Jakarta -
Dulu, ketika pria yang akhirnya menjadi suami itu mengucapkan ijab kabul, rasanya bahagia dan haru. Nggak pernah menyangka akan hadir orang ketiga yang meluluhlantakkan bahtera rumah tangga yang sudah dibangun.
Ini kisah Siska. Perasaannya hancur saat tahu suaminya berselingkuh dan memilih meninggalkan keluarga demi menikahi perempuan lain. Bahkan kedua anak, buah cinta mereka berdua, tidak sanggup menjadi alasan kuat untuk mempertahankan rumah tangga itu.
Dulu, saat belum bercerai, Siska bekerja sebagai terapis di hotel bintang lima di kawasan Jakarta. Kala itu gajinya cukup besar. Siska merasa beruntung memiliki kecukupan materi dan bahagia punya anak yang lucu-lucu. Sampai akhirnya dia tahu sang suami berselingkuh dan bahkan menikahi perempuan lain.
Dunia seakan terbalik. Siska dan suami akhirnya bercerai. Siska yang shock pun jatuh sakit dan dokter mengharuskan dia untuk bedrest. "Saya harus keluar dari pekerjaan yang lama padahal saat itu sudah menjadi karyawan tetap, gaji saya cukup besar. Karena sakit, nggak ada penghasilan hidup saya bisa dibilang sempat berantakan dan hancur," ungkap Siska kepada HaiBunda di kawasan Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Setelah perceraian itu, anak pertama Siska jadi lebih pendiam. Mungkin dia pun merasa terpukul keluarganya tidak utuh lagi.
Baca juga:
Hidup Memang Keras, Tapi Bukan Berarti Bikin Kita Menyerah"Mungkin anak saya kecewa dan sakit hati tapi ia mengekspresikannya dengan berdiam diri dan jadi anak yang agak keras kepala. Mungkin salah saya juga tidak bisa mendekati saat itu," curah Siska.
Selang setahun setelah sakit, Siska mulai kegiatan menyambung hidup dengan berdagang kue menggunakan gerobak. Keuntungannya memang nggak seberapa, tapi untunglah masih cukup untuk makan sehari-hari.
Siska mengaku selama sakit dan berjualan kue, dia nggak berani mengajak anaknya tinggal bersama. Dia khawatir anaknya jadi kurang perhatian dan tak terurus. "Akhirnya mereka tinggal dengan neneknya. Selama itu pula saya nggak pernah menampakkan diri ke anak-anak. Jujur saya masih merasa malu dengan anak-anak usai bercerai," kata perempuan berusia 37 tahun ini.
Namun hidup Siska perlahan berubah saat dia mencoba menjadi tenaga pijat online di
GO-MASSAGE. Semua berawal dari saudaranya yang sudah lebih dulu menjadi tenaga pijat online. Dulunya, saudaranya tersebut adalah asisten rumah tangga yang menyambil jadi pelayan warteg sebelum kemudian menjadi tenaga pijat online.
"Hal tersebut bikin saya termotivasi, karena saya kan awalnya kerja cukup bagus sampai bisa ngedrop kayak gini. Akhirnya saya tanya dia, awalnya mengaku jadi pijat online dan saya belum paham. Kemudian saya cari dan baru saya paham kalau pijat online itu maksudnya GO-MASSAGE," terang Siska.
Akhirnya Siska berusaha menekuni pekerjaan barunya ini. Apalagi dunia pijat-memijat memang sudah lama akrab dengan dirinya. Kata Siska, dari sini hidupnya mulai berubah. Dia mendapat pemasukan yang lumayan. Bagi dirinya yang single parent, pekerjaan ini nyata-nyata bisa membantu dirinya untuk hidup lebih layak.
"Saat saya sudah berpenghasilan, saya rangkul lagi anak-anak. Saya bilang 'Ayo Nak angkat lagi cita-citamu, jangan khawatir meskipun orang tua sudah pisah. Mama akan berusaha buat kalian. Jika mama pergi bekerja, jangan merasa ditinggal, karena hasilnya untuk kalian'. Saya juga minta maaf ke mereka kalau kadang pulang memijat sampai malam," lanjut Siska sambil berurai air mata.
Baca juga:
Cerita Bunda Eliza, Bersih-bersih Rumah Orang Demi KeluarganyaNggak cuma bisa membiayai sekolah anaknya yang saat ini duduk di kelas 3 SMA dan kelas 6 SD, Siska juga bisa menyicil KPR sebuah rumah bersubsida di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Meski pernah punya pengalaman pahit berumah tangga, namun Siska tidak menutup hati jika kelak ada laki-laki yang bisa menjadi imamnya, sekaligus menjadi sosok ayah bagi anak-anaknya. Namun saat ini keinginan terbesar Siska adalah bisa menyekolahkan anak-anak setinggi-tingginya.
Kepada ibu-ibu single parent lainnya, Siska berpesan untuk tetap semangat. Apalagi jika masih ada anak-anak, jadikan anak-anak sebagai semangat untuk melakukan yang terbaik. Karena anak adalah titipan Tuhan yang bisa menjadi tabungan di hari tua dan bahkan di akhirat nanti.
"Anak-anakku sayang, mama bukan orang tua yang sempurna, tapi mama selalu berusaha untuk yang terbaik untuk kalian," tutup Siska sambil menghapus air mata di pipinya.
*) Artikel ini merupakan kerjasama HaiBunda dengan GO-JEK.
(aci)