Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Saat Hamil Trimester Awal, Jangan Lupa Skrining Gula Darah Ya

Radian Nyi Sukmasari   |   HaiBunda

Rabu, 02 Aug 2017 15:54 WIB

Bunda lagi hamil trimester awal? Jangan lupa skrining gula darah ya, Bun. Ini penting lho dilakukan.
Ilustrasi ibu hamil/ Foto: Ari Saputra
Jakarta - Bunda sedang berbadan dua alias hamil di trimester awal? Jangan lupa ya, lakukan skrining gula darah. Soalnya, skrining gula darah penting dilakukan ibu hamil untuk mendeteksi risiko diabetes gestational yang dialami saat hamil.

Biasanya, skrining gula darah pada ibu hamil dilakukan waktu usia kandungan 8-12 minggu. Apa aja yang diperiksa? Gula darah sewaktu sama kadar glukosa dalam urine aja kok Bun. Kata dr Yuslam Edi Fidianto SpOG dari RS Mayapada Lebak Bulus, kalau terjadi kenaikan yang signifikan di mana kadar gula darah di atas 200, akan dilakukan evaluasi.

"Tapi, kalau ada fluktuasi, 140 mmHg, 120 mmHg, terus 160 mmHg kadar gulanya, terus glukosa di kencingnya masih negatif, mungkin ini pengaruh suatu kehamilan. Beban di tubuh ibu meningkat, kemampuan insulin menurun. Gulanya jadi agak naik," kata dr Yuslam waktu ngobrol sama HaiBunda.

Tapi, kalau kadar gula darah sewaktu di atas 200 mmHg plus hasil pemeriksaan urine hasilnya positif, kata dr Yuslam itu udah termasuh diabetes. Nah, kalau gula darahnya tinggi, gimana tatalaksananya?

Kalau memang Bunda udah punya diabetes sebelumnya, akan diatur dietnya. Ini dilakukan pastinya dengan kerjasama sama dokter spesialis penyakit dalam dan dokter gizi. Kalau kadar gula darah udah oke, nggak perlu ada intervensi lain. Tapi, kalau udah diatur dietnya kok gula darah masih tinggi juga, ibu hamil bakal dikasih suntikan insulin.

Soalnya, konsumsi obat oral memang nggak dianjurkan nih, Bun. Karena, dikhawatirkan akan berpengaruh pada perkembahgan organ pokok janin. Pada ibu hamil yang mengalami diabetes gestational, biasanya setelah melahirkan kadar gula darah akan kembali normal. Walau begitu, dr Yuslam berpesan supaya para bunda untuk tetap memantau kadar gula darahnya.

Memang, kalau kadar gula darah terus tinggi, apa sih akibatnya, Dok? "Untuk ibunya bisa terjadi kerusakan pada kapiler pembuluh darah, gangren, gagal ginjal. Pada janin, karena suplai gulanya tinggi dan nggak bisa ditahan pakai insulin, bayinya gede, air ketuban makin banyak, bayi lahir bobotnya di atas 4 kg," kata dr Yuslam.

Nah, kalau bayi lahir berat badannya di atas 4 kg, apa udah pasti dia akan kena diabetes? Kata dr Yuslam belum tentu, Bun. Karena, berat badan bayi saat lahir juga ditentukan sama gen. Yang pasti, waktu si kecil lahir tetap perlu dilakukan pengecekan.

Sebab, bayi yang lahir dengan bobot 4 kg atau lebih, lebih mudah mengalami hipoglikemia (kadar gula darah rendah), Bun. Kok bisa? Iya, saat bayi lahir, tali pusat akan dipotong dan ada gula yang 'dibawa'. Padahal, metabolisme bayi belum bagus.

"Akan terjadi penuruan kadar gula, metabolisme bayi makin cepat. Karena gulanya turun, suhu turun, nadi turun, 'lewat'-kah kalau nggak diatasi," kata dr Yuslam. (rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda