Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

haibunda-squad

Jangan Diabaikan, Ini Kata Psikolog soal Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga

Annisa Afani   |   HaiBunda

Kamis, 07 Apr 2022 10:34 WIB

Shot of a mother and her baby boy at home
Ilustrasi Bunda mengalami depresi/Foto: Getty Images/iStockphoto/Chinnapong

Masalah kesehatan mental menjadi hal yang tak bisa dianggap remeh, Bunda. Terlebih lagi, hal ini semakin digencarkan pada ibu rumah tangga yang rentan alami depresi.

Sebelumnya, perlu kita pahami bahwa setiap Bunda pasti akan mengalami perubahan dalam tubuhnya. Hal ini terjadi karena hormonal dan hal tersebut wajar dialami siapapun.

"Ada yang terjadi pada ibu yaitu perubahan hormonal. Ada hormon estrogen dan progesteron yang ternyata berubah secara tajam pada saat ibu hamil dan juga pada saat melahirkan," kata Dra. Anisa Cahya Ningrum, Psikolog dalam Kulwap HaiBunda pada Rabu (5/4/2022).

"Seperti kita ketahui, kodrat sebagai ibu adalah hamil dan melahirkan. Dan pada saat hamil, dua hormon ini sangat tajam meningkat pada tubuh ibu diproduksi oleh tubuh ibu. Dan ternyata perubahan hormon ini mempengaruhi perubahan emosi," sambungnya.

Para ibu yang emosinya tak stabil dan berkepanjangan, maka ini harus diwaspadai. Jika tidak, risiko alami depresi bisa muncul.

"Depresi adalah kondisi emosi yang sangat kuat pada ibu. Nah, apa yang terjadi? Perubahan emosinya seperti apa? Pada saat terjadi perubahan suasana hati yang cukup tajam, ibu jadi sensitif, emosional. Kadang-kadang irasional, enggak masuk akal, gitu," paparnya.

"Mudah lupa ya enggak konsentrasi, mudah marah, takut cemas, gampang sedih," imbuhnya.

Banner Promo MuslimahpediaFoto: HaiBunda/ Novita Rizki

Lebih lanjut, Anisa memaparkan depresi bisa dibagi menjadi beberapa bagian, yakni ringan hingga berat. "Sebenarnya depresi itu ada yang ringan, tingkatannya. Ada yang sedang, dan juga ada yang berat," ujarnya.

Untuk gejala ringan, Bunda yang mengalami depresi itu biasanya merasakan gejala sedih, terjadi perubahan mood, kemudian cemas, menangis, tubuh jadi sensitif, enggak konsentrasi, dan enggak bisa tidur.

Lalu pada gejala sedang, Bunda yang depresi mulai kehilangan hal-hal yang sebelumnya suka dilakukan. Enggak hanya itu, Bunda yang mengalami depresi juga akan malas melalukan hal-hal ringan, sekalipun untuk kebutuhan hidup.

"Kemudian yang paling menjadi ciri khusus adalah menjadi tidak tertarik hal-hal yang tadinya disukai dan malas melakukan sesuatu. Malas mandi, malas jalan, malas bangun tidur, malas makan gitu ya," tutur Anisa.

"Jadi ada masalah gangguan tidur, gangguan makan, merasa bersalah, merasa enggak berdaya, lalu cirinya muncul pikiran, ingin menyakiti diri sendiri dan juga anak," imbuhnya.

Sedangkan depresi dengan gejala berat, yakni ketika kondisinya lebih berat lagi. Bunda akan merasa bingung, disorientasi (enggak tahu ada di mana), psikosis seperti mendengar orang ngomong, 'Kamu harus begini, kamu harus begitu'.

Selain mendengar, ibu depresi juga bisa melihat sesuatu atau halusinasi. Lalu, ada pula yang terobsesi tentang bayi atau anaknya.

"'Aduh bayiku harus begini, anakku begini', misalnya ya. Bangun tidurnya menjadi berat, benar-benar enggak mau makan, enggak mau bangun, penginnya baring saja, nangis terus-menerus dan sudah ada upaya ingin menyakiti diri sendiri," jelas Anisa.

"Nah, ini sudah ada upaya, sudah mulai mikir, 'Apa sebaiknya aku melakukan sesuatu ya? Apa sebaiknya menyakiti diriku sendiri dan anak gitu ya? Sudah mulai ya melakukan upaya gitu ya, mungkin mengambil sesuatu. Nah, ini yang perlu kita waspadai tentang upaya bunuh diri," imbuhnya.

Lalu apa yang haru dilakukan kita hal tersebut terjadi? Simak kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda

Bunda, simak juga fakta Ibu di Brebes yang aniaya 3 anaknya karena depresi dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

UPAYA HADAPI DEPRESI IBU RUMAH TANGGA

Shot of a mother and her baby boy at home

Ilustrasi Bunda mengalami depresi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/PeopleImages

Jika sadar mengalami hal-hal aneh berupa ciri depresi tersebut, maka harus cepat ditangani ya, Bunda. Jika masih dalam tahap ringan, maka upayakan agar kita menyibukkan diri dengan beragam aktivitas.

"Kalau kita tahu bahwa kita depresi. Yang pertama, upayakan untuk tetap beraktivitas. Semampunya ya, 'Aduh enggak mau melakukan ini, aduh mager nih' yuk dicoba pelan-pelan," saran Anisa.

Cara lain yang bisa Bunda lakukan, yakni mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang. Menurut Anisa, hal ini perlu diupayakan dan tak harus ngoyo menargetkan hal yang cukup tinggi.

"Yang penting hari ini sudah bisa nasi saja sama ceplok telur, sudah (cukup) yang penting upaya. Kita hargai upaya kita, tidak menuntut diri untuk melakukan hal yang sempurna. Kita tata skala prioritas, oke?" jelasnya.

Selanjutnya, adanya support system bagi ibu rumah tangga yang mengalami depresi juga sangat penting. Siapa pun bisa mengisi peran tersebut, mulai dari suami hingga orang terdekat yang bisa membantu Bunda menjalani hari-hari.

"Nah yang diharapkan adalah membantu kita, misalnya ikut merawat bayi kita. Ikut bantu masak, ikut bantu nyapu rumah. Meringankan beban kita nyiapin makanan, menemani olahraga. Kalau kita nge-drop pada saat menyusui, dimotivasi. Memberi kesempatan kita untuk me time," tutur Anisa.

"Dan ibu yang sedang depresi itu membutuhkan tempat untuk menyampaikan unek-unek, jadi orang-orang di sekitar bersedia membuka diri untuk menjadi tempat curhat dan memahami bahwa kalau ibu khawatir tentang hal-hal yang ada di pikirannya, enggak langsung kita pojokkan," lanjutnya.

Hal terpenting yang perlu diperhatikan, kesehatan mental serta kebahagiaan kita menjadi tanggung jawab diri sendiri ya, Bunda. Oleh karena itu, selain mengupayakan saran-saran tersebut serta adanya support system, kita juga bertanggung jawab atas diri kita sendiri untuk dalam kondisi baik-baik saja.

"Jadi selain mengupayakan diri sendiri dan mengharapkan bantuan dari orang-orang di sekitar sebagai support system, sebetulnya kebahagiaan ibu itu menjadi tanggung jawab ibu sendiri. Artinya apa? Kita itu bisa mengupayakan. Jadi kita sebagai ibu perlu mengupayakan kebahagiaan kita sendiri," jelas Anisa.

"Create your own happiness. Kita perlu membahagiakan diri kita sendiri. Enggak perlu mencari kebahagiaan di luar diri kita sebetulnya. Gimana caranya? Kita perlu ngambil jeda dari setiap aktivitas. Banyak yang protes mungkin enggak bisa karena sibuk sekali. Kita upayakan, kita upayakan untuk bahagia," sambungnya.

Bunda juga jangan lupa untuk menyempatkan me time melakukan hal-hal yang membuat Bunda bahagia. "Apa sih itu harus creambath-kah? Harus belanja ke mal-kah? Kalau itu memungkinkan silakan. Tapi kalau tidak lakukan sesuatu yang di sela-sela aktivitas sehari-hari yang menyenangkan," pungkas Anisa.


(AFN/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda