HaiBunda

PARENTING

Memahami Penyebab Anak Manja dan 5 Cara Menghadapinya Menurut Pakar

Indah Ramadhani   |   HaiBunda

Selasa, 23 Dec 2025 16:50 WIB
Penyebab anak manja/ Foto: Getty Images/FatCamera

Apakah Bunda pernah merasa kewalahan karena anak terlalu manja dan selalu mencari perhatian? Tenang, Bunda tidak sendiri, kok. Tidak sedikit orang tua merasakan hal yang sama, meskipun ahli mengatakan bahwa ini sebenarnya normal.

Namun, tidak jarang Bunda merasa anak juga perlu belajar mengenali aturan dan batasan dengan cara yang sehat. Oleh karena itu, Bubun akan jelaskan tentang penyebab anak menjadi manja dan bagaimana cara menghadapi menurut pakarnya.

Yuk, simak selengkapnya informasi ini. Siapa tahu, bisa menjadi solusi bagi Bunda yang sedang pusing menghadapi Si Kecil yang manja.


Penyebab anak manja menurut ahli mediator keluarga

Anak bersikap manja ternyata datang dari beberapa alasan, Bunda. Penyebabnya pun bisa berasal dari pola asuh orang tuanya.

“Keterikatan anak kecil adalah cara wajar untuk mengekspresikan kebutuhan emosional. Pada tahap ini, mereka sangat bergantung pada pengasuh untuk merasa aman dan stabil,” tutur seorang mediator keluarga terakreditasi, Stefanie Peachey, MSW, RSW, AccFM, dilansir Today's Parens.

Menurutnya, keterikatan anak dengan orang tua merupakan respons yang wajar dalam proses tumbuh kembang. Namun, dalam kondisi tertentu, ada beberapa faktor yang membuat anak terlihat lebih manja atau semakin melekat. Berikut sejumlah penyebab menurut Peachey:

1. Merupakan sebuah perkembangan yang alami

Sejatinya, anak masih membutuhkan orang dewasa yang membuat mereka merasa lebih aman, yaitu orang tua. Sikap manja yang ditunjukkannya adalah proses alami dalam memahami emosi dan belajar mengenali situasi di sekitarnya.

2. Emosi yang masih berkembang

Suatu saat mungkin Si Kecil akan meledakkan emosinya. Pada tahap ini, kemampuan Si Kecil untuk mengatur emosi masih berkembang, sehingga mereka lebih senang menempel pada Bunda untuk menenangkan diri.

3. Perbedaan karakter anak

Setiap anak pasti memiliki karakter yang berbeda, Bunda. Hal ini membuat respon Si Kecil terhadap sesuatu menjadi beragam. Misalnya, ada anak yang lebih sensitif dan lama beradaptasi pada situasi baru, tetapi ada juga yang bisa langsung menyesuaikan diri.

4. Perubahan cepat yang  terjadi terus-menerus

Bunda, apakah keluarga Si Kecil sering berpindah-pindah dalam rentang waktu yang dekat? Mungkin saja perasaan 'tidak pasti' itulah yang membuat Si Kecil semakin mencari pegangan yang stabil, yakni berada di sisi Ayah dan Bunda.

5. Konsistensi peran orang tua

Kabar baiknya, sikap manja ini akan berkurang seiring kebutuhan emosional anak terpenuhi. Apabila Si Kecil diberikan perhatian yang konsisten, penuh kehangatan, dan dukungan, mereka akan lebih percaya diri untuk bereksplorasi karena tahu selalu ada tempat kembali.

Tips menghadapi anak yang sedang manja dari para ahli

Simak cara menghadapinya berikut ini.

1. Terapkan konsistensi

Menurut Peachey, Si Kecil akan lebih nyaman bila mereka mengetahui jadwal rutinitasnya dengan jelas. Aktivitas mereka seperti makan, tidur, dan kegiatan sehari-hari, sebaiknya dibuat terjadwal dan konsisten. Dengan begitu, mereka bisa lebih tenang dan percaya diri.

2. Belajar mengatur perasaan 

Saat emosi Si Kecil terasa sangat kuat, terkadang Bunda bingung harus berbuat apa. Nah, psikolog Lauren Pasqua menyarankan untuk Bunda agar mengatur dan menenangkan emosinya melalui kedekatan, respons lembut, dan kehadiran yang menenangkan.

3. Mengatur emosi sesuai usia

Mengatur emosi anak tidak bisa selalu disamakan caranya. Mereka memiliki perbedaan kebutuhan dan kemampuan, tetapi Bunda dapat menyesuaikan dengan usianya, seperti yang disarankan Pasqua.

Balita

Bila Si Kecil berusia balita, biasanya mereka masih kesulitan memahami perasaan sendiri. Sebagai orang tua, Bunda bisa membantunya dengan:

  • Mengucapkan apa yang anak rasakan dengan kalimat sederhana, misalnya, “Kamu lagi takut, ya. Tidak apa-apa, Bunda ada di sini.”
  • Memberi kesempatan anak untuk memilih dua pilihan sederhana, seperti memilih warna baju, agar anak merasa punya kendali atas tubuhnya.

Pra-sekolah

Jika Si Kecil sedang ada di tahap prasekolah, biasanya mereka akan mulai belajar mengenali emosi, tetapi masih butuh contoh langsungnya. Sehingga, Bunda bisa membantunya dengan:

  • Menyebutkan perasaan anak dan mencontohkan cara menenangkannya, seperti menarik napas bersama.
  • Menggunakan media pendukung, seperti flashcard, agar anak punya kosakata untuk mengekspresikan perasaannya.

Sekolah

Saat Si Kecil sudah di usia sekolah, mereka sudah bisa belajar mengatur emosi sendiri. Pada usia ini, Bunda bisa membantunya dengan:

  • Mengajarkan teknik sederhana seperti latihan pernapasan atau aktivitas fisik ringan.
  • Menyediakan “pojok tenang” di rumah untuk membantu anak menenangkan diri.
  • Memberi apresiasi saat anak berhasil menggunakan cara-cara tersebut untuk menenangkan diri.

4. Jujur soal batasan itu penting

Menjadi orang tua bukan berarti Bunda harus mengabaikan kebutuhan diri sendiri. Jika Bunda butuh waktu untuk tenang, cobalah berbicara jujur kepada Si Kecil.

Bunda bisa menerapkan batasan kepadanya, tetapi tetap sampaikan dengan tenang dan beri mereka pilihan. Misalnya, “Bunda tahu kamu ingin bermain sekarang. Bunda juga ingin. Tapi, Bunda harus pergi sebentar. Kita bisa bermain nanti, atau kamu pilih kegiatan lain dulu.”

Melansir dari Motherly, mengenalkan batasan sejak dini membantu Si Kecil memahami apa yang menjadi batasan untuk dirinya sendiri. Ahli pengasuhan, Janet Lansbury menekankan bila orang tua mengatakan “tidak” secara lembut dan jelas, maka orang tua membantu anak menjadi lebih terarah.

5. Gunakan visualisasi dan benda kesayangan

Bunda dapat menerapkan bagan rutinitas secara visual untuk membantu Si Kecil mengenali jadwal kegiatan mereka sehari-hari. Ketika mereka merasa hidupnya terstruktur, rasa cemas akan perlahan berkurang.

Selain itu, Bunda juga dapat memberikan mereka benda yang dapat menenangkan. Maksudnya adalah benda ini dapat memberi rasa aman saat mereka cemas atau kewalahan, sehingga mereka bisa menenangkan diri tanpa pengasuh.

Demikian penyebab anak menjadi lebih manja serta cara menghadapinya menurut para ahli. Semoga penjelasan ini dapat membantu Bunda memahami kebutuhan emosional Si Kecil dan menjadi solusi dalam menghadapi Si Kecil yang sedang ingin lebih dimengerti.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Simak video di bawah ini, Bun:

Ingin Anak Sukses? Ini 5 Kalimat yang Harus Dihindari Orang Tua Menurut Ahli

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Tak Tuntut Harta Gono-gini dari Ridwan Kamil, Ini Jumlah Kekayaan Atalia Praratya

Mom's Life Annisa Karnesyia

11 Ucapan yang Tidak Boleh Dikatakan pada Pejuang Garis 2, Bisa Menyakiti Hati

Kehamilan Indah Ramadhani

Masak Udang Enaknya Dicampur Apa? Ini 5 Aneka Resep Terbaik & Praktisnya

Mom's Life Amira Salsabila

20 Contoh Kalimat Sederhana untuk Diajarkan ke Anak TK B, Mudah Dimengerti

Parenting Nadhifa Fitrina

Pamela Bowie Melahirkan Anak Kedua, Intip Perjalanan Kehamilan hingga Persalinannya

Kehamilan Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Kelainan Jantung Bawaan pada Janin, Kenali Gejalanya

Masak Udang Enaknya Dicampur Apa? Ini 5 Aneka Resep Terbaik & Praktisnya

11 Ucapan yang Tidak Boleh Dikatakan pada Pejuang Garis 2, Bisa Menyakiti Hati

20 Contoh Kalimat Sederhana untuk Diajarkan ke Anak TK B, Mudah Dimengerti

Metro Year End, One Day Super Special Kembali Hadir

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK