
parenting
Hukuman Tak Lagi Bikin Remaja Takut, Psikolog Ungkap Solusi Efektifnya
HaiBunda
Senin, 15 Sep 2025 16:20 WIB

Daftar Isi
Orang tua dari dulu terbiasa mengandalkan hukuman untuk membuat anak menurut, mulai dari melarang untuk keluar rumah, sampai memberikan ceramah panjang yang terasa tak ada ujungnya.
Namun, bagi anak zaman sekarang, cara ini tak lagi menimbulkan efek jera, justru membuat mereka semakin melawan. Alih-alih membuat takut, banyak anak yang merespons hukumannya dengan tatapan sinis, atau bahkan melakukan hal yang dilarang secara diam-diam.
Reaksi ini sering kali membuat orang tua bingung karena usaha mendisiplinkannya tidak berjalan sesuai dengan harapan. Mengutip dari Times of India, penelitian di Developmental Review menemukan, bahwa hukuman hanya efektif untuk menghentikan perilaku anak sesaat.
Namun, cara ini hampir tidak pernah benar-benar menumbuhkan motivasi dari dalam diri anak. Lebih dari itu, pendekatan yang salah justru bisa membuat anak kehilangan rasa percaya dirinya.
Dari sinilah penting bagi orang tua untuk memahami cara lain yang lebih efektif dalam menghadapi remaja agar komunikasi tetap terjaga dan tujuan mendidik bisa tercapai.
Cara efektif menghadapi anak tanpa harus mengandalkan hukuman
Terdapat beberapa cara yang bisa orang tua terapkan tanpa harus memberikan hukuman pada anak, seperti yang dirangkum dalam Psychological Bulletin, dikutip dari Times of India:
1. Pola asuh otoritatif
Pola asuh otoritatif menyeimbangkan ketegasan dengan kehangatan dalam mendidik anak. Remaja jadi tahu ada aturan yang jelas, tapi tetap merasa suara mereka dihargai dan didengarkan.
Orang tua bisa menegaskan hal-hal penting seperti keselamatan atau kewajiban hadir di sekolah dengan konsisten. Namun, sertakan juga penjelasan sederhana mengapa aturan itu dibuat sehingga anak tidak merasa hanya diperintah.
Dengan cara ini, anak menganggap aturannya lebih masuk akal karena mereka tahu alasannya. Hasilnya, mereka pun lebih mudah menerima serta menginternalisasi nilai yang diajarkan.
2. Ganti hukuman dengan konsekuensi yang logis
Konsekuensi alami membantu anak belajar langsung dari pengalaman tanpa harus dimarahi. Misalnya, jika tidur terlalu larut, mereka akan merasakan sendiri sulitnya bangun pagi untuk beraktivitas.
Bunda dan Ayah juga bisa mengarahkan konsekuensi logis yang tetap proporsional sesuai pilihan anak. Cara ini membuat mereka paham hubungan sebab-akibat tanpa merasa dipermalukan atau dipaksa.
Kalau orang tua melakukannya dengan konsisten, anak akan terbiasa melihat bahwa setiap tindakannya membawa akibat tertentu.
3. Penguatan positif dan pengajaran keterampilan
Memberikan pujian dan penghargaan bisa mendorong anak untuk lebih konsisten berperilaku baik. Mereka merasa usaha dan niat baiknya diperhatikan, bukan hanya disoroti saat melakukan kesalahan saja.
Orang tua bisa memberi hak yang istimewa, seperti sekadar memberikan pujian pada anak. Dengan begitu, kebiasaan baik lebih mudah tumbuh dan bertahan dalam jangka panjang.
Daripada menekan perilaku buruk anak, penguatan positif membantu menumbuhkan motivasi dari dalam diri anak.
4. Motivational interviewing dan problem-solving kolaboratif
Pendekatan ini membuat anak merasa punya suara dalam setiap keputusan yang menyangkut dirinya. Bunda dan Ayah bisa memulainya dengan pertanyaan terbuka dan reflektif agar percakapan lebih cair.
Cobalah minta izin sebelum memberikan masukan, misalnya dengan berkata, "Boleh enggak aku cerita apa yang bikin aku khawatir?". Kalimat sederhana seperti ini dapat mengurangi perlawanan dari anak.
Dengan mencari solusi bersama, anak akan merasa lebih bertanggung jawab atas tindakannya. Hubungan orang tua dengan anak pun jadi lebih sehat dan minim konflik yang berlarut-larut.
5. Pendekatan restoratif dan relasional
Setelah terjadi masalah, fokuslah pada perbaikan, bukan menyalahkan. Ajak anak berdialog dengan tenang tentang apa yang sebenarnya terjadi.
Bunda dan Ayah bisa menanyakan bagaimana cara memperbaiki keadaan agar masalah tidak terulang. Dengan begitu, anak belajar mengambil tanggung jawab dan menghadapi akibat tindakannya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap)ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Terbukti di 6.000 Anak, Ini Gaya Parenting yang Bikin Anak Tumbuh Cerdas

Parenting
Efektifkah Metode Time Out untuk Mendisiplinkan Anak Usia 1-3 Tahun?

Parenting
4 Pelajaran Parenting dari Ibunda Kamala Harris Bantu Anak Raih Kesuksesan

Parenting
Ini Alasan Kenapa Pola Asuh Orang Tua Penting Terhadap Perkembangan Anak

Parenting
Mengenal Pola Asuh Otoritatif: Ciri dan Dampaknya pada Anak, Bisa Bikin Si Kecil Lebih Bahagia

Parenting
Ingin Tahu Bunda Termasuk Tipe Orang Tua seperti Apa? Ikut Kuis Ini Yuk
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda