Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Gendongan M Shape: Usia yang Aman, Manfaat, Cara Tepat Menggunakan & Rekomendasinya

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Jumat, 08 Aug 2025 20:50 WIB

Tips menggendong bayi dari Bunda Golda
Ilustrasi menggendong/Foto: Atmaja Kurniawan/HaiBunda
Daftar Isi
Jakarta -

Ada momen hangat yang tak tergantikan saat Si Kecil berada di pelukan Bunda. Sentuhan dan dekapan hangat membantu memperkuat kedekatan emosional antara Bunda dan anak sejak dini.

Posisi menggendong yang tepat dapat membantu tumbuh kembang bayi lebih optimal. Salah satu posisi yang banyak direkomendasikan adalah M shape, karena memberikan kenyamanan sekaligus dukungan pada pinggul dan tulang belakang bayi.

Banyak orang tua mungkin tidak menyadari, bahwa cara menggendong berperan penting dalam membentuk postur bayi. Posisi yang benar membantu mendukung tulang belakang serta memberi ruang gerak alami bagi kaki dan lututnya.

Tak heran jika para ahli merekomendasikan posisi tertentu yang dianggap aman sekaligus nyaman. Posisi ini juga mampu memberikan dukungan optimal pada tubuh bayi, terutama di bulan-bulan awal kehidupannya.

Apa itu gendongan M shape?

Pertanyaan ini sering muncul di kalangan orang tua yang ingin memastikan posisi menggendong bayi aman dan nyaman. Posisi ini tidak hanya berpengaruh pada kenyamanan Si Kecil, tetapi juga pada kesehatan persendiannya.

Dilansir dari National Childbirth Trust UK, posisi menggendong M shape dianggap sebagai pilihan terbaik untuk mendukung tumbuh kembang bayi. Dalam posisi ini, bayi menghadap penggendong dengan pahanya dibentangkan di sekitar tubuh pemakainya sehingga persendiannya lebih terlindungi, Bunda.

Pinggul bayi berada dalam posisi menekuk dengan lutut sedikit lebih tinggi dari bokong. Posisi ini mendukung perkembangan pinggul yang sehat sekaligus membantu memperkuat bonding antara bayi dan penggendong, terutama pada 6 bulan pertama kehidupannya.

Dikutip dari NCT.org, pakar juga merekomendasikan posisi ini sebagai cara aman menggendong bayi. Si Kecil menghadap penggendong dengan kaki terbuka lebar, sementara pinggulnya menekuk secara alami agar tubuhnya lebih nyaman dan terjaga kesehatannya.

Manfaat gendongan M shape

Sebelum memilih cara menggendong yang tepat, penting untuk memahami manfaat posisi M shape bagi kesehatan bayi. Berikut ini manfaatnya:

1. Lebih mudah saat bepergian

Posisi M shape membuat perjalanan bersama Si Kecil jadi lebih praktis dan nyaman. Bunda bisa bergerak bebas tanpa perlu repot membawa stroller ke mana-mana.

Selain itu, bayi akan merasa aman karena selalu berada dekat dengan Bunda. Kehangatan pelukan ini juga membuatnya lebih tenang selama perjalanan.

2. Memberikan perlindungan ekstra pada bayi

Menggendong dengan posisi ini membuat tubuh bayi menempel erat di dada Bunda. Hal ini mengurangi kemungkinan orang lain menyentuh bayi secara langsung di tempat umum.

Dalam beberapa penelitian, kontak dengan banyak tangan asing bisa meningkatkan risiko bayi terkena flu atau demam. Posisi ini membantu menjaga bayi tetap sehat dan terlindungi.

3. Menenangkan bayi lebih cepat

Studi Potential Therapeutic Benefits of Babywearing membuktikan, posisi M shape dapat menurunkan intensitas tangisan bayi hingga 65 persen saat disuntik. Pelukan yang erat membuat bayi merasa lebih aman dan nyaman.

Selain itu, bayi dapat lebih mudah tertidur nyenyak dalam posisi ini. Tidur yang berkualitas juga bisa membantu daya tahan tubuhnya terhadap stres.

4. Mendukung perkembangan kognitif dan sosial

Ketika bayi digendong dengan posisi ini, ia akan mendengar suara Bunda lebih jelas. Si Kecil juga dapat melihat dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar secara langsung.

Hal ini dapat membantu merangsang kemampuan berpikir dan rasa ingin tahu bayi secara bertahap. Sejak dini, bayi belajar mengenal suara, ekspresi, dan bahasa yang Bunda gunakan saat berinteraksi dengannya.

5. Mengurangi risiko depresi pascapersalinan

Menggendong dalam posisi M shape memberikan lebih banyak momen skin-to-skin antara Bunda dan bayi. Kedekatan ini meningkatkan rasa percaya diri Bunda sebagai seorang ibu.

Aktivitas ini bisa membuat Bunda lebih tenang dan mengurangi stres setelah melahirkan. Dengan tetap bisa bersosialisasi sambil menggendong bayi, kesehatan mental Bunda juga jadi lebih terjaga.

Usia berapakah bayi aman untuk gendong posisi M shape?

Gendongan M ShapeIlustrasi Gendongan M Shape/Foto: Getty Images/PRImageFactory

Banyak Bunda yang penasaran, kapan sebenarnya bayi aman digendong dengan posisi M shape. Posisi ini dikenal membantu menjaga kesehatan pinggul dan kenyamanan bayi saat berada di gendongan.

Mengutip dari International Hip Dysplasia Institute, posisi M shape atau spread-squat disarankan sejak bayi baru lahir hingga sekitar usia enam bulan. Pada fase ini, sendi panggul bayi sedang berkembang pesat sehingga membutuhkan dukungan yang tepat.

Dengan posisi lutut lebih tinggi dari bokong, M shape memberikan ruang alami bagi panggul untuk tumbuh sehat. Menggendong dengan cara ini juga membantu mengurangi risiko masalah pada persendian bayi di kemudian hari, Bunda.

Cara menggendong M shape untuk bayi

Walaupun memiliki banyak manfaat, penggunaan gendongan dengan posisi M shape harus dilakukan dengan benar. Jika tekniknya keliru, Si Kecil bisa merasa tidak nyaman bahkan berisiko mengganggu kesehatan tulangnya. Berikut langkah-langkahnya:

  • Letakkan bayi dalam posisi menghadap ke arah dada penggendong agar terasa lebih aman.
  • Pastikan tubuhnya tegak dengan bokong berada sedikit lebih rendah dari lutut, membentuk posisi menyerupai huruf M.
  • Periksa agar panggul bayi benar-benar tertopang di dalam kantung gendongan.
  • Topang leher bayi dengan kain gendongan, pastikan kepalanya tidak menengadah berlebihan.
  • Biarkan punggung bayi sedikit melengkung membentuk huruf C untuk memberikan kenyamanan alami.

Posisi M shape menyerupai postur alami bayi ketika masih berada dalam kandungan. Posisi ini juga direkomendasikan karena membuat lutut dan pinggul bayi menekuk mendekati tubuhnya, memberikan dukungan yang lebih baik.

Pada masa awal kelahirannya, bayi biasanya belum bisa meluruskan tubuh secara sempurna. Mereka cenderung mempertahankan posisi ini selama beberapa waktu, hingga persendiannya siap untuk bergerak lebih lurus.

Bagaimana cara gendong M shape yang tepat?

Tips menggendong bayi dari Bunda GoldaTips menggendong bayi dari Bunda Golda/Foto: Atmaja Kurniawan/HaiBunda

Menggendong bayi memang terlihat sederhana, tetapi posisi yang salah bisa berdampak pada kenyamanan Si Kecil. Posisi yang tidak tepat bisa memengaruhi kesehatan tulang dan sendinya dalam jangka panjang.

Babywearing consultant Birth Im with U, Bintaro, Bunda Golda menjelaskan pemilihan teknik gendong yang benar sangatlah penting. Salah satu opsi yang direkomendasikan adalah menggunakan kain jarik karena lebih fleksibel dan menyesuaikan bentuk tubuh bayi.

Selain praktis, kain jarik juga terjangkau dan mudah digunakan oleh banyak orang tua. Penggunaannya mampu memberikan topangan optimal, mendukung posisi M shape yang sehat bagi perkembangan bayi.

1. Gunakan bahu yang paling nyaman

Langkah awal yang perlu dilakukan adalah memilih bahu yang paling nyaman untuk menopang beban kain jarik. Setelah itu, kumpulkan kain dengan rapi dan letakkan di bahu yang familiar agar posisinya tidak mudah bergeser.

"Kita ambil bagian tengah-tengah kain, lalu bikin kain berkumpul secara rapi. Setelah itu, taruh di bahu yang familiar, lalu pastikan kain depan dan belakang tidak terputar di bagian bahu," ungkap Bunda Golda kepada HaiBunda, beberapa waktu lalu.

Pastikan kain terletak rata tanpa terpuntir di bagian depan maupun belakang bahu. Cara ini membantu Si Kecil terasa lebih aman dan nyaman saat digendong, Bunda.

2. Bentuk simpul yang kuat dan aman

Setelah kain terpasang di bahu, satukan bagian depan dan belakang kain lalu buat simpul. Pastikan simpul pertama cukup kencang agar tidak longgar saat dipakai menggendong.

Geser kain sedikit ke depan dan ukur posisi kepala serta bokong bayi. Jika sudah pas, ikat kembali simpul mati supaya kain tidak bergeser saat Bunda mulai menggendong Si Kecil.

"Lalu kita geser ke depan dan ukur, kira-kira kalau kita gendong bayi kepalanya di mana dan bokongnya di mana. Kalau sudah, ikat simpul lagi jadi simpul mati supaya nggak geser," katanya.

3. Topang kepala dan leher bayi dengan lembut

Teknik ini paling aman digunakan untuk bayi di atas 3 bulan, terutama yang sudah mampu menopang kepalanya. Awali dengan menahan bagian belakang kepala bayi secara lembut, lalu angkat ke bahu kosong Bunda.

"Jadi kita bisa gendong, pertama tahan dulu belakang kepalanya, lalu kita angkat ke bahu kita yang kosong," kata Bunda Golda.

Gerakan perlahan membantu Si Kecil merasa aman dan tidak kaget. Tahap ini juga penting agar leher bayi tetap terlindungi dan tidak mengalami tekanan berlebih.

4. Masukkan kaki bayi secara perlahan

Setelah tubuh bayi berada pada posisi yang sesuai dengan kain, masukkan kedua kakinya satu per satu. Pastikan kain terletak di lipatan lutut bayi agar posisi jongkoknya terbentuk dengan baik.

Turunkan bayi secara perlahan ke arah tengah tubuh Bunda, hingga lututnya menekuk dengan nyaman. Tarik tepi kain hingga mencapai punggung atas bayi, lalu kencangkan bagian yang longgar agar Si Kecil merasa lebih aman.

5. Sesuaikan posisi akhir agar lebih nyaman

Angkat sedikit lipatan lutut bayi hingga setinggi pusar agar posisi M shape terbentuk sempurna. Pastikan seluruh kain menutup bagian tulang belikat, punggung, bokong, dan paha bayi.

Jika ingin melepaskan gendongan, cukup longgarkan kain dari bawah sambil menopang bokong bayi. Cara ini lebih praktis dan tetap menjaga keamanan Si Kecil saat dikeluarkan dari gendongan, Bunda.

Kesalahan saat menggunakan gendongan M shape

Studi dari National Institutes of Health (NIH) menunjukkan penggunaan gendongan M shape yang salah bisa memengaruhi kenyamanan dan kesehatan bayi. Berikut beberapa kesalahan yang bisa Bunda hindari agar posisi gendong tetap aman: 

1. Menggunakan alas gendongan yang terlalu sempit

Carrier dengan dasar sempit tidak menopang paha hingga lutut bayi, sehingga posisi kaki tidak membentuk huruf "M" dengan benar. Hal ini bisa mengganggu perkembangan sendi panggul karena berat tubuh bayi tidak didistribusikan secara merata.

Studi menunjukkan carrier dengan alas lebar (wide‑base) meniru posisi Pavlik harness, alat ortopedi untuk Displasia Perkembangan Pinggul (DDH), dan mendorong pinggul tetap stabil di dalam soketnya. Hal ini membantu dukung tumbuh kembang pinggul yang sehat selama masa awal hidup bayi. 

2. Tidak menopang leher dan punggung dengan benar

Jika leher dan punggung bayi tidak tertopang dengan baik, postur tubuh bayi bisa terekspose secara tidak aman saat digendong. Posisi ini berisiko menyebabkan ketegangan otot leher dan kurang stabil pada tulang belakang bayi.

Penelitian menunjukkan posisi menggendong inward-facing, yakni menghadap ke dada penggendong, dapat membantu memperkuat otot leher dan punggung bayi sejak dini. Dibandingkan dengan berbaring di car seat, posisi ini memberi bayi lebih banyak kesempatan untuk bergerak dan berlatih menopang tubuhnya.

3. Membiarkan kaki bayi menggantung lurus ke bawah

Membiarkan kaki bayi menggantung lurus tanpa menopang paha menyebabkan sendi pinggul berada pada posisi kurang ideal. Postur ini dapat memberi tekanan tidak seimbang pada pinggul dan meningkatkan risiko Displasia Perkembangan Pinggul (DDH). 

Posisi tungkai yang lurus membuat otot kaki bayi tidak bekerja secara maksimal. Kondisi ini juga dapat memperburuk perkembangan pinggulnya yang masih dalam tahap pematangan.

4. Membiarkan punggung bayi terlalu lurus

Beberapa gendongan memaksa punggung bayi menjadi lurus, padahal bentuk alami punggung bayi adalah melengkung menyerupai huruf C. Tanpa kurva punggung yang tepat, tekanan pada tulang belakang bisa meningkat.

Studi NIH menunjukkan punggung bayi yang tetap dalam bentuk C‑shape saat digendong lebih mendukung kontrol berat badan dan kenyamanan bayi. Penyesuaian postur ini membantu bayi tetap merasa aman dan nyaman selama digendong.

5. Menggunakan posisi yang tidak sesuai usia bayi

Posisi M‑shape paling bermanfaat untuk bayi berusia 0-6 bulan saat sendi panggul masih berkembang secara cepat. Jika digunakan pada bayi yang lebih besar tanpa penyesuaian, posisi ini bisa terasa kurang nyaman.

International Hip Dysplasia Institute merekomendasikan pemakaian inward-facing dan posisi M‑shape selama enam bulan pertama. Setelah itu, Bunda bisa berpindah ke gaya menggendong lain yang lebih sesuai perkembangan motorik bayi.

Rekomendasi gendongan M shape

Cara menggendong bayiIlustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/monzenmachi

Gendongan M shape hadir dalam berbagai pilihan yang dapat membantu menjaga kenyamanan dan keamanan Si Kecil saat digendong. Berikut beberapa rekomendasi yang bisa Bunda pertimbangkan:

1. Mikhadou 

Gendongan bayi Mikhadou dengan desain M-shape memiliki kelebihan dalam menjaga posisi kaki bayi agar menyerupai huruf "M", yang bermanfaat untuk mendukung perkembangan pinggul secara optimal. Desain ini juga membantu mencegah risiko masalah pada sendi panggul di kemudian hari.

Model seperti Stretchy Wrap dan Instant Bloom Wrap menawarkan kenyamanan ekstra karena mampu membagi beban secara merata di tubuh orang tua, sehingga tidak mudah pegal meski digunakan dalam waktu lama.

Harga: Berada di kisaran Rp200 ribu hingga Rp365 ribu.

2. Mooimom Wonder Carrier

Gendongan bayi MOOIMOM Wonder Carrier memberikan kenyamanan ekstra saat menggendong dengan posisi yang mendekatkan Bunda dan Si Kecil. Desainnya menyerupai kantung kangguru sehingga bayi merasa aman, tenang, dan lebih mudah terlelap.

Bahan 3D Air Mesh yang highly breathable membantu sirkulasi udara agar tidak panas saat digunakan. Dilengkapi pelindung kepala, bantalan busa tebal, dan tali pengait adjustable untuk menambah rasa nyaman selama pemakaian.

Harga: Sekitar Rp636 ribu. 

3. Momaz 3 in 1 Premiere

Gendongan Momaz 3 in 1 memiliki ukuran yang dapat disesuaikan, sehingga mendukung kenyamanan Bunda dan Si Kecil saat digunakan. Bahannya yang lembut membantu menopang tubuh bayi dengan baik tanpa mengurangi sirkulasi udara.

Kepraktisan gendongan ini membuat Bunda tidak perlu melilit atau mengikat kain, cukup dipakai sesuai ukuran tubuh. Dengan dua lapisan katun yang kuat, posisi bayi tetap stabil selama digendong.

Harga: Sekitar Rp140 ribu.

4. Baby K'Tan Carrier Active Baby

Baby K'Tan Carrier Active Baby dirancang untuk mengurangi beban di pundak meski digunakan dalam waktu lama. Posisi M shape yang didukung gendongan ini membantu menjaga posisi pinggul bayi tetap ergonomis.

Material katun premium yang digunakan memberikan rasa sejuk dan nyaman sehingga bayi tidak mudah rewel. Gendongan ini juga bisa dipakai untuk berbagai posisi sesuai tahapan usia Si Kecil.

Harga: Sekitar Rp940 ribu.

5. Moby Elements Wrap

Gendongan bayi Moby Elements Wrap dirancang dengan bahan Featherknit yang lembut dan elastis, memberikan kenyamanan maksimal saat digunakan. Bahannya terasa sejuk, ringan, dan tetap nyaman dipakai dalam waktu lama.

Gendongan ini mendukung posisi menggendong di depan maupun di pinggang sesuai kebutuhan. Terbuat dari 100 persen katun, mudah dicuci dengan mesin, dan dapat digunakan sejak bayi baru lahir hingga toddler dengan berat 3,6-15 kg.

Harga: Sekitar Rp799 ribu.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ndf/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda