Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Menyikapi Anak yang Berkomentar Negatif Soal Kondisi Fisik Temannya

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Selasa, 24 Oct 2017 08:00 WIB

Ketika anak mulai berkomentar negatif tentang kondisi fisik temannya, sebagai orang tua, apa yang baiknya kita lakukan?
Menyikapi Anak yang Berkomentar Negatif Soal Kondisi Fisik Temannya (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Body shaming atau memberi komentar negatif terhadap kondisi fisik orang lain bukan tak mungkin juga dilakukan anak-anak. Ya, walaupun bisa aja, Bun, anak belum mengerti tentang body shaming yang mereka lakukan.

Nah, ketika anak melontarkan komentar negatif terkait kondisi fisik temannya misalkan mengolok-olok temannya dengan sebutan 'gendut' atau 'jelek', apa yang baiknya kita lakukan? Psikolog anak dan remaja, Ratih Zulhaqqi mengatakan pada dasarnya anak-anak akan lebih terstimulus dengan sesuatu yang lebih konkret dan berbeda.

Ketika mereka merasa teman mereka 'beda' dari yang lain maka secara reaksi anak-anak akan langsung mengungkapkan apa yang mereka pikirkan. Body shaming dijelaskan Ratih juga nggak terbatas pada fisik seperti gendut, kurus, pendek, tinggi aja lho, Bun.

"Yang berhubungan dengan citra tubuh sudah termasuk body shaming, misal, si anak mengatakan cara jalan temannya seperti bebek, walaupun benar jalannya seperti bebek namun tidak juga harus dibicarakan atau malah jadi ledekan," kata Ratih waktu ngobrol sama HaiBunda.

Baca juga: Kata Putri Titian Saat Dirinya Dibilang Gendut Setelah Punya Anak

Ratih mengatakan, terbentuknya citra negatif yang berasal dari komentar atau stigma negatif terhadap bagian tubuh tertentu merupakan kategori body shaming. Lalu kenapa ya anak mudah banget berkomentar negatif tentang tubuh temannya atau orang lain?

Kata Ratih, karena anak-anak terstimulus dengan suatu hal yang nyata dan berbeda sehingga anak lebih refleks untuk mengomentari sesuatu dengan negatif. Perlu kita ingat juga, Bun, body shaming juga bisa berujung pada bullying atau intimidasi.

"Jangan salah, body shaming itu nggak cuma dari diri sendiri ke orang lain. Bisa juga ke diri sendiri lho. Misal anak bilang, 'Ah aku nggak mau pakai baju ini ah, kan aku gendut lengannya ke mana-mana', itu aja udah termasuk body shaming ke diri sendiri," papar Ratih.

Dalam situasi kayak gitu, citra diri anak terhadap dirinya sendiri negatif karena ia merasa gemuk dan alhasil dia nggak percaya diri ketika menggunakan pakaian. Ratih mengingatkan, ada kalanya anak tiba-tiba berkomentar ketika melihat keadaan fisik temannya yang berbeda. Contoh, anak berucap 'Kok giginya maju semua gitu sih kamu?'. Dengan berkata seperti itu, kata Ratih anak sudah termasuk mem-bully si teman secara verbal lho, Bun.

Karena itu, sebelum anak jadi pelaku body shaming ada baiknya kita melakukan pencegahan. Ratih mengatakan, anak bisa melakukan body shaming karena mendapat stimulasi negatif dari lingkungannya termasuk keluarga.

"Kebiasaan orang tua yang sering komplain ke anak dengan cara negatif dapat memengaruhi perilaku anak ke orang lain," kata Ratih. Cara yang bisa dilakukan orang tua supaya anak nggak melakukan body shaming yaitu jangan cuma menegur anak di hal negatif saja atau karena dia nggak bisa melakukan sesuatu.

"Apresiasi hal atau prestasi yang anak lakukan, tapi harus tulus dan penuh makna ya. Kemudian, beri lebih banyak pelajaran norma dan moral judgemental ke anak, ajarkan bahwa perilaku body shaming itu bisa menyakiti orang lain," tutur Ratih.

Baca juga: Seperti Ini Dampaknya Jika Orang Gemuk Terlalu Sering Di-bully

(rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda