Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

10 Kegiatan Stimulasi Motorik Kasar untuk Anak 4-5 Tahun

Kinan   |   HaiBunda

Senin, 01 Sep 2025 09:10 WIB

Stimulasi motorik kasar
Stimulasi motorik kasar/ Foto: Getty Images/lomography
Daftar Isi

Di usia empat hingga lima tahun, anak mulai lebih aktif mengeksplorasi berbagai hal di sekitarnya. Untuk itu, Bunda perlu memberikan kegiatan stimulasi motorik kasar yang tepat agar koordinasi gerak tubuhnya lebih optimal.

Keterampilan motorik kasar melibatkan penggunaan otot-otot besar dalam tubuh. Misalnya seperti berlari, naik tangga, atau melompat. 

Anak-anak pun dapat mengembangkan keterampilan motorik kasarnya melalui berbagai aktivitas yang menyenangkan.

Bermain secara aktif juga melibatkan otot-otot besar pada kaki, lengan, dan tubuh bagian tengah, yang sangat penting bagi kesehatan dan perkembangan fisik anak.

Contoh kegiatan motorik kasar untuk anak 4-5 tahun

Memberikan kegiatan stimulasi motorik kasar yang tepat untuk Si Kecil usia empat hingga lima tahun penting untuk perkembangannya. Berikut beberapa contoh stimulasi yang tepat, Bunda:

1. Bermain di taman

Manfaatkan ruang terbuka seperti taman untuk melatih keterampilan motorik kasar anak, misalnya dengan melompat dari ketinggian rendah, menjaga keseimbangan, dan memanjat. 

Bunda dapat memberi contoh terlebih dahulu cara melompat dengan aman, kemudian biarkan mereka mencoba sesuai kemampuannya.

"Izinkan anak memanjat dengan bantuan seminimal mungkin, sambil tetap mengawasi atau siap siaga membantu bila diperlukan, sehingga mereka bisa berhasil melakukannya. Hal ini tidak hanya melatih keterampilan motorik kasar, tetapi juga meningkatkan rasa percaya diri anak," ujar praktisi terapi okupasi, Crystal Barchacky, dikutip dari Parents. 

2. Bersepeda

Anak usia empat hingga lima tahun bisa mencoba sepeda roda tiga atau skuter untuk melatih kemandirian, keseimbangan, dan koordinasi.

3. Berjalan di alam

Ajak anak berjalan-jalan di alam atau lingkungan luar rumah untuk melatih keterampilan motorik kasar, sekaligus mendapatkan udara segar yang menyehatkan.

"Saat melangkah dari batu ke batu, menjaga keseimbangan di batang pohon tumbang, memanjat bebatuan, dan melompati kayu, orang tua bisa mengajak anak bergerak dengan melibatkan otot yang berbeda," imbuh praktisi tumbuh kembang anak, Amanda Vierheller.

Selain itu, perkembangan keterampilan motorik kasar juga bisa distimulasi dengan bermain bola, saling berkejaran, atau melakukan berbagai aktivitas menyenangkan lainnya.

4. Melompat

Anak-anak umumnya sangat menyukai aktivitas melompat, sehingga mereka biasanya akan senang sekali bermain dengan trampolin. Jenis permainan ini dapat membantu mereka mengeluarkan energi sekaligus melatih koordinasi, serta memperkuat otot kaki dan tubuh bagian tengah.

Namun pastikan Bunda atau orang dewasa lainnya selalu mengawasi anak saat bermain trampolin ya, terutama di tempat umum.

5. Bermain menari

Mainkan musik dan ajak anak bermain 'Freeze Dance' dengan balon. Saat musik dimainkan, anak diminta menjaga balon tetap mengudara.

Namun saat musik berhenti, mereka harus menangkap balon dan diam seperti 'membeku'. Permainan ini melatih koordinasi tangan-mata, keseimbangan, dan kekuatan otot tubuh bagian atas.

6. Bermain peran (pretend play)

Salah satu kegiatan stimulasi motorik kasar berikutnya yakni bermain peran. Sebagai contoh, anak dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar saat berpura-pura menjadi bebek, menjadi robot, atau bergerak seakan terbang seperti pesawat. 

7. Menarik dan mendorong mainan besar

Bermain dengan gerobak mainan, truk besar, stroller boneka, atau kereta belanja juga dapat membantu mengembangkan kekuatan tubuh bagian atas, serta koordinasi gerakan.

8. Latihan keseimbangan

Ajak anak berjalan di atas balok rendah atau papan panjang di area bermain. Bunda juga bisa mengajak anak bermain melatih keseimbangan dengan balance beam di rumah. 

9. Menggambar di halaman dengan kapur

Ajak anak menggambar di halaman rumah, baik dengan posisi duduk maupun tengkurap. Berikan kapur berwarna-warni, lalu biarkan mereka menggambar sesuka hatinya.

Saat anak menopang tubuh dengan tangan yang bukan dominan sambil menggambar menggunakan tangan dominan, sisi tubuh yang non-dominan akan semakin kuat.

10. Berkebun

Manfaatkan halaman rumah untuk mengajak anak berkebun, sekaligus melatih motorik kasarnya. Misalnya dengan meminta anak mencabut rumput liar, yang dapat melatih kekuatan lengan dan menjaga keseimbangannya.

Gerakan jongkok berulang seperti dengan mengumpulkan ranting, juga dapat melatih kekuatan kaki anak. Untuk anak yang sudah cukup kuat, berikan ember kecil dan minta ia untuk membawanya berkeliling menyiram tanaman. Aktivitas ini juga dapat melatih kekuatan otot tubuh Si Kecil. 

Kapan perlu cek ke dokter?

Bunda mungkin merasa khawatir jika anak seperti belum mencapai tonggak perkembangan motorik kasar secepat teman sebayanya.

Meskipun hal ini bisa saja normal, Barchacky menjelaskan bahwa ada tonggak perkembangan yang terlewat yang dapat menjadi tanda adanya keterlambatan keterampilan motorik kasar. 

Kondisi ini kadang disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti masalah pada tonus otot, gangguan sistem saraf pusat, atau kelainan otot. Penanganannya biasanya melibatkan terapi fisik.

Jadi, pastikan Bunda selalu mengamati gerakan anak dalam aktivitas sehari-hari. Misalnya, anak seharusnya menggerakkan kedua sisi tubuhnya secara seimbang. 

Sampaikan kekhawatiran Bunda terkait tumbuh kembang anak secara keseluruhan saat konsultasi dengan dokter. Dokter dapat membantu mendiagnosis benar atau tidaknya ada keterlambatan motorik kasar, lalu menentukan langkah penanganan yang paling tepat.

Demikian ulasan tentang beberapa kegiatan stimulasi motorik kasar untuk anak 4-5 tahun. Semoga bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda