Jakarta -
Bunuh diri masih menjadi momok yang terjadi di seluruh belahan dunia. Bukan hanya orang dewasa, tapi pelakunya juga banyak dari usia remaja dan anak-anak.
Mengutip Global News, bunuh diri ternyata lebih sering terjadi pada pria, Bun. Tingkat kejadiannya tiga kali lebih tinggi dari wanita.
Di Kanada, tingkat bunuh diri pria pribumi usia 15 sampai 24 adalah 126 per 100.000. Angka ini dibandingkan dengan pria non-pribumi yaitu 24 per 100.000.
"Pria meninggal karena bunuh diri lebih sering terjadi dibandingkan dari kelompok lain, dan kenyataan ini harus segera diatasi" kata Fardous Hosseiny, kepala eksekutif nasional sementara dari Canadian Mental Health Association (CMHA).
Daripada berbicara tentang stres atau mencari bantuan untuk depresi mereka, pria akan sering menutupi stres dan menangani depresi melalui perilaku dan tindakan berbahaya, Bun. Beberapa faktor yang berkontribusi adalah konsumsi alkohol, obat-obatan terlarang, dan isolasi sosial.
Kecenderungan faktor-faktor ini yang menyebabkan pria bunuh diri. Mereka lebih memilih bunuh diri daripada mencari bantuan.
Dalam pandangan Hosseiny, wanita lebih suka berbagi masalah mereka. Sementara pria cenderung menyimpannya.
"Tapi memang benar bahwa selama beberapa generasi, banyak masyarakat mendorong pria untuk menjadi 'kuat' dan tidak mengakui perjuangan mereka," kata Hosseiny.
"Kita juga mengkondisikan anak laki-laki dari usia yang sangat muda untuk tidak mengekspresikan emosi, karena melakukannya sama dengan menjadi lemah," sambungnya.
 Ibu dan anak laki-laki/ Foto: iStock |
Cara orang tua mendidik anak laki-laki dan perempuan juga biasanya berbeda. Misalnya dalam merespons stres, rasa cemas, dan sedih.
Ada perbedaan dalam cara orang tua berbicara pada anak-anaknya. Termasuk saat mendorong mereka untuk berkomunikasi tentang diri mereka sendiri.
"Para ibu lebih sering bicara dengan anak-anak perempuan termasuk berbagi soal perasaan, daripada dengan anak-anak laki-laki," ujar Hosseiny.
Dalam upaya menurunkan angka bunuh diri untuk pria, Hosseiny mengatakan perlu ada perubahan total dalam paradigma budaya yang membahas masalah maskulinitas dalam budaya kita.
Kata psikolog klinis dewasa dari Tiga Generasi @ Brawijaya Clinic, Alfath Hanifah Megawati, M.Psi., Psikolog, perlu juga pemahaman mental awareness untuk mencegah bunuh diri. Berbagai pihak perlu gencar memberi pemahaman bahwa bunuh diri tidak menyelesaikan masalah, Bun.
"Jika memang kondisi psikologis tidak bisa dihandle sendiri dan mengganggu fungsi kita, segera cari bantuan, terutama dari profesional," kata wanita yang akrab disapa Ega ini.
Mengutip situs
Kementerian Kesehatan, warga diharapkan menghubungi nomor darurat 119 jika melihat orang yang ingin melakukan aksi bunuh diri. Nomor tersebut digunakan untuk mencegah aksi bunuh diri.
Ada pula nomor hot line Halo Kemkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan, 24 jam.
Simak juga manfaat anak main di luar di video berikut:
[Gambas:Video Haibunda]
(ank/rdn)