Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Mengenal Vertebral Body Tethering (VBT), Inovasi Terkini dalam Penanganan Skoliosis Anak

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Minggu, 03 Aug 2025 18:10 WIB

Mengenal Vertebral Body Tethering (VBT), Inovasi Terkini dalam Penanganan Skoliosis pada Anak
Ilustrasi skoliosis pada anak/ Foto: Getty Images/Nadzeya Haroshka
Daftar Isi
Jakarta -

Orang tua tentunya tak ingin melihat anak-anaknya memiliki masalah tulang belakang atau skoliosis. Sayangnya, skoliosis pada anak seringkali luput terdeteksi hingga kondisinya semakin parah.

Kondisi ini tak hanya berdampak pada postur tubuh, tetapi juga bisa mengganggu aktivitas hingga kepercayaan diri anak. Padahal, deteksi dan penanganan dini bisa memberi hasil yang jauh lebih baik.

Tak sedikit anak yang merasa nyeri, cepat lelah, atau tidak nyaman saat duduk dan berdiri terlalu lama, gejala yang bisa menjadi tanda awal skoliosis. Inilah mengapa peran Bunda sangat penting dalam memantau tumbuh kembang Si Kecil secara menyeluruh.

Menurut dokter spesialis ortopedi konsultan spine RS Pondok Indah, Dr. dr. Didik Librianto, Sp.OT (K), bahwa "Semakin cepat penanganan dilakukan, maka semakin baik hasilnya,". Karena itu, Bunda sebaiknya tidak menunda pemeriksaan bila menemukan tanda skoliosis pada Si Kecil.

Kenali definisi dan cara kerja Vertebral Body Tethering (VBT)

Vertebral Body Tethering atau VBT merupakan teknik operasi minimal invasif yang dirancang untuk memperbaiki skoliosis tanpa mengorbankan fleksibilitas tulang belakang. Teknik ini menjadi terobosan penting karena memungkinkan anak tetap aktif bergerak setelah tindakan dilakukan.

Berbeda dengan operasi fusi konvensional yang membuat tulang belakang menjadi kaku, VBT menggunakan tali fleksibel (tether) yang disematkan pada anchor di sepanjang tulang belakang. Saat anak bertumbuh, tali ini akan menarik sisi tulang yang melengkung agar seimbang dengan sisi yang lurus.

Metode ini paling efektif untuk anak dan remaja yang memiliki skoliosis idiopatik dengan derajat kelengkungan antara 25 hingga 65 derajat. Proses pertumbuhan tulang yang masih aktif justru menjadi keunggulan tersendiri dalam metode VBT.

Manfaat Vertebral Body Tethering (VBT) bagi anak dan remaja

Selain memperbaiki kelengkungan tulang belakang, VBT juga berfungsi untuk menjaga pertumbuhan tulang tetap seimbang dan harmonis. Ini menjadi solusi ideal agar Si Kecil tetap bisa menjalani aktivitas tanpa batas.

Hal menarik lainnya, setelah menjalani prosedur ini, anak bisa kembali menjalani rutinitas normal dalam waktu singkat. Bahkan, dalam beberapa hari saja, pasien bisa mulai bergerak, membungkuk, hingga melompat tanpa rasa sakit.

"Pasca operasi, anak dapat melakukan berbagai aktivitas seperti membungkuk, melompat, atau bergerak ke samping tanpa merasakan nyeri," ujar Dr. dr. Didik Librianto, Sp.OT (K).

Mobilisasi yang cepat ini menjadi keunggulan utama dibandingkan operasi skoliosis konvensional. Anak-anak tidak perlu menyesuaikan diri terlalu lama atau merasa takut kehilangan kebebasan bergerak.

Persiapan dan pemulihan pasca operasi yang perlu Bunda ketahui

Sebelum menjalani prosedur VBT, pasien akan diperiksa secara menyeluruh untuk memastikan kondisi tubuhnya siap. Pemeriksaan meliputi rontgen, MRI, dan analisis pertumbuhan tulang.

Tak kalah penting, dokter juga akan menilai kondisi umum Si Kecil, seperti kebugaran dan riwayat kesehatan lain yang bisa memengaruhi jalannya prosedur. Setelah semua persiapan matang, tindakan operasi biasanya dilakukan tergantung tingkat kelengkungan pasien.

Setelah prosedur selesai, proses pemulihan terbilang cepat dan minim hambatan. Dalam waktu 3-4 hari, pasien umumnya sudah bisa pulang dan memulai aktivitas ringan.

Keunggulan dan pertimbangan medis menurut ahli

Masih menurut Dr. dr. Didik Librianto, Sp.OT (K), tindakan VBT bisa menjadi pilihan efektif untuk skoliosis pada anak dan remaja. Namun, prosedur ini hanya dianjurkan jika pasien memenuhi kriteria tertentu berdasarkan hasil evaluasi medis.

1. Evaluasi menyeluruh sebelum VBT

Pemilihan prosedur Vertebral Body Tethering (VBT) tidak bisa dilakukan sembarangan. Harus melalui evaluasi menyeluruh karena tidak semua pasien skoliosis cocok dengan metode ini.

Jika dilakukan pada pasien yang tepat, hasil VBT terbukti sangat memuaskan. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter ahli terlebih dahulu.

2. Cocok untuk anak dan remaja dalam masa pertumbuhan

Menurut Dr. dr. Didik Librianto, Sp.OT (K), VBT sangat efektif bagi mereka yang masih dalam masa pertumbuhan, di mana penggunaan brace saja tidak cukup untuk mencegah progresivitas skoliosis.

Dengan VBT, koreksi kelengkungan tulang bisa berlangsung seiring pertumbuhan alami anak. Hal ini memberikan peluang lebih besar untuk hasil yang optimal dan jangka panjang.

3. Deteksi dini sangat penting

Semakin cepat tindakan dilakukan, hasilnya akan semakin baik. Itulah sebabnya deteksi dini sangat dianjurkan ya, Bunda. 

Jika ada tanda skoliosis, sebaiknya segera periksakan ke dokter spesialis ortopedi. Pemantauan berkala juga penting untuk melihat progres kelainan tulang pada anak.

4. Prosedur minim luka dan risiko rendah

Prosedur VBT tergolong minimal invasif, sehingga luka sayatan sangatlah kecil. Ini membuat waktu rawat inap tergolong lebih singkat.

Risiko seperti perdarahan, infeksi, atau komplikasi lain juga tergolong rendah berkat teknik yang lebih aman dan presisi. Hal ini tentu memberikan rasa tenang bagi Bunda saat anak menjalani prosedur.

5. Anak bisa tetap aktif dan bahagia

Setelah menjalani VBT, anak bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Bahkan mereka tetap bisa menjalani gaya hidup aktif dan sehat.

Orang tua tidak perlu khawatir karena tulang Si kecil akan tumbuh lebih lurus seiring waktu. Yang terpenting, proses ini dilakukan di usia yang tepat.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ndf/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda