Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Benarkah Anak yang Dititipkan ke Nenek Cenderung Manja? Ini Kata Psikolog

Arsitta Dwi Pramesti   |   HaiBunda

Rabu, 08 May 2024 04:00 WIB

9 Dampak Psikologis Anak Diasuh Nenek dan Kakeknya
Ilustrasi Benarkah Anak yang Dititipkan ke Nenek Cenderung Manja? Ini Kata Psikolog/Foto: Getty Images/Edwin Tan

Bunda yang bekerja mungkin familiar dengan opsi menitipkan anak kepada neneknya. Banyak dari Bunda yang memilih hal tersebut dikarenakan rasa percaya kepada Nenek sebagai pengganti orang tua sementara atau karena terbentur biaya untuk merekrut pengasuh.

Namun, banyak isu mengatakan bahwa Si Kecil yang dititipkan ke sang nenek cenderung manja. Benarkah demikian?

Dalam hal mendidik, merawat, dan memberikan perlindungan kepada anak menjadi tanggung jawab orang tua, yaitu Bunda dan Ayah. Aspek yang harus dioptimalkan dalam pengasuhan di keluarga adalah pemeliharaan keluarga, dukungan keluarga, dan pencegahan keterpisahan dalam keluarga.

⁠Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Pengasuhan dan Lingkungan, Rohika Kurniadi Sari menjelaskan bahwa anak berhak diasuh oleh orang tuanya sendiri.

"Setiap anak berhak diasuh oleh orang tuanya sendiri. Terkadang orang tua memindahkan tanggung jawabnya pada pihak lain, padahal itu tanggung jawabnya," ujar Rohika dalam Media Talk bertema 'RUU KIA pada Fase Seribu Hari Pertama Kehidupan Dorong Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak' bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) di Kantor KemenPPPA, Jakarta Pusat, Selasa (23/4/2024).

Namun, setiap keluarga memiliki dinamikanya sendiri. Terkadang, Bunda harus menitipkan anak kepada sang nenek saat Bunda dan Ayah sedang bekerja.

Dalam hal meminta bantuan pengasuhan dengan orang lain ini, Bunda perlu menanyakan ketersediaan nenek. Bunda pasti memahami bahwa mengurus anak membutuhkan kestabilan fisik dan mental.

"Jaminan lain bahwa nenek sebagai pengasuh sementara pengganti orang tua juga perlu didengar pendapatnya. Kira-kira nenek keberatan tidak?" kata Rohika. 

Rohika juga kembali menegaskan tanggung jawab untuk mengasuh anak dan memberikan hak anak sepenuhnya ada pada orang tua. Pengasuh sementara hanya bersifat membantu.

"Namun, pengasuhan tetap tanggung jawabnya ada pada orang tuanya. Nenek hanya membantu secara sementara saat orang tua tidak ada," tegas Rohika.

Benarkah anak yang dititipkan pada nenek cenderung manja?

Psikolog Anak dan Remaja, Mutia Aprilia menjelaskan memang ada beberapa kasus yang mengeluhkan hal ini. Namun, pola pengasuhan tetap dapat dikendalikan orang tua.

"Sebenarnya banyak yang bercerita, iya. Tapi tidak semua. Kalau orang tua tegas dari awal tentang aturan yang diberikan kepada anak, maka anak akan mengerti dan tidak bergantung,” ungkap Mutia Aprilia.

Mutia juga mengingatkan Bunda jika nantinya memang ada peraturan yang dilanggar. Tentunya hal ini sudah menjadi risiko pengasuhan.

"Tapi kalau (aturan orang tua) dilanggar sedikit, karena kakek dan nenek cenderung tidak tega, adalah risiko. Semua pengasuhan pasti ada risikonya. Kalau (dititipkan) sama nenek mungkin ada aturan yang agak bablas," kata Mutia.

Namun, Bunda jangan khawatir. Saat Si Kecil kembali diasuh oleh Bunda dan Ayah di rumah, Bunda masih dapat memperbaiki aturan yang dilanggar ini dengan mengingatkan kepada anak. Jika ia sering diingatkan dan diberi pemahaman, lambat laun Si Kecil akan sadar.

"Anak sebenarnya fleksibel, dia akan mengikuti aturan orang tuanya. Dia akan tahu dan akan bisa," jelas Mutia.

Lantas, bagaimana cara mengasuh Si Kecil agar aman dan terhindar dari kekerasan? Simak penjelasannya pada halaman selanjutnya ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!


Tips Mengasuh Anak agar Aman dan Terhindar dari Kekerasan di Tempat Umum

9 Dampak Psikologis Anak Diasuh Nenek dan Kakeknya

Ilustrasi anak yang dititipkan ke nenek/Foto: Getty Images/iStockphoto/Prot Tachapanit

Bunda pasti menginginkan pengasuhan yang terbaik untuk Si Kecil. Setiap anak memiliki hak-hak yang dijamin oleh peraturan yang berlaku. 

Berdasarkan Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) tahun 2021, tiga dari 10 anak mengalami kekerasan bentuk apapun dalam 12 bulan terakhir. Selain itu, 4 dari 10 anak mengalami kekerasan bentuk apapun sepanjang hidupnya.

Dalam mengasuh anak yang aman dan menghindari kekerasan, Bunda dapat melakukan tips-tips berikut ini.

Tips mengasuh anak agar aman dan terhindar dari kekerasan di tempat umum

⁠Psikolog Anak dan Remaja, Mutia Aprilia, memberikan tips mengasuh Si Kecil agar aman dan terhindar dari kekerasan, baik di rumah maupun di tempat umum. Bunda dapat mempraktekkannya kepada Si Kecil di rumah dan meminta bantuan orang lain untuk menyampaikan hal ini.

1. Ajarkan batasan area tubuh

Si Kecil harus memahami batasan area tubuh miliknya. Batasan ini mencakup area mana yang boleh dan tidak boleh dilihat ataupun dipegang orang lain.

“Anak harus tau batasan mana area tubuh yang boleh dilihat dan dipegang orang lain dan mana yang tidak. Paling mudahnya area yang ditutupi pakaian dalam tidak boleh dilihat dan dipegang orang lain. Begitupun sebaliknya,” jelas Mutia.

Bunda dapat menjelaskan batasan ini untuk melindungi Si Kecil dari ancaman kekerasan seksual. Tak lupa, Bunda juga harus mengingatkan Si Kecil bahwa dirinya tidak boleh melanggar batasan tubuh orang lain.

Hal ini dapat diajarkan kepada Si Kecil sejak usia dini, Bunda. “Ini dari usia dini, usia 1 tahun atau 2 tahun, sudah harus mulai diperkenalkan. Meskipun anaknya belum mengerti. Lambat laun ia akan mengerti,” ungkap Mutia.

2. Minta Si Kecil membela dirinya

Saat Si Kecil dihadapkan oleh situasi yang mengancam, ia harus tau cara membela dirinya. Bunda dapat mengajari Si Kecil, hal-hal yang dapat ia lakukan untuk melindungi diri.

“Jika ada orang yang melakukan hal-hal yang membuat tidak nyaman, beritahu anak hal-hal apa yang bisa dilakukan anak, misalnya berteriak, lari dari tempat itu, atau mencari pertolongan,” kata Mutia.

3. Beritahu orang yang bisa dipercaya

Saat Si Kecil mengalami situasi yang mengancam keselamatannya, Bunda dapat memberi tahunya daftar orang-orang yang dapat ia percaya. Beritahu Si Kecil siapa saja yang dapat dimintai pertolongan, seperti petugas keamanan, guru, keluarga terdekat, atau kerabat yang dipercaya.

“Kalau ada orang yang membuat tidak nyaman, kasih tahu anak untuk berbicara pada orang tua atau keluarga yang bisa dihubungi. Jadi kita ajarkan cara menghadapi situasi bahaya,” jelas Mutia.

Simak juga video cara mendidik anak agar tidak berbohong:

[Gambas:Video Haibunda]




(fir/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda