PARENTING
Kenapa Ayah di Atas Usia 30 Lebih Sering Merasa Kelelahan dan Tertekan? Ini Faktanya
Nadhifa Fitrina | HaiBunda
Senin, 29 Dec 2025 08:40 WIBMemasuki usia 30 tahun ke atas, banyak Ayah yang mulai merasa tubuhnya tak sekuat seperti sediakala. Rasa lelah yang datang lebih cepat, bahkan saat aktivitas terasa sama seperti sebelumnya.
Rutinitas sehari-hari sebenarnya tak jauh berbeda, seperti dari berangkat kerja hingga membantu urusan rumah. Namun, energi yang terkuras kini semakin terasa, sementara waktu istirahat yang didapat pun sering kali tak tercukupi.
Di usia ini, tekanan hidup biasanya datang bersamaan, Bunda. Ayah harus membagi energi antara pekerjaan, keluarga, dan perannya sebagai orang tua.
Tak sedikit para Ayah yang menganggap kondisi tersebut sebagai hal yang wajar karena usia yang semakin bertambah. Rasa lelah dan tertekan pun kerap diterima begitu saja karena berpikir ini sebagai bagian dari perjalanan hidup.
Namun ternyata, ada hal lain yang membuat Ayah di atas usia 30 tahun lebih sering merasa kelelahan dan tertekan. Simak faktanya berikut ini, Bunda.
Fakta Ayah di atas usia 30 tahun lebih mudah merasa kelelahan
Perubahan yang dialami Ayah setelah usia 30 tahun ternyata tidak lepas dari peran hormon, Bunda. Salah satu hormon penting yang berpengaruh besar adalah testosteron, yaitu hormon yang membantu menjaga energi, stamina, fokus, dan suasana hati pada laki-laki.
Seiring bertambahnya usia, kadar testosteron dapat menurun secara perlahan tanpa disadari. Dampaknya, Ayah bisa lebih mudah merasa lelah, kurang bersemangat, dan cepat kehilangan fokus meski kegiatan sehari-hari terasa sama seperti biasanya.
Dikutip dari New York Post, penelitian yang dilakukan oleh Talker Research ini menunjukkan bahwa banyak Ayah yang sebenarnya sudah mengetahui hubungan testosteron rendah dengan kelelahan fisik atau penurunan gairah. Namun, gejala emosional seperti stres, berkurangnya kesabaran, dan rendahnya motivasi justru kerap luput dari perhatian.
"Testosteron tidak hanya memengaruhi otot atau libido. Testosteron memainkan peran besar dalam motivasi, fokus, kesabaran, dan suasana hati secara keseluruhan. Hal-hal itulah yang secara drastis memengaruhi seberapa hadir dan terlibatnya pria dengan orang-orang terkasih," kata Kepala Kesehatan Pria di Hims, dr. Pete Stahl.
Dalam survei tersebut, jumlah Ayah yang telah didiagnosis mengalami testosteron rendah dan yang belum terdiagnosis terbagi hampir seimbang. Kondisi ini menandakan bahwa masih banyak Ayah yang merasakan keluhan, tetapi belum memahami apa penyebab utamanya, Bunda.
Dampak testosteron rendah pada Ayah di atas usia 30 tahun
Melihat hasil penelitian, bahwa sebanyak 69 persen Ayah yang belum terdiagnosis menduga mereka memiliki kadar testosteron yang rendah, Bunda. Perasaan menduga tanpa kepastian ini ternyata membawa beban emosional tersendiri.
Banyak Ayah yang mengaku diliputi stres, perasaan sedih, hingga rasa malu karena khawatir dengan kemungkinan kondisi kesehatannya. Rasa tidak nyaman tersebut bukan tanpa alasan ya, Bunda.
Pada Ayah yang sudah didiagnosis testosteron rendah, sebanyak 64 persen mengatakan keluhan mereka sering kali tidak dianggap serius oleh orang lain. Sebagian dari mereka bahkan diminta untuk "mengatasinya" sendiri atau dianggap kurang kuat secara mental.
Di sisi lain, data juga menunjukkan adanya harapan. Hampir setengah atau sekitar 47 persen Ayah yang telah didiagnosis memilih menjalani pengobatan untuk menangani testosteron yang rendah.
Hasilnya, perubahan positif mulai dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebanyak 65 persen Ayah melaporkan energinya mulai meningkat, sementara lebih dari separuhnya mereka merasa lebih fokus dan percaya diri.
Lebih lanjut, tak hanya fisiknya saja, kondisi mentalnya pun ikut membaik, Bunda. Sekitar 49 persen Ayah merasakan kesejahteraan mental yang lebih stabil setelah mendapatkan penanganan.
Bahkan, tiga dari empat Ayah mengatakan kadar hormon yang lebih sehat membuat mereka lebih sabar dan terlibat bersama anak serta pasangan. Hal inilah yang sebenarnya jadi petunjuk bahwa kesehatan Ayah sangat berpengaruh pada keharmonisan keluarga.
Itulah penjelasan mengenai alasan mengapa Ayah di atas usia 30 tahun lebih sering merasa kelelahan dan tertekan, beserta fakta yang perlu diketahui oleh keluarga.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ndf/fir)