Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Sepenting Apa Sih Terbuka Sama Anak? Simak Kata Happy Djarot, Yuk

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Kamis, 07 Sep 2017 12:49 WIB

Sudahkah kita terbuka pada anak-anak kita?
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Orang tua dan anak kadang berjarak sehingga membuat kita sebagai orang tua jadi tidak terbuka pada anak. Padahal kata Happy Farida Djarot, keterbukaan antara orang tua dan anak itu penting banget.

"Peran orang tua saat ini sangat dibutuhkan untuk anak. Keterlibatan dan dorongan orang tua menjadikan spirit sendiri untuk anak-anak," ungkap Happy ditemui dalam konferensi pers operet "Aku Anak Rusun, Ada Gulali di Hatiku", di Rusunawa Pulogebang, Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur Rabu (6/9/2017).

Menurut istri Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, ini nggak ada kiat atau cara khusus dalam mengasuh anak-anak perempuannya. Dengan keadaan saat ini yang rawan pelecehan seksual dan marak akun-akun pedofil, baginya yang penting untuk menjadi tameng adalah keterbukaan.

Baca juga: Biar Nggak 'Miskom', Abimana Biasakan Ngobrol dengan Anak-anaknya

"Satu hal yang kami terapkan sejak anak-anak masih kecil satu sih: komunikasi. Anak-anak boleh mengkritik ataupun mengevaluasi kami sebagai orang tua, dan memberi masukan. Kami sebagai orang tua meleluasakan anak-anak untuk menyampaikan perasaan anak-anak ke kami, sehingga nggak ada batasan," sambung Happy.

Happy dan suaminya menghindari anak-anaknya malah takut ngomong akibat tidak dibiasakan terbuka. "Karena ya namanya anak pasti ada perasaan takut kan ketika udah ngobrol sama orang tua. Tapi, kami biasakan anak-anak terbuka baik ke saya maupun ke Bapak," lanjutnya.

Tiga anaknya pun punya sifat yang berbeda-beda. Misalnya Safira adalah anak yang sangat komunikatif, di mana ia dapat menceritakan semua hal secara detail baik yang ia alami ataupun yang ia lakukan. Sedangkan Hapsa, anak keduanya, jarang banyak bicara. Meski begitu sebisa mungkin Happy dan suaminya sering mengajak ngobrol. Sedangkan yang paling kecil sama seperti kakaknya yang pertama, banyak bicara.

"Inti resepnya di sini komunikasi. Jangan batasi komunikasi orang tua dan anak. Daripada anak mencari sendiri informasi dari luar, buat saya pribadi lebih baik tanya ke orang tuanya," imbuhnya.

Dengan bersikap terbuka sehingga komunikasi terjalin dengan baik, maka anak-anak merasa nyaman membicarakan apapun. Bahkan saking terbukanya, Happy tidak khawatir saat anak-anak keluar bersama teman-temannya tanpa diawasi langsung.

"Karena saya yakin mereka pasti akan cerita hal sekecil apapun itu tanpa ada yang ditutupi. Kalau dulu saya kecil kan ada omongan, 'eh jangan cerita itu lho, nggak boleh, itu tabu'. Nah kalau zaman sekarang, anak-anak diasuh seperti itu saya malah khawatir nanti anak akan cari info sendiri. Tahu sendiri kan apalagi internet zaman sekarang, yang dicari tahu apa yang keluar apa," lanjut Happy. (aml)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda