
parenting
Ketahui Tanda-Tanda Prediabetes pada Anak & Dampaknya untuk Tumbuh Kembang
HaiBunda
Selasa, 05 Aug 2025 20:20 WIB

Daftar Isi
Prediabetes kini tak lagi hanya menjadi perhatian pada orang dewasa. Kasusnya pada anak-anak mulai mendapat sorotan setelah laporan terbaru memicu diskusi di kalangan pakar kesehatan.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran terkait risiko jangka panjang yang mungkin dihadapi generasi muda. Banyak pihak menilai kondisi ini seharusnya menjadi alarm untuk tindakan pencegahan sejak dini.
Dilansir dari laman Parents, laporan terbaru menimbulkan pertanyaan besar di kalangan ahli mengenai meningkatnya kasus prediabetes pada anak. Fenomena ini menunjukkan adanya pola hidup dan kebiasaan yang perlu segera diperbaiki agar tidak berlanjut menjadi masalah serius.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan, 1 dari 3 anak mengalami prediabetes pada 2023. Kondisi ini sebenarnya bisa dicegah, tetapi jika diabaikan, berpotensi berkembang menjadi diabetes tipe 2 yang dapat memengaruhi kesehatan jangka panjang anak-anak.
Mengenal lebih dekat perbedaan diabetes tipe 1 dan tipe 2
Banyak orang mengira semua jenis diabetes sama, padahal faktanya berbeda. Prediabetes hanya mengarah pada risiko diabetes tipe 2 dan tidak terkait langsung dengan tipe 1.
Diabetes tipe 1 umumnya terdeteksi sejak anak-anak dan bersifat autoimun. Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh justru menyerang sel-sel penghasil insulin di pankreas.
"Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel penghasil insulin di pankreas," ujar dokter spesialis anak di Providence Saint John's Health Center, Amerika Serikat, Daniel Ganjian, MD, FAAP.
Sementara itu, diabetes tipe 2 memiliki mekanisme berbeda. Pada tipe ini, tubuh tidak memproduksi insulin yang cukup atau tidak merespons insulin dengan baik, kondisi yang dikenal sebagai resistensi insulin.
"Tubuh tidak memproduksi insulin yang cukup dan atau sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan normal, kondisi ini disebut resistensi insulin," tambah dr. Ganjian.
Anak-anak yang berisiko mengalami diabetes tipe 1 biasanya menjalani tes autoantibodi dan pemeriksaan kadar gula darah. Sedangkan pradiabetes lebih sering dikaitkan dengan kondisi resistensi insulin.
Apa yang harus dilakukan jika anak terdiagnosis prediabetes?
Prediabetes merupakan sinyal awal bahwa gula darah anak berada di atas normal. Kondisi ini menunjukkan perlunya perhatian ekstra agar tidak berkembang menjadi diabetes tipe 2.
"Pada pradiabetes, tubuh masih mampu memproses glukosa, tetapi pankreas harus memproduksi insulin dalam jumlah lebih tinggi dari normal untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil," kata dokter anak di Ascension di Wisconsin, Kristen Cook, MD.
Menurut dr. Cook, pradiabetes dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Kondisi ini berpotensi berkembang menjadi diabetes tipe 2 jika tidak ditangani dengan baik.
"Seseorang bisa mengalami pradiabetes selama bertahun-tahun sebelum akhirnya didiagnosis diabetes tipe 2," jelasnya.
Tanda-tanda prediabetes pada anak
Pradiabetes sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas. Namun, menurut dokter anak di Kids Health, Shannon J. Fox Levine, MD, ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai. Berikut rangkumannya seperti dikutip dari laman Parents:
1. Mudah lelah
Anak dengan prediabetes sering mengalami rasa lelah yang berlebihan meski tidak banyak beraktivitas. Hal ini terjadi karena tubuh kesulitan memanfaatkan glukosa sebagai sumber energi secara optimal.
Kondisi ini bisa memengaruhi semangat anak dalam beraktivitas sehari-hari, termasuk bermain dan belajar. Jika sering terlihat lesu tanpa sebab yang jelas, sebaiknya segera dilakukan pemeriksaan kadar gula darah.
2. Sering merasa haus dan buang air kecil lebih banyak dari biasanya
Rasa haus yang berlebihan menjadi salah satu tanda awal prediabetes. Tubuh berusaha membuang kelebihan gula melalui urine sehingga anak lebih sering buang air kecil.
Akibatnya, anak akan minum lebih banyak dari biasanya untuk mengganti cairan yang hilang. Pola ini bisa terlihat jelas dalam keseharian dan perlu diwaspadai.
3. Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
Prediabetes dapat menyebabkan penurunan berat badan secara tiba-tiba tanpa perubahan pola makan atau aktivitas fisik. Hal ini terjadi karena tubuh memecah lemak dan otot untuk mendapatkan energi akibat tidak dapat menggunakan gula darah dengan baik.
Kondisi ini bisa membuat anak tampak lebih kurus dalam waktu singkat. Jika penurunan berat badan terjadi tanpa alasan yang jelas, penting untuk segera memeriksakannya ke dokter.
4. Infeksi berulang
Anak dengan prediabetes lebih rentan mengalami infeksi, seperti infeksi saluran kemih atau infeksi kulit. Gula darah yang tinggi menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan bakteri dan jamur.
Infeksi yang sering kambuh dapat menjadi tanda bahwa tubuh anak kesulitan melawan kuman. Jika masalah ini terus berulang, sebaiknya dilakukan pemeriksaan medis.
5. Luka yang lambat sembuh
Prediabetes dapat mengganggu proses penyembuhan luka pada anak. Tingginya kadar gula darah memengaruhi aliran darah dan memperlambat regenerasi sel.
Akibatnya, luka kecil sekalipun dapat membutuhkan waktu lama untuk sembuh sempurna. Jika sering terjadi, ini bisa menjadi sinyal bahwa kadar gula darah anak tidak normal.
6. Timbul bercak gelap di belakang leherÂ
Munculnya bercak kulit berwarna gelap dan tebal di area lipatan, seperti belakang leher, bisa menjadi tanda prediabetes. Kondisi ini terjadi akibat resistensi insulin yang memengaruhi pigmen kulit.
Bercak tersebut tidak hanya memengaruhi penampilan kulit tetapi juga menjadi peringatan adanya masalah metabolisme. Jika tanda ini terlihat, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
Beberapa tanda ini tidak selalu berarti anak mengalami prediabetes karena bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan lain. Oleh sebab itu, penting bagi orang tua untuk berkonsultasi dengan tenaga medis jika gejala tersebut muncul pada anak.
Untuk memastikan apakah anak mengalami prediabetes, pemeriksaan medis sangat diperlukan. Direktur Medis di Children's Memorial Hermann Pediatrics, Mehul Patel, MD, menyebutkan bahwa tes darah, terutama pemeriksaan hemoglobin A1C, umumnya dilakukan untuk mendapatkan hasil yang akurat.
"Rentangnya sama seperti pada orang dewasa: 5,7 hingga 6,4 dianggap prediabetes, sedangkan 6,5 ke atas dikategorikan diabetes tipe 2," ujarnya.
Dampak prediabetes pada anak
Berikut beberapa dampak prediabetes pada tumbuh kembang anak:
1. Risiko diabetes tipe 2 di masa depan
Prediabetes menandakan tubuh anak mulai mengalami kesulitan mengatur kadar gula darah. Jika tidak segera diatasi, kondisi ini dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2 seiring pertambahan usia.
Tanpa penanganan tepat, risiko diabetes tipe 2 akan meningkat seiring pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat. Hal ini bisa berdampak jangka panjang pada kesehatan anak di masa mendatang.
2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah
Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah secara perlahan. Hal ini membuat anak berisiko mengalami penyakit jantung atau stroke di usia dewasa nanti.
Kerusakan pada pembuluh darah juga dapat menurunkan elastisitasnya. Akibatnya, tekanan darah bisa meningkat dan mengganggu sirkulasi tubuh secara keseluruhan.
3. Masalah metabolisme dan hormon
Prediabetes sering berkaitan dengan resistensi insulin yang memengaruhi metabolisme tubuh. Jika tidak dikendalikan, hal ini dapat memicu obesitas pada anak.
Selain itu, gangguan metabolisme bisa berdampak pada keseimbangan hormon. Kondisi ini dapat memengaruhi pertumbuhan dan kesehatan anak secara menyeluruh.
4. Penurunan kualitas pada hidup anak
Kadar gula darah yang tidak stabil sering membuat anak merasa cepat lelah. Kondisi ini dapat mengganggu aktivitas fisik maupun konsentrasi belajar di sekolah.
Jika berlangsung lama, anak mungkin menjadi kurang bersemangat untuk bermain dan berinteraksi dengan teman sebaya. Hal ini berdampak pada kesejahteraan mental dan sosialnya.
5. Komplikasi kesehatan jangka panjang
Prediabetes tidak hanya berisiko menjadi diabetes tipe 2, tetapi juga dapat memengaruhi organ tubuh lainnya. Ginjal, mata, dan saraf bisa mengalami kerusakan akibat kadar gula darah yang terus meningkat.
Dengan pencegahan sejak dini, risiko komplikasi tersebut dapat ditekan secara signifikan. Langkah ini tentu sangat penting untuk menjaga kesehatan anak hingga dewasa dan mendukung kualitas hidupnya di masa depan.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ndf/fir)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Cara Astrid Tiar Tanamkan Gaya Hidup Sehat pada Anak

Parenting
Cara Cerdas Ajak Si Kecil Terapkan Pola Hidup Sehat

Parenting
4 Cara Mengajari Anak Hidup Sehat

Parenting
Pola Hidup Aktif Menentukan Masa Depan Anak

Parenting
5 Cara Mengatasi Batuk pada Anak yang Bisa Bunda Lakukan di Rumah


7 Foto
Parenting
Potret 7 Anak Artis saat Menikmati MPASI, Ekpresinya Cute dan Gemas
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda