PARENTING
Bukan Cuma Pola Makan, Pola Asuh Responsif Bikin Anak Punya Berat Badan Ideal
Nadhifa Fitrina | HaiBunda
Rabu, 06 Aug 2025 15:30 WIBSetiap orang tua pasti ingin melihat anaknya tumbuh sehat dan ceria. Namun, tahukah Bunda, bahwa kunci menjaga berat badan ideal Si Kecil tak hanya bergantung pada pola makan yang teratur?
Ada hal penting yang sering kali tak disadari, yaitu bagaimana Bunda merespons setiap kebutuhan Si Kecil. Cara ini ternyata berpengaruh besar pada pola hidup dan tumbuh kembangnya sejak dini.
Dilansir dari laman United Press International (UPI), dalam penelitian yang dipublikasikan di JAMA Pediatrics, anak-anak memiliki indeks massa tubuh (BMI) rata-rata yang jauh lebih rendah hingga usia pertengahan masa kanak-kanak jika dibesarkan dengan pola pengasuhan responsif. BMI adalah perkiraan jumlah lemak tubuh berdasarkan tinggi dan berat badan.
Dengan pola asuh yang tepat, anak akan merasa aman, dicintai, dan dihargai. Hubungan hangat antara Bunda dan buah hati pun membantu membentuk kebiasaan sehat yang bertahan hingga ia dewasa nanti.
Pola asuh responsif ternyata bantu anak jaga berat badan sehat
Banyak orang tua ingin anak tumbuh sehat dan bebas dari risiko obesitas. Namun ternyata, bukan hanya pola makan yang berperan, cara Bunda merespons kebutuhan anak sejak dini juga punya pengaruh besar.
Dalam penelitian di JAMA Pediatrics, pengasuhan responsif dapat membantu membentuk pola pertumbuhan yang lebih sehat bagi anak. Menurut direktur di Penn State Center for Childhood Obesity Research, Jennifer Savage Williams, penerapan pola asuh ini jika dilakukan sejak dini dapat mendukung pertumbuhannya yang sehat.
"Dengan mendorong praktik pengasuhan responsif sejak dini, kita dapat membantu membentuk pola pertumbuhan yang sehat dan berpotensi mengurangi risiko obesitas saat anak bertumbuh," ujar Williams, dikutip dari UPI, Selasa (05/08/2025).
Meski begitu, para ahli mengingatkan dampak pengasuhan responsif ini bisa berkurang seiring waktu. Mereka menyarankan orang tua menyesuaikan cara mendidik anak agar terhindar dari risiko obesitas.
Peneliti utama sekaligus seorang profesor pediatri di Penn State College of Medicine, dr. Ian Paul juga turut menjelaskan hasil studi ini. Ia menekankan bahwa penelitian ini fokus pada pola asuh sejak anak yang masih berusia dini.
"Intervensi kami berhenti ketika anak-anak berusia 2 tahun dan fokus pada pengasuhan anak kecil, bukan pada perilaku dan faktor risiko yang muncul di usia sekolah," jelasnya.
"Meskipun kami senang dapat memberikan dampak positif di awal, hilangnya efek baik itu pada usia 9 tahun tidak mengejutkan, mengingat lingkungan yang memicu obesitas di sekitar kita," ucapnya.
Pengasuhan responsif memang membawa banyak manfaat bagi tumbuh kembang anak. Namun, para ahli menemukan bahwa efek baiknya bisa berkurang seiring waktu jika tidak terus diterapkan.
Bunda bisa mengambil pelajaran, bahwa membimbing anak tidak hanya berhenti di usia balita saja. Dukungan dan bimbingan perlu berlanjut agar Si Kecil bisa tetap tumbuh sehat meski menghadapi banyak pengaruh dari luar.
Pengasuhan responsif dapat membangun hubungan sehat dengan anak
Pengasuhan responsif tidak hanya sebatas memberikan makanan bergizi untuk anak. Lebih dari itu, cara ini juga menyentuh kebutuhan emosional dan fisik Si Kecil agar ia tumbuh sehat dan bahagia.
Dikutip dari UPI, para ahli menyebutkan pengasuhan responsif mencakup banyak hal, mulai dari memperhatikan pola tidur, waktu bermain, hingga membantu anak belajar mengatur emosinya. Dengan begitu, tumbuh kembangnya dapat berjalan lebih optimal sejak dini.
Orang tua yang menerapkan pola ini berusaha memahami perasaan anak sebelum bereaksi terhadap perilakunya. Mereka tidak hanya melihat apa yang dilakukan Si Kecil, tetapi juga mencoba memahami apa yang sedang ia rasakan.
Gaya pengasuhan ini juga membuat bayi dan balita merasa aman, didengar, dan dihargai. Bunda pun tetap bisa menetapkan aturan yang adil dan mendukung, sehingga anak akan belajar disiplin tanpa merasa tertekan.
Penelitian ungkap peran pengasuhan responsif dalam mencegah obesitas anak
Dikutip dari UPI, sebuah penelitian melibatkan 232 pasangan Bunda dan anak untuk menilai manfaat pengasuhan responsif dalam jangka panjang. Sebagian mendapat pelatihan khusus dari perawat, sementara lainnya hanya menerima informasi dasar tentang keamanan rumah.
Hasil penelitian ditemukan bahwa anak yang dibesarkan dengan pengasuhan responsif memiliki indeks massa tubuh (BMI) lebih rendah pada usia 3 hingga 9 tahun. Efek ini paling terlihat pada anak perempuan yang menunjukkan perbedaan satu poin BMI dibandingkan kelompok lainnya.
"Di Amerika Serikat, tingkat obesitas anak tetap sangat tinggi, dengan lebih dari 22 persen anak berusia 6 hingga 19 tahun diklasifikasikan mengalami obesitas," jelas dr. Ian Paul.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ndf/fir)Simak video di bawah ini, Bun:
7 Tips Efektif Dilakukan untuk Meningkatkan Fokus Anak 5 Tahun, Coba Yuk Bun!
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Ketahui Berat Badan Ideal Anak Usia 5-6 Tahun & Cara Mencapai Bobot Ideal
Bunda Wajib Tahu! Pentingnya Pola Makan Sehat untuk Cegah Diabetes
Sering Ngemil, Ini 8 Langkah Jaga Berat Badan Si Kecil Tetap Sehat
6 Kunci Menjaga Berat Badan Si Kecil Ideal Sesuai KMS Bayi
TERPOPULER
Happy Berdua, Intip Potret Kebersamaan Raisa dan Zalina Liburan ke Korea
Istilah Dunia Kerja ala Gen Z dan Milenial: Career Minimalism hingga Polyworking
9 Kebiasaan Makan Penyebab Kerusakan Ginjal
4 Shio Kurang Beruntung di Tahun Kuda 2026, Beserta Solusi Mengatasinya
Momen Hagia Anak Jessica Iskandar Pertama Kali Main Salju, Bikin Gemas!
REKOMENDASI PRODUK
10 Rekomedasi Susu Program Hamil untuk Dukung Keberhasilan Promil
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
Review Eomma Head to Toe Happiness, Sampo & Sabun Mandi untuk Perawatan Bayi
Firli NabilaREKOMENDASI PRODUK
5 Rekomendasi Lipstik Warna Muted, Ada Pilihan Bunda?
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
PROTERAL Junior, Solusi Nutrisi untuk Si Kecil yang Suka Pilih-pilih Makan
Tim HaiBundaREKOMENDASI PRODUK
Rekomendasi Wipes untuk Membersihkan Mulut Bayi, Praktis dan Aman Sejak Dini
Tim HaiBundaTERBARU DARI HAIBUNDA
Happy Berdua, Intip Potret Kebersamaan Raisa dan Zalina Liburan ke Korea
Istilah Dunia Kerja ala Gen Z dan Milenial: Career Minimalism hingga Polyworking
9 Kebiasaan Makan Penyebab Kerusakan Ginjal
ADOR Berhentikan Kontrak Danielle NewJeans, Minji Masih Tahap Negosiasi
Vaksin Kanker Serviks: Jenis, Manfaat, Dosis, dan Efek Samping
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Dilaporkan Wardatina Mawa atas Dugaan Perzinaan, Inara Rusli Harap Bisa Damai
-
Beautynesia
6 Manfaat Rutin Jalan Kaki Santai Setelah Makan, Menurut Para Ahli Kesehatan
-
Female Daily
Liburan Bareng Bestie? Ini Cara Gampang untuk Bikin Konten Bareng!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
51 Tahun Seperti 20-an! Aksi Supermodel Cantik Jadi Cheerleader Viral
-
Mommies Daily
Pasangan Terlalu Sibuk? Ketahui 10 Bahaya jika Jarang Bercinta!