Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

5 Kalimat 'Ajaib' agar Anak Mau Mendengarkan Orang Tua Menurut Psikolog

Aisyah Khoirunnisa   |   HaiBunda

Minggu, 05 Oct 2025 17:10 WIB

Kalimat agar anak mendengarkan orang tua
Kalimat agar anak mendengarkan orang tua/ Foto: Getty Images/staticnak1983
Daftar Isi

Bunda, pernahkah Bunda merasa frustrasi karena harus mengulang instruksi yang sama berkali-kali, namun anak seolah tidak mendengarkan sama sekali? Bunda tidak sendirian. Banyak orang tua yang mengalami hal sama.

Sebagian Bunda mungkin bertanya-tanya, mengapa anak cenderung mengabaikan perintah yang diberikan orang tuanya. Bahkan, ada yang mulai mengkhawatirkan fungsi telinga sang anak.

Namun, sebelum panik berlebihan, ada baiknya Bunda mencoba beberapa kalimat ajaib berikut agar anak mau mendengarkan orang tuanya. Psikolog mengatakan bahwa kunci untuk mendapatkan kerja sama dari anak bukanlah dengan menaikkan volume suara, melainkan dengan mengubah pilihan kata yang Bunda gunakan.

5 kalimat 'ajaib' agar anak mau mendengarkan orang tuanya, cocok untuk si sulung

Ketika anak-anak merasa aman, dilihat, dan didukung, sistem saraf mereka akan tenang, dan barulah mereka mampu menyerap panduan dari orang tua. Dilansir Goods, berikut adalah lima kalimat 'ajaib' yang direkomendasikan para ahli untuk membangun rasa aman dan membuat anak Bunda mau mendengarkan:

1. "Bunda percaya kamu"

Kalimat ini memiliki kekuatan luar biasa karena dapat meredakan rasa malu dan sikap defensif pada anak. Ketika anak merasa diragukan, pertahanan mereka akan meningkat, dan mereka akan beralih ke mode perlindungan diri. Dengan memilih untuk percaya, Bunda menunjukkan bahwa cinta dan dukungan tidak bersyarat, yang pada akhirnya menumbuhkan rasa aman.

Misalnya, saat anak Bunda melakukan kesalahan atau mengatakan, "Aku tidak sengaja merusak mainanku." Bunda bisa memberikan tanggapan dengan kalimat berikut, "Bunda percaya kamu! Mari kita bersihkan ini bersama."

Pilihan kalimat ini, akan segera menghilangkan rasa bersalah Si Kecil. Ketika anak merasa aman, mereka akan lebih mudah bertanggung jawab atas perilakunya.

2. "Mari kita gunakan nada yang rendah. Bisa kamu tunjukkan Bunda?"

Daripada berteriak atau memberi perintah yang seringkali menciptakan kebuntuan atau pertarungan kekuasaan, ajaklah anak Bunda untuk sama-sama menggunakan nada suara yang relatif rendah. Frasa ini sangat efektif, terutama bagi anak kecil yang sering berteriak.

Akademi Montessori mengajarkan kesadaran dan rasa hormat terhadap lingkungan sebagai bagian dari program pendidikan mereka. Dengan mendorong anak menggunakan nada suara rendah (indoor voice), Bunda secara tidak langsung memberikan sinyal kedamaian kepada anak. Anak juga akan belajar cara menghormati orang lain. 

Contohnya, jika si kecil berlarian sambil berteriak kencang di dalam rumah, Bunda bisa katakan, "Ayo coba gunakan suara pelan dengan nada yang rendah. Bisakah kamu tunjukkan pada Bunda seberapa pelan kamu bisa bicara?".

3. "Bunda mendengarkan, ceritakan apa yang terjadi"

Psikolog menekankan bahwa anak perlu merasa didengar sebelum mereka bisa mendengarkan kembali orang tua mereka. Dengan memberikan perhatian dan waktu untuk mendengarkan lebih dulu, resistensi anak akan hilang. Pertanyaan sederhana ini dapat meredakan ledakan emosi dan membuka ruang untuk koneksi dan perbaikan.

Sebagai contoh, ketika si kecil mengatakan "Aku tidak mau bermain dengan kakak lagi", Bunda bisa mengatakan "Bunda mendengarkan. Coba ceritakan apa yang terjadi". Kalimat seperti ini akan meredakan emosi anak dan efektif mencegah tantrum. 

4. "Bunda di sini untukmu."

Saat emosi anak memuncak (meltdown), mereka tidak dapat memproses logika, karena sistem saraf mereka berada dalam modesiaga, fight-or-flight. Pada kondisi ini, yang mereka butuhkan saat itu adalah bantuan untuk menenangkan diri dan mengelola emosi. Kalimat ini memberikan validasi pada perasaan mereka dan meyakinkan mereka bahwa mereka tidak sendirian. Validasi emosi adalah langkah awal penting sebelum memberikan panduan atau logika.

Misalnya, saat anak sedang marah besar karena mainannya diambil saudaranya, Bunda bisa katakan, "Bunda tahu kamu kecewa dan marah. Kamu boleh merasa kecewa, Nak. Bunda di sini untukmu". Dengan mengatakan ini, Bunda seolah-olah memberi sinyal pada Si Kecil untuk meluapkan amarah mereka. 

5. "Ketika... Maka..."

Frasa yang kerap dipakai pada anak sulung ini sangat efektif karena menetapkan urutan yang jelas dan dapat diprediksi. Susunan kalimat ini juga memberikan anak rasa kontrol dan otonomi. Frasa ini bukan ancaman, melainkan pernyataan sederhana tentang urutan suatu hal akan dilakukan yang akan membantu berpindah dari suatu kegiatan ke kegiatan lainnya. 

Contohnya: "Ketika kamu selesai membereskan mainanmu, maka kita bisa pergi ke taman". Atau, "Pertama, kita akan memberesakan. Selanjutnya, kita bisa menonton acara TV yang kamu inginkan". Frasa ini membantu anak memahami konsep menyelesaikan tugas sebelum mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Dengan menguasai lima kalimat 'ajaib' ini, Bunda tidak hanya mendapatkan kerja sama dari anak, tetapi juga mengajarkan mereka empati, tanggung jawab, dan yang terpenting, rasa dihormati. Ketika anak merasa dihormati, mereka akan cenderung membalasnya dengan rasa hormat yang sama.

Demikian kata-kata yang disarankan psikolog agar anak mau mendengarkan Bunda. Penggunaan kata yang tepat, dapat membuat mereka tergugah untuk mendengarkan apa kata orang tua.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda