Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Menghadapi Anak yang Sering Melawan Orang Tuanya

Melly Febrida   |   HaiBunda

Selasa, 20 Mar 2018 14:36 WIB

Bunda sedih, Nak, kalau kamu sering melawan begini...
Menghadapi Anak yang Suka Melawan Orang Tuanya/ Foto: Thinkstock
Jakarta - Sedih itu saat mendapati anak yang dulunya menurut berubah menjadi suka melawan. Kadang jadi serba salah menyikapinya. Didiamkan dengan harapan anak sadar akan perbuatannya ternyata nggak mengubah apapun. Tapi menasihati, baik dengan nada tinggi atau datar, tetap juga nggak berpengaruh.

Kita mungkin tergoda untuk memarahi anak ya, Bun, dalam situasi seperti ini. Tapi baiknya kita tahan-tahan diri agar nggak melakukan sesuatu yang bisa disesali.

Tom Tozer dan Bill Black, penulis 'Dads2Dads' menyarankan orang tua sebaiknya nggak perlu terlalu keras menghadapi anak. Harus selalu kita ingat, Bun, kalau kita mengucapkan kata-kata yang menyakiti hati anak ataupun memberikan label negatif pada anak, maka semua yang terucap nggak bisa ditarik lagi.

Saya termasuk yang mengalami ini Bun. Sudah tahan-tahan komentar agar nggak makin ribut eh nggak sabar dan jadilah berkomentar yang akhirnya saya sesali, hiks.

Kata Tom, sebenarnya wajar jika kita kelepasan mengucapkan sesuatu. Bahkan kadang bukan cuma ucapan yang sulit kita rem, tapi juga tindakan kita seperti dengan kasar memegang lengan anak, mencubitnya terlalu keras, dan sebagainya. Tapi kita harus belajar mengendalikan diri agar nggak bikin masalah makin runyam.

Siapa menabur, maka dia akan menuai. Pernah dengar peribahasa ini kan, Bun? Ya, dalam hidup sepertinya berlaku 'hukum' tabur tuai. Jika kita menabur hal positif, mengendalikan amarah kita, mencari solusi terbaik agar anak nggak melawan, maka kelak kita akan menuai hal-hal positifnya.

Menghadapi Anak yang Suka Melawan Orang Tuanya/Menghadapi Anak yang Suka Melawan Orang Tuanya/ Foto: thinkstock


Tom lantas teringat pengalamannya saat berhadapan dengan anaknya. Dia bersyukur kini memetik hal positif dari masa lalu, di mana dia berusaha mati-matian untuk nggak melakukan hal yang kontraproduktif saat menghadapi anaknya yang suka melawan.

Menurut Tom, menjadi orang tua memang nggak selalu mulus jalannya Bun. Ada kalanya anak-anak mau mendengarkan nasihat kita dan semua bisa berjalan dengan baik. Tapi, ada juga saatnya anak-anak nggak mau mendengarkan.



"Kami teringat waktu itu ketika kami tidak berteman dengan anak-anak kami, ketika kami merasa tidak dihargai, dituruti atau dicuekin. Terkadang kami pantas mendapatkannya. Pada saat itu, kita menghadapi anak-anak kami di 'medan perang ego dan kontrol'. Rasanya tidak enak. tidak dihormati dan seperti disingkirkan. Apalagi kami adalah ayah yang bekerja keras menjadi ayah. Kami menuntut dihormati," papar Tom, seperti dikutip dari montgomeryadvertiser.

Seiring waktu berlalu, saat anak-anak semakin besar, Tom menyadari anaknya tumbuh sama kerasnya dengan dirinya. Mereka juga terkadang merasa diabaikan dan tidak dihormati.

Tapi dari pengalaman itu, Tom belajar berulang-ulang. Saat situasi sedang tegang tak ada yang berbicara, semua diam. Karena jika berbicara, nantinya malah akan ada banyak luka. Ternyata dari situlah orang tua maupun anak-anak belajar. Ya, belajar untuk berkontemplasi, belajar untuk berbicara dengan nada lebih baik, menyampaikan perasaan, dan belajar mendengar. Tampaknya gampang ya, Bun, tapi seringkali tak semudah yang dibayangkan.

Terkait anak yang terkadang sering melawan, Alan Kazdin, profesor di bidang psikologi di Yale University mengingatkan agar kita tidak mudah melabeli anak dengan sesuatu yang negatif. Ketika anak dilabeli 'pembangkang', seolah-olah masalah hanya ada pada anak, sedangkan orang tua baik-baik saja. Padahal tidak selalu demikian.

Ketika anak tidak menuruti perkataan orang tua, sebaiknya orang tua mencari tahu apa yang membuat kondisi itu terjadi. Misalnya, apakah orang tua sudah berbicara dengan kata-kata dan intonasi yang baik? Atau sebaliknya kesannya orang tua memerintah sehingga anak jadi enggan menurutinya?



Prof Kazdin mengatakan cara orang tua menyampaikan instruksi kepada anak-anaknya mempengaruhi kemungkinan anak untuk mematuhinya. Misalnya kalimat 'Tolong bereskan mainan kamu' bisa jadi akan direspons berbeda dengan 'Bereskan mainan kamu'.

Selain itu, beberapa orang tua mengeluh sudah lelah dan stres bekerja seharian, kemudian di rumah semakin stres menghadapi anak yang suka melawan. Nah, perlawanan anak bisa jadi muncul karena nada suara orang tua yang memang membuatnya tidak nyaman.

Menghadapi Anak yang Suka Melawan Orang Tuanya/Menghadapi Anak yang Suka Melawan Orang Tuanya/ Foto: Thinkstock


"Stres bisa mengubah intonasi," ucap Prof Kazdin seperti diberitakan detikHealth.

Karena itu ada baiknya memperhatikan intonasi ketika berbicara, utamanya saat menghadapi anak yang sedang melawan ya, Bun. (Nurvita Indarini)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda