Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

7 Ciri Ruam Alergi Susu Sapi pada Anak dan Cara Mengatasinya

Kinan   |   HaiBunda

Selasa, 09 Sep 2025 21:40 WIB

Anak Diare Sebaiknya Tidak Minum Susu, Ini Alasannya
Ilustrasi anak minum susu/Foto: Getty Images/tylim
Daftar Isi

Ruam alergi susu sapi pada anak termasuk salah satu kondisi yang umum terjadi. Kenali ciri-cirinya dan bagaimana cara tepat untuk mengatasi gejala yang muncul.

Dikutip dari Mayo Clinic, alergi susu adalah respons tidak normal dari sistem kekebalan tubuh terhadap susu dan produk yang mengandung susu. Ini adalah salah satu alergi makanan paling umum pada anak-anak. 

Susu sapi merupakan penyebab utama alergi susu, tetapi jenis susu lain seperti susu kambing juga dapat menimbulkan reaksi.

Reaksi alergi biasanya muncul segera setelah anak mengonsumsi susu. Tanda dan ciri ruam alergi susu bervariasi dari ringan hingga berat, dapat berupa mengi (wheezing), muntah, biduran, hingga masalah pencernaan. 

Selain itu, alergi susu juga bisa menyebabkan anafilaksis. Ini merupakan reaksi berat yang berisiko dapat mengancam jiwa.

Ciri-ciri ruam alergi susu sapi

Dikutip dari Medical News Today, alergi susu sapi dapat menimbulkan berbagai gejala. Beberapa contoh ciri-ciri ruam alergi susu sapi di antaranya: 

  • Biduran atau ruam gatal
  • Perut tidak nyaman
  • Muntah
  • Kolik
  • Batuk
  • Mengi
  • Hidung tersumbat

Gejala sering kali muncul dalam waktu 2 jam setelah konsumsi susu, tapi reaksi ruam juga bisa benar-benar langsung terjadi. 

Pada beberapa kasus, gejala juga bisa muncul berjam-jam kemudian. Kondisi ini dikenal sebagai delayed type hypersensitivity.

Gejala yang muncul umumnya bersifat gastrointestinal. Tanda khas tersebut di antaranya: 

  • Perubahan feses
  • Ada darah pada feses anak
  • Penurunan berat badan
  • Muntah
  • Kulit pucat
  • Tampak lesu dan kurang bertenaga

Ciri feses anak yang alergi susu sapi

Feses bayi normal sebenarnya memang berbeda-beda, bergantung pada usia dan pola makannya.

Ketika baru lahir, feses bayi berwarna hitam pekat dan lengket, disebut mekonium. Feses ini berisi cairan ketuban, sel kulit, dan zat lain yang ditelan janin di dalam rahim.

Setelah beberapa hari, feses bayi beralih menjadi lebih cair dengan warna kuning kehijauan, disebut feses transisi.

Ketika bayi berusia beberapa hari, fesesnya menjadi lebih lunak dan kekuningan. Perbedaan bisa terlihat tergantung apakah bayi diberi ASI atau susu formula. Beberapa jenis susu formula dapat membuat feses bayi tampak berwarna hijau.

Setelah berusia sekitar 6 bulan, atau saat mulai MPASI, feses bayi akan menjadi lebih padat dan warnanya bisa dipengaruhi makanan yang dikonsumsi. 

Alergi susu pada bayi dapat menyebabkan ada darah pada fesesnya. Selain itu, tekstur feses anak juga bisa jadi lebih cair, frekuensinya lebih sering seperti diare, atau bahkan mengandung lendir.

Penyebab muncul ruam alergi susu sapi

Dikutip dari Cleveland Clinic, ruam alergi susu muncul karena adanya reaksi di dalam tubuh. Reaksi alergi adalah respons tubuh terhadap alergen.

Jika anak memiliki alergi susu, tubuhnya akan menghasilkan immunoglobulin E (IgE) setelah paparan pertama terhadap susu. IgE adalah antibodi yang dibuat sistem imun untuk alergen tertentu. 

