
parenting
9 Contoh Body Shaming yang Tidak Disadari Sering Dilakukan Orang Tua pada Anak
HaiBunda
Kamis, 27 Apr 2023 16:25 WIB

Body shaming bisa menjadi utama dalam menghancurkan kepribadian dan kesehatan mental anak. Sayanganya, orang tua yang kadang-kadang menjadi pelaku body shamming pada anak-anaknya.
Entah tanpa sadar atau tidak, kadang ayah atau bunda sering mengomentari bagian tubuh anak. Tak jarang, hal itu berkontribusi dalam merusak mentalnya di masa pertumbuhan.
Dalam masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, akan banyak perubahan fisik. Seperti misalnya gigi menjadi ompong, anak perempuan menjadi gemuk, atau anak laki-laki yang mulai berubah suaranya.
Sayangnya, ketika seorang anak dipermalukan, kita sering menganggapnya enteng sebagai 'lelucon lucu' atau tidak memikirkan apa yang pasti dirasakan anak itu darinya.
Dalam sebuah studi, dikutip dari BBC, tentang efek ejekan oleh anggota keluarga terhadap ketidakpuasan tubuh dan gangguan makan, 23 persen peserta melaporkan ejekan yang berkaitan dengan penampilan oleh orang tua, dan 12 persen diejek oleh orang tua tentang berat badan. Lebih banyak dilaporkan diejek oleh ayah mereka daripada ibu mereka.
Body shaming oleh ayah merupakan prediktor signifikan ketidakpuasan tubuh serta perilaku bulimia dan depresi, dan juga meningkatkan kemungkinan diejek oleh saudara kandung. Sementara, body shaming oleh bundanya sendiri adalah prediktor depresi yang signifikan.
Lalu, body shaming oleh saudara kandung memiliki dampak negatif yang sama pada kesehatan mental dan harga diri, serta meningkatkan risiko gangguan makan.
Contoh Body Shaming yang Tidak Disadari Orang Tua
Duh, efek body shaming ngeri ya, Bunda? Biasanya orang tua tidak memiliki niat untuk mengejek anak atau body shaming. Dapat dipahami bahwa orang tua ingin anaknya lebih baik dari mereka. Namun, penyampaiannya terkadang salah dan malah bisa dibilang body shaming. Berikut contohnya!
1. "Duh, andaikan Bunda punya badan kurus kayak kamu..""
Perkataan ini umum dan sering kali datang dari tempat niat baik.. Namun, jika anak merasa tidak aman dengan tubuhnya, mendengar hal-hal ini dapat merusak mentalnya. Bagaimana jika perkataan ini melukainya? Bagaimana jika Si Kecil ternyata di-bully teman-temannya karena kurus? Tidak ada yang tahu jika mereka tidak menceritakannya.
2. "Kayaknya, baju itu kurang cocok sama bentuk badan kamu.."
Kalimat itu menunjukkan bahwa ada yang salah dengan cara mereka menampilkan diri. Pernyataan seperti ini melemahkan inti dari body image anak, terutama jika mereka cukup memercayai Bunda untuk menunjukkan kepada Bunda pakaian baru atau penampilan baru yang berani yang sedang mereka coba.
3. "Sekarang gemuk banget ya sepupu kamu.."
"Mereka sangat gemuk ya sekarang", mungkin tampak tidak berbahaya karena tidak tertuju pada anak. Tapi kalimat itu merupakan contoh yang buruk untuk anak. Lebih buruk lagi, jika anak remaja melihat Bunda berbicara seperti itu tentang orang lain, mereka juga akan mempertanyakan bentuk tubuh mereka di mata Bunda.
4. "Aduh Si Endut, ini pipi luber ke mana-mana. Gemes deh!"
Dalam budaya kita, memberi julukan itu normal dan sekardar candaan. Banyak yang menilai julukan Si Endut, Si Ceking yang mungkin terdengar tidak buruk. Tapi ketika kita memanggil anak berulang kali, itu bisa benar-benar menyinggung.
5. "Heh! Jangan makan itu banyak-banyak! Makin gendut nanti kamu!"
Dilansir Parents, para ilmuwan dari University of Minnesota menemukan bahwa remaja yang orang tuanya berbicara kepada mereka tentang makanan dengan fokus pada berat atau ukuran mereka, seperti "Jangan makan itu atau kamu akan gemuk!" berakibat menunjukkan perilaku makan yang tidak teratur seperti enggan makan, atau menggunakan obat pencahar.
Baca contoh body shaming lainnya di halaman berikut ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Simak yuk pola asuh yang berdampak buruk ke anak dalam video di bawah ini:
Contoh Body Shaming yang Dilakukan Orang Tua pada Anak
Contoh Body Shaming yang Tidak Disadari Sering Dilakukan Orang Tua pada Anak/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Prostock-Studio
6. "Ayo, makan yang banyak! Biar badan kamu enggak segitu-gitu saja."
Sama seperti perkataan di atas. Perkataan tersebut kemungkinan berdampak pada psikis anak. Berakibat pada kesalahan pola makan anak, Bunda.
7. "Andaikan bisa 'transfer' lemak Bunda ke Kakak.."
Hindari membuat komentar seperti, "Andaikan bisa 'transfer' lemak Bunda ke Kakak" atau "Bunda gemukan ya?" Itu dapat mengirim pesan negatif kepada anak-anak dan membuat mereka bertanya-tanya apa pendapat Bunda tentang tubuh mereka.
8. "Dulu waktu bunda masih gadis langsing, banyak naksir!"
Sebaliknya, bahkan komentar tubuh yang positif pun bisa bermasalah. Jika jatuh ke telinga atau pola pikir yang salah, mengatakan sesuatu seperti itu malah dapat merugikan. Seorang anak yang mudah dipengaruhi mungkin berpikir, "Oh, orang akan lebih menyukai saya jika saya kurus."
9. "Wah, kakaknya yang mana nih? Masa kalah besar badannya sama adiknya?"
Pasti Bunda pernah mendengar kalimat ini saat keluarga berkumpul. Dibandingkan dengan saudara kandung tak kalah menyakitkan, baik itu terkait postur tubuh maupun warna kulit.
Seperti mungkin kalimat seperti ini, "Kok kakaknya lebih hitam dari adiknya? Beneran saudara kandung nih?" Celetukan seperti itu bukan hanya melukai perasaan anak tapi juga berdampak di masa depan, Bunda.
Utarakan Maksud Baik Tanpa Harus Menyinggung Bentuk Tubuh Anak
Untuk Bunda pahami, pertama dan yang paling penting adalah jangan pernah mengomentari berat badan atau fisik anak-anak, bahkan jika merasa sedang berniat baik. “Itu tidak pernah membantu,” kata dokter anak yang berbasis di Massachusetts, Clay Jones.
Untuk satu hal, menekankan berat badan anak memperkuat anggapan bahwa menjadi langsing terkesan menjadi 'cita-cita' yang penting. Tekanan untuk menjadi kurus dapat membuat anak-anak menurunkan harga diri, dan meningkatkan risiko depresi.
Dalam meta-analisis 2016, para peneliti menganalisis hasil dari 42 studi dan menyimpulkan bahwa mendorong anak-anak dan remaja untuk menurunkan berat badan atau mengkritik berat badan mereka memicu persepsi diri yang negatif dan gangguan makan.
Dapat dimengerti apabila orang tua ingin anak sehat, tapi berat badan tidak perlu menjadi bagian dari diskusi tentang kesehatan dan kebugaran. Faktanya, kata Jennifer Harriger, seorang psikolog perkembangan yang memelajari citra tubuh dan stigma berat badan di Pepperdine University, sebaiknya jangan menuding anak-anak sama sekali.
Jika Anda mengkhawatirkan kesehatan anak Anda, tetapkan tujuan keluarga baru yang mendorong perilaku sehat. “Katakan, 'Saya pikir sebagai sebuah keluarga, akan menjadi ide yang sangat bagus jika kita semua lebih sering berjalan-jalan,' atau 'Ayo mendaki bersama akhir pekan ini,'" kata Harriger, dikutip dari Slate.
Hal yang sama berlaku untuk anak-anak yang berperawakan kurus. Jadi, jika memang ingin bermaksud baik, ada kok cara yang lebih pantas tanpa menyinggung perasaan Si Kecil.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Ketahui Penyebab Perilaku Playing Victim pada Anak, Ini 5 Cara Mengatasinya

Parenting
Bunda Perlu Tahu, Pentingnya Mengajarkan Kejujuran pada Anak Sejak Dini

Parenting
Apa Dampaknya Kalau Anak Diejek Bentuk Tubuhnya?

Parenting
Saat Tubuh Anak Jadi Olok-olokan, Begini Sebaiknya Bersikap

Parenting
Menyikapi Anak yang Berkomentar Negatif Soal Kondisi Fisik Temannya


7 Foto
Parenting
Potret 7 Anak Artis saat Menikmati MPASI, Ekpresinya Cute dan Gemas
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda