HaiBunda

PARENTING

Benarkah Vaksin MMR untuk Anak Disebut Bisa Sebabkan Autisme? Ini Faktanya Bun

Kinan   |   HaiBunda

Selasa, 26 Aug 2025 09:00 WIB
Ilustrasi/Foto: Getty Images/spukkato

Sampai saat ini, masih banyak informasi simpang siur terkait dampak buruk dari vaksin. Termasuk salah satunya disebutkan bahwa vaksin MMR untuk anak bisa menyebabkan autisme. Seperti apa faktanya?

MMR adalah singkatan dari measles (campak), mumps (gondong), dan rubella (campak jerman). Vaksin MMR berguna untuk mencegah ketiga penyakit tersebut. 

Campak merupakan penyakit infeksi yang amat menular dengan gejala demam tinggi, batuk pilek, mata merah, dan ruam merah di kulit.


Sementara itu, penyakit gondong muncul dengan gejala demam, sakit kepala, dan pembengkakan pada satu atau dua sisi pipi bagian belakang/rahang bawah. 

Penyakit campak jerman (rubella) sendiri umumnya menimbulkan gejala demam 2-3 hari dan bercak-bercak merah.

Benarkah vaksin MMR menyebabkan autisme?

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam laman resminya menyebut bahwa ini sama sekali tidak benar. 

Tidak ada bukti ilmiah antara imunisasi campak ataupun MMR dengan autisme. Berbagai penelitian dilakukan Amerika dan di Eropa menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara MMR dan autisme. 

Berbagai kajian American Academy of Pediatrics, Institute of Medicine, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) juga menyimpulkan bahwa tidak ada bukti hubungan antara imunisasi MMR dan timbulnya autisme. 

Penelitian yang dilakukan pada 12 universitas terkemuka di Amerika ini dimuat dalam Journal of Autism and Developmental Disorders pada 2006, meneliti 351 anak dengan ASD (dengan dan tanpa regresi) dan 31 anak yang khas memperlihatkan kemampuan komunikasi sosial lalu diikuti hilangnya kemampuan tersebut. 

Hasil penelitian tersebut adalah tidak ada bukti bahwa ada hubungan antara regresi perkembangan pada autisme dengan imunisasi MMR.

World Health Organization (WHO) juga membentuk sebuah komisi yang terdiri dari peneliti independen untuk mengkaji hubungan imunisasi MMR dan autisme. Hasilnya, tidak ada hubungan antara keduanya.

Apa itu autisme?

Dikutip dari laman Kids Health, gangguan spektrum autisme atau autism spectrum disorder adalah kondisi yang memengaruhi otak dan dapat membuat seseorang kesulitan untuk berkomunikasi. Mereka juga sulit berinteraksi dengan orang lain. 

Sampai saat ini, para ahli masih belum meyakini secara spesifik apa penyebabnya.

Bagaimana bisa ada teori bahwa vaksin menyebabkan autisme? 

Sebagian besar berawal dari sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 1998 yang menyebut bahwa vaksin MMR atau infeksi dari virus campak alami itu sendiri, berpotensi menyebabkan autisme. 

Dokter Wakefield di Inggris pada saat itu melakukan penelitian pada 12 anak yang dirujuk ke klinik karena diare atau nyeri perut. Anak-anak tersebut mempunyai riwayat perkembangan normal, tetapi mengalami regresi (kemunduran) untuk keterampilan tertentu. 

Saat diperiksa, orang tua ditanyakan tentang riwayat imunisasi MMR (yang telah diberikan 9 tahun sebelumnya) dan hubungan antara imunisasi MMR dengan hilangnya keterampilan tersebut. 

Berdasarkan data tersebut, dengan jumlah subyek yang amat sedikit, peneliti menyatakan ada hubungan antara imunisasi MMR dan autisme. 

Hubungan antara keduanya didasari pada ingatan orang tua yang terjadi beberapa tahun sebelumnya, bukan berdasarkan bukti ilmiah yang objektif. 

Lebih lanjut, 4 dari 12 subjek mengalami gangguan perilaku sebelum timbul gangguan saluran cerna. Hal ini membantah teori peneliti itu sendiri yang menyatakan bahwa gangguan saluran cerna (yang disebabkan oleh MMR) akan menimbulkan autisme. 

Kemudian setelah itu, banyak penelitian ilmiah menunjukkan bahwa tidak ada kaitan antara vaksin (atau kandungan apa pun di dalamnya) dengan autisme.

Penelitian yang digunakan dalam studi tahun 1998 tersebut juga terbukti palsu. Dokter yang menulisnya kehilangan izin praktik medis dan jurnal medis penerbitnya pun menarik kembali artikel tersebut.

Bagaimana jika orang tua masih tidak mau anaknya diimunisasi?

Meskipun bukti-bukti ilmiah yang saat ini ada sudah meyakini bahwa vaksin aman dan efektif, sebagian orang tua masih memutuskan untuk tidak memberi buah hatinya vaksin. 

Nyatanya, hal ini sangat berisiko sebab penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin seperti campak masih ada. Anak yang tidak mendapatkan vaksin lebih berisiko tertular, begitu juga orang-orang di sekitarnya.

Kadang-kadang tubuh anak memang bisa mengalami reaksi setelah mendapat vaksin, seperti demam ringan atau ruam. 

Namun, risiko reaksi serius akibat vaksin MMR dan vaksin rekomendasi lain jauh lebih kecil dibandingkan risiko penyakit serius yang dapat dicegah oleh vaksin itu sendiri.

Dari berbagai penelitian ilmiah yang sudah ada sampai saat ini, vaksin MMR tidak terbukti menimbulkan autisme. Vaksin MMR justru sangat bermanfaat untuk mencegah penyakit campak, campak jerman, gondong, dan komplikasi yang dapat mengakibatkan kecacatan atau bahkan kematian.

Itulah fakta mengenai teori vaksin MMR untuk anak disebut bisa sebabkan autisme. Jika Bunda masih ragu atau masih memiliki pertanyaan terkait hal ini, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Simak video di bawah ini, Bun:

Kenali Tanda Sumeng pada Si Kecil & Cara Mengatasinya

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Anak Artis Indonesia Berwajah Blasteran, Ada Eddy Meijer Putra Maudy Koesnaedi

Mom's Life Amira Salsabila

Mengenal Glider Parenting, Pola Asuh Seimbang yang Viral di Media Sosial

Parenting Ajeng Pratiwi & Randu Gede

5 Cara Menghadapi Anak yang Sering Bilang 'Aku Bosan'

Parenting Kinan

Deretan Bunda Publik Figur Baru saja Jalani Persalinan, Ada Melahirkan di Madinah

Kehamilan Amrikh Palupi

Beras Premium Sudah Ada Lagi di Toko Ritel, Segini Harganya Bun

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Momen Ultah ke-3 Amala Anak Irish Bella Dirayakan Bareng Ayah Sambung, Intip Potret Serunya

Darah Haid Cuma Keluar Selama 3 Hari, Apakah Tanda Kehamilan?

Film Andai Ibu Tidak Menikah Dengan Ayah, Ini Jadwal Tayang hingga Sinopsis

5 Potret Anak Artis Indonesia Berwajah Blasteran, Ada Eddy Meijer Putra Maudy Koesnaedi

Mengenal Glider Parenting, Pola Asuh Seimbang yang Viral di Media Sosial

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK