PARENTING
Mengenal Filisida Maternal, Tragedi yang Renggut Nyawa Bunda dan 2 Anak di Bandung
Annisa Karnesyia | HaiBunda
Selasa, 09 Sep 2025 15:21 WIBTragedi pilu terjadi di Bandung, Jawa Barat. Seorang Bunda berinisial EN ditemukan meninggal dunia diduga mengakhiri hidupnya sendiri. Tak hanya itu, EN juga diduga menghilangkan nyawa dua anaknya yang masih berusia 9 tahun dan 11 bulan.
Kasus ini telah diselidiki pihak berwajib. Polisi diketahui sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Tragedi yang merenggut nyawa EN dan dua anaknya ini langsung menjadi sorotan publik. Pasalnya, polisi juga menemukan surat wasiat dari EN di mana ia mengungkap alasannya mengakhiri hidup.
Dilansir detikcom, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengatakan bahwa kasus ini masuk dalam kategori filisida maternal. Lantas, apa itu filisida maternal?
Simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Baca Juga : Ini Bahayanya Saat Seorang Ibu Depresi |
Tragedi yang renggut nyawa Bunda dan 2 anak di Bandung
Kampung Cae, Desa Kiangroke, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, menjadi saksi bisu tragedi seorang ibu mengakhiri nyawanya dan dua anaknya yang masih kecil. Pada Jumat (5/9/25) dini hari, jenazah EN dan kedua anaknya ditemukan di dalam rumah kontrakan.
Surat wasiat berupa secarik kertas ditemukan. Surat yang ditulis dalam Bahasa Sunda oleh EN ini menjabarkan alasannya mengakhiri hidup.
Mengenal apa itu filisida maternal?
KPAI mengatakan bahwa kasus ibu yang mengakhiri hidupnya dan dua anaknya di Bandung ini masuk dalam kategori filisida maternal. Menurut ulasan di jurnal World Psychiatry tahun 2007, filisida maternal didefinisikan sebagai pembunuhan anak oleh ibu.
Sebuah studi yang dilakukan oleh National Institute of Health pernah mengungkap lima alasan atau motif dari filisida maternal. Dilansir laman Psychology Today, berikut lima alasannya:
- Kelompok altruistik (sukarela), ibu percaya bahwa mereka membunuh anak mereka sebagai bentuk penderitaan yang nyata atau bersifat imajiner.
- Kelompok psikotik akut, yakni mereka yang membunuh karena motif irasional.
- Kelompok anak yang tidak diinginkan, atau memandang anak mereka sebagai penghalang.
- Kelompok penganiayaan berat, yakni anak-anak yang meninggal sebagai dampak dari pengabaian atau penganiayaan.
- Kelompok yang balas dendam terhadap pasangannya, yakni ibu yang membunuh anaknya untuk membalas dendam pada pasangannya.
Selain itu, banyak ibu yang tidak mencoba filisida memiliki pikiran untuk menyakiti anak mereka.
Risiko filisida maternal dapat meningkat karena masalah psikosis, depresi, hingga riwayat kekerasan anak. Ibu dengan filisida yang memiliki gangguan mental mempunyai profil risiko yang sangat berbeda dengan ibu yang menganiaya anak-anaknya hingga meninggal.
Kasus ibu membunuh anaknya merupakan tragedi nyata yang membuktikan bahwa perempuan mampu mengakhiri hidup orang lain. Banyak pelaku filisida maternal berasal dari populasi masyarakat yang sering kali belum menikah, menganggur, keterbatasan pengetahuan, rendahnya dukungan sosial, serta riwayat penggunaan obat terlarang.
"Ibu muda merupakan kelompok berisiko melakukan filisida maternal karena kesulitan memenuhi tuntutan sosial dan emosional kehidupan orang dewasa dan menjalani peran menjadi seorang ibu," demikian ulasan dalam buku Behavioral Analysis of Maternal Filicide karya Joy Lynn E. Shelton, Tia A. Hoffer, dan Yvonne E. Muirhead.
Respons pemerintah
Kasus ditemukannya ibu di Bandung yang mengakhiri hidupnya dan kedua anaknya menuai respons dari berbagai pihak, termasuk pemerintah. Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia (WamenPPPA) Veronica Tan menyebut bahwa peristiwa itu memilukan.
"Ini adalah panggilan darurat bagi kita, pemerintah, dunia usaha, masyarakat, untuk memperkuat jejaring perlindungan sosial, akses layanan konseling, serta dukungan ekonomi produktif bagi perempuan, khususnya para ibu yang menjadi tulang punggung keluarga," kata Veronica.
Saat ini, KemenPPPA sudah melakukan berbagai upaya untuk melindungi perempuan dan anak-anak Indonesia. Namun, tragedi memilukan ini menjadi alarm agar pemerintah bisa bergerak cepat untuk melakukan langkah tepat.
"Tapi kasus ini menunjukkan bahwa kita harus bergerak lebih cepat, lebih terpadu, dan lebih berani untuk melakukan terobosan-terobosan," ujar Veronika Tan.
"Kepada semua perempuan di Indonesia, terutama para ibu yang saat ini sedang menghadapi tekanan ekonomi dan merasa lelah: Anda tidak sendirian. Ada banyak pintu bantuan yang bisa diketuk, mulai dari layanan SAPA129, dinas PPPA di daerah, dan komunitas perempuan," sambungnya.
Keprihatinan terkait tragedi ini juga disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Praktino. Menurutnya, kasus ini menjadi kabar duka bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Kisah ini menggambarkan betapa berat beban yang harus dipikul oleh keluarga, terutama perempuan, ketika tekanan ekonomi, konflik rumah tangga, dan minimnya dukungan psikososial yang bertemu dalam satu titik bersamaan," ungkap Pratikno.
"Pemerintah bersama KPPPA, Kemenkes, BPJS, serta pemerintah daerah terus memperkuat sistem deteksi dini, intervensi dini dan akses layanan konseling, dan perlindungan keluarga. Kejadian tragis ini semakin menggerakkan kami di pemerintah untuk kerja lebih keras lagi," sambungnya.
Demikian penjelasan tentang filisida maternal yang renggut nyawa Bunda dan 2 anak di Bandung.
Terkait tindakan untuk mengakhiri hidup sendiri, jika Bunda menemukan gejalanya pada orang terdekat, segera hubungi lima rumah sakit yang disiagakan Kementerian Kesehatan untuk melayani panggilan telepon konseling pencegahan bunuh diri, yakni:
1. RSJ Amino Gondohutomo Semarang (024) 6722565
2. RSJ Marzoeki Mahdi Bogor (0251) 8324024, 8324025, 8320467
3. RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta (021) 5682841
4. RSJ Prof Dr Soerojo Magelang (0293) 363601
5. RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang (0341) 423444
Ada pula nomor hot line Halo Kemenkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan, 24 jam.
Simak video di bawah ini, Bun:
Mengenal Glider Parenting, Pola Asuh Seimbang yang Viral di Media Sosial
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
10 Kebun Binatang di Bandung & Harga Tiketnya, Pas untuk Ajak Anak Liburan
13 Wisata Gratis di Bandung yang Ramah Anak untuk Libur Nataru 2023
Libur Telah Tiba, Bun! Lihat Harga Hotel Terjangkau di Bali & Bandung di Sini
Tingkat Bunuh Diri Pria Tiga Kali Lipat dari Wanita, Ini Sebabnya
TERPOPULER
Potret Namira Adjani Temani Suami Nonton MU di Old Trafford Usai Menikah, Ini Potretnya
Farah Quinn Bagikan Potret Kos-kosan Sang Anak yang akan Kuliah di Boston
Kapan Sebenarnya Bayi Boleh Diajak Berenang?
Dalam Pelukan Suami, Sri Mulyani Tinggalkan Kemenkeu
5 Potret Danish Anak Bungsu Kesha Ratuliu Sunat di Usia 4 Bulan, Ekspresinya Curi Perhatian
REKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Shampo Anti Jamur untuk Anak, Aman untuk Kulit Kepala Si Kecil & Lembut
Nadhifa FitrinaREKOMENDASI PRODUK
15 Rekomendasi Maskara Waterpoof dan Bikin Lentik Tahan Lama
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Obat Maag Cair yang Aman untuk Anak, Pilih yang Terbaik & Ampuh untuk Si Kecil
KinanREKOMENDASI PRODUK
11 Rekomendasi Loose Powder untuk Kulit Kering hingga Berminyak
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Obat Anak untuk Mengatasi Susah Buang Air Besar
Asri EdiyatiTERBARU DARI HAIBUNDA
Potret Namira Adjani Temani Suami Nonton MU di Old Trafford Usai Menikah, Ini Potretnya
Kapan Sebenarnya Bayi Boleh Diajak Berenang?
7 Doa untuk Negeri Indonesia agar Menuju Kebaikan, Kedamaian & Keberkahan
5 Potret Danish Anak Bungsu Kesha Ratuliu Sunat di Usia 4 Bulan, Ekspresinya Curi Perhatian
Posisi Seks Ini Bisa Picu Cedera Serius pada Kelamin Pria Menurut Dokter
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Anisa Bahar Ungkap Sudah Resmi Menikah Sejak 15 Agustus Lalu
-
Beautynesia
5 Kalimat Beracun Orangtua yang Bikin Anak Mudah Memberontak Menurut Ahli Parenting
-
Female Daily
DINO SEVENTEEN Jadi Brand Ambassador Azarine, Ajak Fans Rajin Pakai Sunscreen!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Foto: Nino Fernandez-Steffi Zamora Umumkan Kehamilan, Pamer Baby Bump-Foto USG
-
Mommies Daily
Tren Diet Slow Aging di Korea Bisa Perlambat Penuaan? Ini Cara dan Faktanya!