Jakarta -
Anak dengan
autisme kadang masih mendapat diskriminasi. Ini pula yang dialami bocah 6 tahun bernama Reilly. Ketika perlakukan berbeda ia terima, sang ayah bahkan nggak bisa menahan rasa sakit karena hatinya yang terluka.
Orang tua mana yang nggak sedih ketika anaknya diperlakukan berbeda? Menerima kondisi si kecil yang 'spesial' saja bisa jadi hal yang nggak mudah. Ditambah perlakukan orang lain yang nggak mengenakkan, wajar kalau kita sebagai orang tua merasa kesal, sedih, dan hancur. Inilah yang dialami ayah Reilly, Shane.
Apa sih yang bikin hati Shane hancur? Ternyata, selama ini Reilly nggak pernah diundang ke acara ulang tahun anak teman Shane. Coba deh, Bun, kita berada di posisi Shane, pastinya sedih banget ya. Hiks. Curahan hati Shane dibagikan oleh istrinya, Christine di Twitter, @life_of_reillys.
"Anakku Reilly punya autisme, bukan kusta. Dia anak umur 6 tahun dan orang yang saya sebut teman dan punya anak lalu mengadakan pesta untuk anaknya, tak ada satu pun yang mengundang anakku. Sementara kamu bersenang-senang, bisa dibayangkan gimana sakitnya?" tulis Shane.
Dalam keterangan foto tulisan Shane, Christine mengaku kalau pesan suaminya itu bikin hatinya hancur. Sampai saat ini, unggahan Christine sudah di-retweet lebih dari 2.000 kali dan disukai oleh lebih dari 5.500 netizen. Mayoritas netizen bersimpati sama apa yang dialami Shane, Bun.
Nggak sedikit juga dari mereka yang membagikan pengalaman serupa ketika anak, adik, keponakan, atau cucunya yang memiliki
autisme dan didiskriminasi. Kepada Huffington Post, Christine bilang Reilly memang termasuk anak yang 'non-verbal' tapi dia menyenangkan kok. Hanya saja, perlakuan dari lingkungan sekitar sering membuat Christine dan keluarganya merasa sangat terisolasi. Duh, sedih banget ya, Bun.
"Ketika Reilly diundang ke pesta ulang tahun, dia juga mengerti kok apa yang mesti dilakukan. Kami juga akan mendampinginya. Setidaknya, mengundang anak dengan autisme untuk ikut pesta ulang tahun walau hanya 1,5 jam saja itu sudah amat berarti," kata Chritisne.
Bicara soal anak dengan kebutuhan khusus, penting buat kita para orang tua menanamkan rasa percaya diri ke mereka, Bun. Gimana caranya? Kata psikolog anak dan remaja dari RS Mayapada Jakarta Selatan, Adisti F Soegoto, semuanya dimulai dari rumah. Prestasi sekecil apapun yang dilakukan anak termasuk berupa hal simpel perlu kita apresiasi.
Selain itu, kita juga bisa mengembangkan bakat dan minat anak dengan melihat apa sih yang mereka sukai. Ketika kesukaan anak di suatu bidang terfasilitasi ditambah dengan rasa percaya diri yang terpupuk dengan baik, bukan nggak mungkin anak dengan
autisme bisa berprestasi, bahkan lebih unggul dibanding anak-anak yang tidak memiliki keterbatasan.
(rdn)