Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Apa Dampaknya Kalau Anak Diejek Bentuk Tubuhnya?

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Kamis, 26 Oct 2017 12:30 WIB

Saat anak mengaku sering diejek bentuk tubuhnya, apa ya dampaknya kelak?
Dampak yang bisa dialami saat anak menjadi 'korban' body shaming/ Foto: thinkstock
Jakarta - Kita nggak pernah bisa 'request' bentuk tubuh pada Tuhan. Ya, beberapa orang terlahir lebih pendek dari teman-teman seusianya, atau justru terlalu tinggi ketimbang orang kebanyakan. Tentunya nggak bijak saat bentuk tubuh ini jadi bahan ejekan. Apa akibatnya kalau anak mengalaminya?

Pembentukan pola negatif diri baik dari diri sendiri maupun dari orang lain atau yang biasa disebut body shaming ini punya dampak yang luar biasa, bahkan bisa berdampak hingga si anak dewasa. Ya, tanpa disadari hal semacam ini bisa merujuk pada bullying.

Baca juga: Menyikapi Anak yang Berkomentar Negatif Soal Kondisi Fisik Temannya

Psikolog anak dan remaja, Ratih Zulhaqqi, mengatakan dampak dari body shaming memang nggak main-main. Soalnya nih, bisa berefek pada rendahnya percaya diri, berdampak pada self concept atau konsep diri yang menjadi buruk, dan self image atau gambaran diri menjadi turun

"Iya bisa ngaruh ke percaya dirinya, bahkan ada juga yang yang terbawa hingga dewasa. Ketika dewasa bisa jadi ia tidak percaya diri dikarenakan punya latar belakang body shaming yang pernah ia alami, sehingga dirinya sendiri pun membentuk pola yang negatif ketika ia melihat fisiknya," kata Ratih yang ngobrol dengan HaiBunda.

Ratih mengataka, bisa jadi beberapa orang dewasa yang pernah menjadi 'korban' body shaming ini berlarut-larut dengan image negatif yang menempel pada dirinya sehingga orang tersebut pun jadi rendah diri.

"Misal, ada orang yang udah nggak mau olahraga karena merasa udah gendut dari sananya. Atau seseorang yang diledek karena rambutnya keriting akan merasa bahwa rambut keritingnya sangat jelek atau hal lainnya yang membuat pikiran tersebut jadi negatif," papar Ratih.

Jika anak kita yang menjadi pelaku body shaming? Tentunya berdampak si anak akan menjadi public enemy, karena pastinya nggak akan banyak orang yang mau dekat dengan anak kita. Hal ini merupakan tugas orang tua untuk mengedukasi bahwa perilaku body shaming ini tidak diperkenankan untuk dilakukan baik untuk diri anak maupun ke orang lain. Kita perlu menjelaskan juga ke anak bahwa ada efeknya secara psikologis agar anak lebih mengerti.

Ratih lantas memberikan 'kunci' untuk menumbuhkan percaya diri anak yaitu dengan memberi kesempatan ke anak untuk mandiri. "Jangan anak nggak bisa sedikit langsung kita bantu atau malah kita lakukan semua hal untuk anak," tutur Ratih.

Jangan langsung nilai anak negatif ketika ia salah juga ya, Bun. "Ketika salah, koreksi terlebih dahulu, klarifikasi kebenarannya dan evaluasi. Jika anak masih salah lagi jangan langsung di-judge," tambah Ratih.

Penting juga nih untuk nggak langsung marah atau panik ketika anak berbuat salah. Karena menurut Ratih, kecemasan yang anak miliki berasal dari marahnya orang tua yang panik. Jadi coba tenang dulu, setelahnya lalu bicarakan dengan anak ya, Bun.

Baca juga: Saat Tubuh Anak Jadi Olok-olokan, Begini Sebaiknya Bersikap (aml)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda