinan akan terus menangis karena ia mengingat mimpinya, dan jika ia dapat berbicara, ia mungkin ingin menceritakannya kepada orang tua sehingga orang tua dapat meyakinkannya bahwa itu tidak nyata.
Tetapi, night terror tidak terkait dengan gambaran visual seperti mimpi buruk. Mata anak mungkin masih terpejam dan ia mungkin berteriak, meronta-ronta, terengah-engah, alisnya berkeringat, atau bahkan berjalan sambil tidur, tetapi ia masih tertidur lelap.
Anak bayi mungkin berteriak memanggil, tetapi ia tidak dapat merasakan kehadiran atau dihibur oleh orang tuanya. Tidak seperti mimpi buruk, anak tidak akan mengingat kengeriannya saat ia bangun.
Cara mengatasi mimpi buruk pada anak
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi mimpi buruk pada anak:
- Membantu anak untuk kembali tenang setelah mimpi buruk mungkin sulit, tetapi ia tetap membutuhkan beberapa jam terakhir untuk tidur. Mengutip What to Expect, mulailah dengan menggendongnya atau mengusap punggungnya dan meyakinkannya bahwa semuanya baik-baik saja.
- Validasi rasa takutnya. Menjelaskan bahwa itu hanya mimpi kemungkinan besar tidak akan berarti banyak bagi anak berusia dua tahun, tetapi Bunda dapat mengatakan sesuatu seperti, "Coba periksa lagi kolong tempat tidur dan lemari yang tampak menyeramkan itu. Itu kan berisi mainan favorit kamu." Usahakan untuk tidak meremehkan ketakutan anak.
- Sebisa mungkin, dorong anak untuk kembali tidur di kamarnya sendiri untuk mengajarkannya bahwa itu adalah tempat yang aman dan hindari membiasakan diri membawanya ke tempat tidur Bunda setiap kali ia mengalami mimpi buruk.
- Setelah anak bertambah besar, Bunda dapat memintanya untuk menceritakan mimpi buruknya setelah ia sedikit tenang. Membicarakan hal-hal tersebut dapat membantu anak memahami bahwa mimpinya hanyalah khayalan (seperti dalam cerita) sehingga ia dapat kembali tidur.
- Mempertahankan rutinitas tidur yang baik. Itu adalah cara terbaik untuk meredakan stres dan kecemasan yang dapat menyebabkan mimpi buruk. Cobalah juga untuk menghindari camilan berat atau makanan berat dalam beberapa jam sebelum tidur, karena makanan dapat meningkatkan metabolisme Si Kecil, mengaktifkan otaknya, dan berpotensi menyebabkan lebih banyak mimpi buruk.
Demikian ulasan mengenai kapan anak mulai mengalami mimpi buruk, serta apa saja penyebab anak menangis. Bukan karena mimpi buruk, anak bisa juga menangis karena mengalami night terror. Buatlah kondisi yang nyaman sebelum anak tidur, agar tak mengganggunya di malam hari.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
5 Manfaat Gunakan Lampu Tidur untuk Kesehatan Si Kecil: Bisa untuk Detoks Racun!

Parenting
5 Cara Tenangkan Anak Alami Night Terror, Gangguan Tidur yang Bikin Histeris

Parenting
Jurus Tega Tanpa Drama Latih Anak Tidur Sendiri Seperti Baby Belle

Parenting
Makan Pisang Bisa Bantu Anak Tidur Lebih Nyenyak?

Parenting
Tips Supaya Anak Mau Tidur di Kamarnya Sendiri


5 Foto
Parenting
Deretan Artis yang Masih Sembunyikan Wajah Anak, Ternyata Ada Alasannya
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda