HaiBunda

PARENTING

13 Fakta tentang Vaksin PCV pada Anak yang Perlu Diketahui Orang Tua

Kinan   |   HaiBunda

Minggu, 28 Sep 2025 12:00 WIB
Ilustrasi/Foto: Getty Images/LightFieldStudios
Jakarta -

Sudahkah Si Kecil mendapatkan vaksin PCV sesuai rekomendasi jadwal dari IDAI, Bunda? Pahami fakta-fakta tentang vaksin PCV pada anak yang penting, terutama bagi kesehatannya di masa depan.

Seperti diketahui, imunisasi memiliki manfaat besar terutama untuk melindungi anak dari berbagai penyakit berbahaya. 

Kini salah satu jenis vaksin yang sudah menjadi bagian dari program imunisasi rutin di Indonesia adalah vaksin PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine). Yuk, kenalan lebih jauh dengan vaksin PCV, Bunda.


Hal yang perlu diketahui tentang vaksin PCV

Dikutip dari laman Kemenkes RI, vaksin PCV akan memberikan perlindungan yang efektif untuk bayi dan anak-anak terhadap penyakit pneumonia atau radang paru, akibat infeksi bakteri pneumokokus.

Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang sangat endemis serta penyebab utama kematian pada bayi dan balita di dunia. Bahkan di Indonesia, sekitar 14,5 persen kematian pada bayi dan 5 persen kematian pada balita setiap tahunnya disebabkan karena pneumonia.

Supaya Bunda bisa lebih memahami tentang mengapa perlu vaksin PCV, serta berbagai aturan penting dan manfaat dari vaksin ini, simak ulasan berikut:

1. Apa itu vaksin PCV?

Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin PCV atau vaksin pneumokokus adalah vaksin berisi protein konjugasi yang bertujuan mencegah penyakit akibat infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae.

Bakteri ini juga kerap disebut sebagai 'kuman pneumokokus', Bunda. Vaksin ini ditujukan untuk mereka yang memiliki risiko tinggi terserang kuman pneumokokus.

Penyakit akibat infeksi ini dapat menyerang siapa saja, dengan angka tertinggi menyerang anak usia kurang dari 5 tahun dan usia di atas 50 tahun. 

2. Pentingnya melakukan Imunisasi PCV

Menurut World Health Organization (WHO), pneumonia menjadi salah satu penyebab kematian terbesar pada anak-anak di seluruh dunia.

Vaksin PCV sangat penting untuk didapat secara lengkap dan sesuai jadwal. Vaksin ini berguna mencegah penyakit pneumokokus, seperti penyakit radang paru (pneumonia), radang selaput otak (meningitis) dan infeksi darah (bakteremia). 

Selain mencegah infeksi awal, imunisasi PCV juga membantu mencegah rawat inap, komplikasi jangka panjang (seperti gangguan pendengaran akibat meningitis), dan meminimalkan dampak infeksi terhadap tubuh. 

3. Siapa yang direkomendasikan mendapat vaksin PCV?

Pada dasarnya, setiap orang punya risiko untuk terinfeksi bakteri pneumokokus. Oleh sebab itu, vaksin ini sebenarnya penting didapat oleh semua orang.

Namun ada beberapa kategori orang yang berisiko lebih tinggi, sehingga direkomendasikan untuk segera mendapat vaksin PCV sesuai jadwal.

Kategori tersebut adalah bayi dan balita (usia kurang dari 5 tahun), yang perlu mendapat vaksin PCV sebagai bagian dari imunisasi rutin.

Anak usia 2-5 tahun yang belum menerima PCV atau belum lengkap dosisnya juga direkomendasikan untuk mendapatkan dosis susulan (catch-up).

4. Aturan pemberian dosis vaksin PCV

Sesuai dengan jadwal vaksinasi anak IDAI tahu 2024, vaksin PCV diberikan pada usia 2, 4, dan 6 bulan dengan booster pada usia 12-15 bulan.

Jika belum diberikan pada usia 7-12 bulan, vaksin PCV 2 kali dengan jarak minimal 1 bulan dan booster pada usia 12-15 bulan, dengan jarak 2 bulan dari dosis sebelumnya.

Namun jika belum diberikan pada usia 1-2 tahun, maka vaksin diberikan 2 kali dengan jarak minimal 2 bulan. Jangan ragu untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter supaya jadwal pemberiannya lebih tepat ya, Bunda.

5. Perbedaan vaksin PCV dan DPT

Jangan sampai tertukar, vaksin PCV dan DPT berbeda penggunaannya. Vaksin PCV adalah singkatan dari Pneumococcal Conjugate Vaccine, yang digunakan untuk mencegah penyakit akibat infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae. 

Sementara itu, vaksin DPT adalah singkatan dari Difteria, Pertusis, Tetanus. Sesuai namanya, vaksin ini bermanfaat untuk mencegah tiga jenis penyakit bakteri berbeda: difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus. 

6. Jenis-jenis vaksin PCV

Diketahui saat ini ada beberapa jenis vaksin PCV yang bisa menjadi pilihan untuk diberikan pada Si Kecil. 

Varian ini berbeda berdasarkan jumlah serotipe bakteri pneumokokus yang dilindungi, misalnya PCV10 (10 serotipe) dan PCV13 (13 serotipe). Bahkan sudah ada pilihan PCV15 dan PCV20.

Dengan kata lain, PCV10 mampu mencegah 10 jenis bakteri pneumokokus, sedangkan PCV13 mampu mencegah 13 jenis bakteri pneumokokus. Meski berbeda, tapi keduanya sama-sama efektif dalam mencegah penyakit akibat infeksi pneumokokus dan meminimalkan risiko komplikasinya.

7. Cara kerja vaksin PCV

Pada dasarnya, cara kerja vaksin PCV yakni dengan merangsang sistem imun tubuh untuk memproduksi antibodi, yang dapat melawan infeksi bakteri pneumokokus.

Vaksin ini memicu sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi terhadap serotipe-serotipe Streptococcus pneumoniae yang ada di dalam vaksin. 

Jadi jika kemudian anak terpapar bakteri tersebut, tubuhnya sudah siap melawan sehingga infeksi bisa dicegah atau tingkat keparahannya dikurangi. 

8. Tingkat efektivitas imunisasi PCV

Tingkat efektivitas imunisasi PCV akan menjadi lebih besar jika diberikan sesuai jadwal dan lengkap, yang artinya secara menyeluruh. 

WHO juga menyebutkan bahwa proteksi terhadap penyakit invasif, pneumonia berat, dan meningitis akan lebih baik terutama bila dosis lengkap dan booster diberikan sesuai jadwal.

9. Kondisi yang tidak boleh mendapatkan imunisasi PCV

Meski pemberian vaksin sangat penting, tapi ada beberapa kondisi yang membuat anak sebaiknya tidak dulu mendapatkan imunisasi PCV:

Alergi vaksin

Sampaikan pada dokter jika anak pernah mengalami reaksi alergi terhadap vaksin apa pun sebelumnya. 

Penggunaan vaksin PCV juga perlu diperhatikan, terutama jika anak memiliki riwayat alergi atau reaksi anafilaktik pada vaksin tertentu. 

Jika ada reaksi alergi parah (anafilaksis) yang dikonfirmasi terhadap imunisasi PCV atau bahan apapun dalam vaksin, kemungkinan anak tidak bisa mendapatkan vaksin ini. 

Sedang dalam kondisi tidak fit

Anak yang sedang sakit berat saat waktu imunisasi, sebaiknya ditunda terlebih dahulu sampai kondisinya membaik. 

Termasuk misalnya jika Si Kecil sedang demam tinggi hingga menggigil, maka tunda imunisasi sesuai dengan jadwal yang dianjurkan dokter.

10. Efek samping dari vaksin PCV

Pemberian vaksin apapun sebenarnya sama-sama berisiko memiliki efek samping ringan, termasuk vaksin PCV. 

Beberapa gejala umum efek samping yang dapat terjadi misalnya seperti:

  • Demam
  • Rewel dan penurunan nafsu makan
  • Bengkak, kemerahan, dan nyeri di area bekas suntikan
  • Nyeri otot dan sendi

Tak perlu khawatir, efek samping ini cenderung bersifat ringan dan dapat mereda dengan sendirinya selama beberapa hari. Pastikan anak cukup istirahat dan cukup konsumsi makanan bergizi serta minum air putih.

Pada anak berusia kurang dari 6 bulan, berikan ASI sesuai keinginannya untuk bantu kuatkan tubuh.

11. Jadwal pemberian imunisasi PCV ke anak

Pemberian imunisasi PCV ke anak umumnya dapat diberikan dengan jadwal seperti berikut:

  • Dosis pertama: usia 2 bulan
  • Dosis kedua: usia 4 bulan
  • Dosis ketiga: usia 6 bulan
  • Dosis keempat (booster): usia 12–15 bulan

12. Tempat mendapatkan vaksin PCV dan biayanya

Sesuai program pemerintah, anak bisa mendapatkan imunisasi PCV di puskesmas, posyandu, dan fasilitas pemerintah di seluruh Indonesia secara gratis.

Untuk vaksin PCV di fasilitas swasta seperti rumah sakit atau klinik swasta, harga vaksin PCV bervariasi tergantung pada jenis (PCV10 atau PCV13) dan mereknya, dengan rentang harga sekitar Rp 800 ribu hingga Rp 1,2 juta per dosis.

13. Cara menghadapi demam setelah imunisasi PCV pada Si Kecil

Anak demam setelah mendapatkan vaksin, Bunda? Tak perlu khawatir, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan di rumah:

  • Gunakan kompres dingin di area vaksinasi jika ada bengkak dan rasa panas
  • Pakaikan pakaian yang nyaman, tipis dan berbahan lembut
  • Pastikan anak tetap terhidrasi (minum cukup), berikan ASI jika masih menyusui
  • Jika suhunya tinggi (misalnya ≥38,5°C), anak bisa diberikan obat penurun demam sesuai petunjuk dokter (misalnya paracetamol)

Amati reaksi dalam 1-2 hari setelah vaksinasi, sebagian besar reaksi ringan akan hilang sendiri dalam 24-48 jam. 

Itulah fakta-fakta vaksin PCV pada anak yang perlu diketahui orang tua. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu guna mendapatkan anjuran dan jadwal sesuai kebutuhan Si Kecil.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Simak video di bawah ini, Bun:

7 Rekomendasi Game Online Edukatif untuk Si Kecil, Ada Mewarnai hingga Memasak!

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Cerita Enno Lerian saat Jadi Artis Cilik, Dapat Surat Berkarung-karung hingga Susah Keluar Rumah

Mom's Life Amira Salsabila

Makna Khusus di Balik Pengumuman Kehamilan Putri Diana hingga Meghan Markle

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

Bintang Emon Bingung Peran Suami di Ruang Bersalin, Simak 9 Cara Ayah Dukung Bunda saat Lahiran

Kehamilan Amrikh Palupi

Bahaya Diet Ekstrem Artis Korea, Alami Anoreksia hingga Rambut Rontok

Mom's Life Arina Yulistara

Cerita Candi Prambanan, Legenda Roro Jonggrang untuk Diceritakan ke Anak

Parenting Asri Ediyati

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Kabar Pebalap Alexandra Asmasoebrata Kini Jadi Bunda, Baru Melahirkan Anak Ketiga

Cerita Candi Prambanan, Legenda Roro Jonggrang untuk Diceritakan ke Anak

Makna Khusus di Balik Pengumuman Kehamilan Putri Diana hingga Meghan Markle

Hotel Ini Jamin Cuaca Cerah, Tamu Dapat Gratis Menginap Jika Turun Hujan

Bahaya Diet Ekstrem Artis Korea, Alami Anoreksia hingga Rambut Rontok

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK