Jakarta -
Sadarkah Bunda, bahwa dunia berjalan begitu cepat? Sehingga tidak terasa si kecil sudah tumbuh
remaja. Apakah Bunda sudah memberikan perhatian yang cukup pada anak sejak dia kecil?
Anak kurang perhatian, berdampak buruk bagi masa depannya, Bun. Walaupun ada rasa terlambat bagi Bunda, tetapi tidak ada salahnya untuk mencoba memerhatikan anak yang mulai beranjak remaja.
Menurut Tata Sudrajat, Direktur YSTC (Yayasan Sayangi Tunas Cilik) mitra Save the Children, orang tua sebenarnya cepat sekali 'kehilangan anak'. Dalam arti, masa kecil anak kadang terlewat begitu saja hingga tidak terasa dia sudah beranjak remaja. Pada fase remaja ini, anak bukan lagi seseorang yang mudah dibujuk untuk mengikuti kemauan orang tua.
"Dalam fase itu, mungkin akan ada semacam pemberontakan. Dia tidak bisa menerima gitu aja omongan orang tua," kata Tata di Tangerang, baru-baru ini.
Tata menjelaskan, ketika anak sudah mulai masuk jenjang SMP atau SMA, mereka sudah punya banyak teman. Secara psikologis, mereka sudah mandiri dan independen. Pada tahap ini, orang tua sebaiknya membantu si anak untuk merasa lebih aman dalam proses belajar mandiri tersebut.
"Orang tua harus mampu mengontrol emosinya saat anak mengatakan atau menunjukkan perilaku yang kurang konsisten," tutur Tata.
Anak yang kurang perhatian sejak kecil, tidak akan menjadikan orang tuanya sebagai acuan. Ini berdampak pada sikapnya yang cenderung melakukan hal-hal negatif, dan emosinya sulit dikontrol.
"Banyak remaja melakukan hal negatif. Pertanyaannya ketika dia lakukan itu, dia ingat nggak sih sama ortunya?
Kalau dia ingat dia akan mikir dua kali," ucap Tata.
 Ilustrasi orang tua dan anak/ Foto: thinkstock |
Saat
anak sudah beranjak remaja, dia sudah memiliki dunia sendiri dan mulai jarang berkomunikasi dengan orang tua. Tetapi begitu anak membuka komunikasi, itu bisa menjadi momen untuk orang tua merespons dan melekatkan diri pada anak.
"Kalau tidak ada kelekatan, anak tidak akan menjadikan orang tua acuan, tidak akan bertanya. Dia akan bertanya pada yang lain. Salah satu cara mengukur untuk anak remaja, anda dekat apa tidak, coba ketika anak Anda naksir atau ditaksir seseorang cerita nggak sama orang tuanya?" kata Tata.
Sebenarnya tidak ada kata terlambat untuk orang tua yang mau memberikan perhatian kepada anak. Hanya saja, ketika anak sudah mulai remaja, orang tua harus bekerja lebih ekstra agar mendapat simpati si anak.
Lebih dalamnya, Tara memaparkan, bahwa
orang tua harusnya lebih memahami anak. Hal ini karena anak tidak bisa memahami orang dewasa karena dia belum mengalami fase menjadi dewasa.
(nwy/nwy)