Antibodi ini menempel pada sel mast (sel alergi) di kulit, saluran pernapasan, dan sistem kardiovaskular. Saat bertemu protein susu, sel ini melepaskan histamin, yang menyebabkan gejala alergi.

Reaksi biasanya muncul dengan cepat setelah mengonsumsi susu, bahkan bisa berupa anafilaksis yang berisiko fatal.

Apakah alergi susu itu berbahaya?

Ilustrasi Anak Minum SusuIlustrasi Anak Minum Susu/Foto: Getty Images/iStockphoto/panaya chittaratlert

Alergi susu sebenarnya berbeda dengan intoleransi protein susu atau intoleransi laktosa. Intoleransi secara umum tidak melibatkan sistem imun, sehingga penanganannya juga berbeda dengan alergi susu.

Tanda dan gejala intoleransi biasanya berupa masalah pencernaan, seperti perut kembung, sering buang gas, atau diare setelah mengonsumsi susu.

Sementara itu, pada kasus yang berbahaya, alergi susu dapat menyebabkan anafilaksis. Ini merupakan reaksi serius yang menyempitkan saluran napas dan menghambat pernapasan anak. 

Susu merupakan penyebab ketiga paling umum anafilaksis setelah kacang tanah dan kacang pohon.

Jika anak mengalami reaksi terhadap susu, sebaiknya segera lakukan konsultasi dengan dokter, meskipun reaksinya ringan.

Anafilaksis termasuk salah satu kondisi gawat darurat medis yang memerlukan tindakan cepat, termasuk bahkan perawatan di rumah sakit. Gejalanya muncul segera setelah mengonsumsi susu, meliputi:

  • Penyempitan saluran napas, termasuk tenggorokan bengkak
  • Wajah kemerahan
  • Gatal-gatal
  • Penurunan drastis tekanan darah 

Bisakah alergi susu sapi hilang?

Sebenarnya tidak ada obat khusus yang secara spesifik dapat menghilangkan alergi susu, tetapi pada sebagian kondisi ini dapat berangsur membaik seiring bertambah usia.

Perawatan tertentu seperti imunterapi oral (oral immunotherapy/OIT) dapat dilakukan untuk membantu melatih ulang sistem imun agar lebih toleran terhadap protein susu, sehingga risiko reaksi menurun. Namun, untuk hal ini diperlukan konsultasi mendalam terlebih dahulu dengan dokter ya, Bunda.

Cara mengatasi ruam alergi susu sapi

Selama bayi atau anak tidak mengalami reaksi berat yang mengancam jiwa, cara terbaik mengatasi alergi susu sapi adalah menghindari konsumsi susu sapi dan produk olahan yang mengandung susu sapi. 

Jika bayi mengonsumsi susu formula, dokter umumnya akan menyarankan untuk beralih ke susu formula terhidrolisis khusus. 

Beberapa orang tua mungkin akan coba menggunakan susu formula berbahan dasar kedelai sebagai pengganti susu sapi, tetapi sebagian bayi dengan alergi protein susu sapi juga mengalami intoleransi protein kedelai. 

Bayi yang menyusu ASI juga bisa bereaksi terhadap protein susu sapi jika ibu mengonsumsi produk susu. Dalam hal ini, ibu menyusui juga perlu menghindari produk olahan susu.

Nantinya saat bayi sudah berusia 6 bulan dan mulai fase MPASI, Bunda perlu lebih waspada untuk membaca label makanan. Sebaiknya hindari semua produk yang mengandung susu.

Produk yang sering mengandung susu antara lain:

  • Mentega
  • Yoghurt
  • Vla (custard)
  • Keju
  • Krim
  • Puding
  • Beberapa kue atau roti
  • Es krim

Penting juga diingat bahwa meskipun bebas susu, alternatif susu nabati mungkin tidak selalu memiliki kandungan gizi lengkap untuk anak.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda