parenting
Mengapa Anak yang Aktif Berolahraga Lebih Sehat Mentalnya Saat Remaja?
HaiBunda
Jumat, 12 Dec 2025 09:30 WIB
Anak yang aktif bergerak sejak dini ternyata punya kesempatan untuk tumbuh dengan mental yang kuat saat masa remaja lho, Bunda. Mengapa bisa demikian?
Temuan ini sebenarnya datang dari sebuah studi besar yang membuka cara pandang baru soal pentingnya kegiatan fisik anak semasa kecil. Penelitian ini kemudian membuka cara pandang baru tentang bagaimana olahraga bisa berpengaruh pada kesehatan mental di masa depan.
Menilik dari laman The Washington Post, para peneliti menemukan bahwa anak usia 11 tahun yang rutin berolahraga memiliki risiko lebih rendah mengalami gangguan mental saat mereka menginjak usia 18 tahun.
Lebih lanjut, setiap tambahan satu jam aktivitas olahraga hariannya dikatakan mengalami penurunan risiko terkena mental hingga 12 persen. Temuan tersebut berasal dari penelitian yang diterbitkan dalam British Journal of Sports Medicine.
Lantas, bagaimana bisa anak yang aktif berolahraga lebih sehat mentalnya saat remaja, ya? Mari kita simak bersama, Bunda.
Aktivitas fisik sejak dini berdampak besar pada kesehatan mental remaja
Dikutip dari The Washington Post, studi terbaru menunjukkan bahwa kebiasaan bergerak sejak kecil memberi manfaat bagi kesehatan mental anak di masa remaja. Aktivitas fisik ini membantu otak anak untuk melepaskan hormon yang dapat menurunkan stres, Bunda.
Kegiatan yang mungkin Bunda anggap sederhana seperti bermain atau berlari, ternyata membawa dampak yang jauh lebih besar dari yang kita bayangkan.
Berkaitan dengan hal ini, peneliti kemudian melibatkan lebih dari 16.000 anak di Swedia yang lahir antara 1997 hingga 1999. Orang tua mereka kemudian mencatat jumlah kegiatan fisik harian anaknya pada usia 5, 8, dan 11 tahun untuk melihat pengaruhnya dalam jangka panjang.
Hasilnya menunjukkan bahwa aktivitas fisik bisa menurunkan risiko kecemasan hampir 40 persen pada anak laki-laki di usia 5 dan 11 tahun. Bukan tanpa alasan, ini terjadi karena olahraga bisa membuat tubuhnya merasa lebih rileks, Bunda.
Lebih lanjut, dampak serupa juga terlihat pada depresi, yang menurun sampai 19 persen pada usia 5 tahun dan 23 persen di usia 8 tahun. Lalu, ketika anak memasuki usia 11 tahun, aktivitas fisik tetap memberikan efek yang positif, Bunda.
Olahraga yang dilakukan secara konsisten membawa manfaat tambahan
Peneliti kemudian menemukan bahwa olahraga yang dilakukan secara konsisten pada usia 11 tahun memberikan manfaat tambahan bagi kesehatan mental anak. Kegiatan ini biasanya anak lakukan bersama teman sebayanya, sehingga mereka tidak merasa sendiri, Bunda.
Melihat dari hasil studinya, anak perempuan mengalami penurunan risiko gangguan mental hingga 12 persen ketika mereka rutin berolahraga. Sedangkan pada anak laki-laki, angkanya bahkan lebih tinggi, Bunda, yaitu bisa mencapai 23 persen.
Lebih lanjut, para peneliti menulis bahwa usia 10 hingga 12 tahun adalah masa yang sangat berpengaruh bagi perkembangan mental anak. Di fase ini, kegiatan fisik bisa membantu bagian otak anak yang mengatur emosi, rasa cemas, dan kemampuannya dalam menghadapi stres.
Dengan begitu, Bunda perlu mengajak untuk anak tetap aktif setiap harinya. Meski tampaknya sederhana saja, kebiasaan olahraga sejak dini ialah investasi besar bagi kesehatan mental mereka ketika memasuki usia remaja.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ndf/fir)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Parenting
4 Cara agar Anak Merasa Miliki Privasi, tapi Tetap Bisa Bunda Pantau
Parenting
6 Cara Mudah Menjaga Kesehatan Mental Anak di Tengah Pandemi
Parenting
3 Dampak Buruk Tak Menjaga Kesehatan Mental Anak
Parenting
3 Tips Melatih Anak agar Tak Gampang Cemas
Parenting
Ucapan Orang Tua yang Dapat Mengganggu Psikologis Anak
7 Foto
Parenting
7 Potret Mima Shafa, Anak Mona Ratuliu yang Jadi Penggiat Isu Kesehatan Mental
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda
6 Kata-kata yang Ingin Didengar Anak Dewasa dari Orang Tuanya, Sederhana tapi Bermakna
10 Perubahan setelah Menjadi Orang Tua dari Mental hingga Hubungan dengan Pasangan
Orang Tua Habiskan Lebih dari 96 Jam per Tahun Bertengkar soal Screen Time Anak