New Delhi -
Sikap anak yang tiba-tiba berubah pastinya membingungkan ya, Bun. Inilah yang dirasakan seorang ibu, sebut saja namanya Vandana. Ia seorang ibu bekerja dan entah kenapa anak laki-lakinya jadi nggak mau mendengarkannya, bahkan suka
melawan.Saking pusingnya, Vandana memutuskan mengikuti konseling orang tua. Akhirnya Vandana terbuka lebar matanya. Vandana menyadari putranya suka
melawan demi mencari perhatian. Selama ini Vandana terlalu sibuk dengan kerjaannya sehingga hampir tak pernah menghabiskan waktu bersama putranya itu.
Vandana kemudian berusaha memperbaikinya dan mulai memperhatikan kebutuhan si kecil. Kini, putranya yang berusia 10 tahun sama seperti anak-anak lainnya yang penyayang. Bahkan anaknya sesekali membuatkan masakan Vendana lho. Wah so sweet banget ya.
Vandana sebenarnya nggak sendirian. Ada beberapa orang tua yang menghadapi situasi serupa dengan anak-anak mereka. Kata para ahli, perilaku dan kepribadian anak dibentuk oleh pengalaman masa kecil mereka, Bun.
Kalau masalah anak tidak kita perbaiki sejak kecil, sifat-sifat yang kurang bagus bisa menjadi kuat dan menciptakan masalah psikologis di kemudian hari. Direktur Khusus Biro Anti-Korupsi India, Hasmukh Patel prihatin dengan meningkatnya kasus konflik orang tua dan anak.
Hasmukh kemudian meluncurkan program 'Pengasuhan untuk Perdamaian' di tahun 2017, dengan memberikan konseling gratis kepada orang tua. Sehingga, mereka dapat menciptakan lingkungan yang penuh cinta dan kasih sayang.
Hasmukh Patel didukung Dr. Nishchal Bhatt, dokter spesialis anak dan Presiden Akademi Pediatri, Gujarat, kemudian Bharat Shah selalu pendiri sekaligus pengawas Aadarsh Amdavad, sebuah LSM yang bekerja untuk meningkatkan kualitas hidup warga.
Nishchal mengatakan, masa kecil merupakan bingkai jiwa dalam kehidupan orang dewasa, Bun. Ia mencontohkan, Hitler semasa kecilnya mendapat perlakuan tidak baik dari ayahnya. Sedangkan ibunda Mahatma Gandhi mengajarkan berpuasa sebagai prinsip hidup yang penting.
Ayah Gandhi juga nggak akan marah kalau anaknya mengaku mencuri. Bahkan air matanya mengalir.
"Kita semua tahu yang Hitler dan Gandhi lakukan di kemudian hari. Yang satu memerintahkan pembunuhan jutaan orang. Sementara yang lainnya memimpin sebuah bangsa menuju kemerdekaan menggunakan puasa dan non-kekerasan sebagai alat," kata Nishchal seperti dilansir India Times.
Meenakshi Kirante, Pendiri Direktur 'Maanas - The Inside Story', yang bekerja untuk kesejahteraan anak mengatakan anak-anak itu seharusnya diajarkan tentang kecakapan hidup dan kesadaran diri serta psikologi baik di rumah dan di sekolah. Cara itu akan membantu mereka mengelola perasaan dan diri mereka sendiri dengan lebih baik.
"Sebagian besar anak-anak saat ini tidak memiliki tempat yang tepat untuk membuang energi dan agresi mereka. Cobalah secara teratur terlibat dalam beberapa bentuk olahraga yang menyediakan penyaluran alami," kata Meenakshi.
Kiat agar Anak Tak Melawan Orang TuaSaat anak melawan memang suka bikin emosi ya, Bun. Tapi, terapis keluarga Tricia Ferrara menyarankan orang tua untuk melakukan strategi 'serangan saat setrika dingin' untuk menghadapi anak yang suka melawan. Kalau kita dalam kondisi hati 'panas' juga, tidak akan banyak membantu.
Nah, jika anak menunjukkan perilaku yang tidak baik, ingatkan saja dengan rencana dan syarat yang sudah dibuat sebelumnya. Kata Tricia, hal ini akan memicu anak untuk melakukan sesuatu yang memang mereka harus lakukan.
"Di rumah saya berlaku 'bertingkah tidak akan mendapat apa-apa," ujar Tricia dikutip dari CNN.
 Foto: thinkstock |
Selain itu, bunda juga bisa menghadapi anak-anak yang suka melawan dengan cara di bawah ini:
1. Jangan berteriak, menghakimi, atau membandingkan anak kita dengan anak lain. Jangan berdebat saat berurusan dengan anak dan belajar untuk menghadapi mereka dengan cinta.
2. Misal anak melawan saat diminta makan, coba tanamkan pembelajaran yang menyenangkan dan mengajari mereka bagaimana caranya menikmati makan.
3. Praktikkan apa yang akan kita katakan ke anak. Orang tua perlu menjadi teladan bagi anak-anak yang menyaksikan setiap tindakan mereka.
4. Komunikasi yang efektif dan menjadi pendengar yang baik adalah kunci untuk memahami anak.
(nwy/rdn)