Jakarta -
"Jangan gendong terus bayinya, nanti bau tangan lho". Kalimat itu pastinya sering terdengar saat Bunda baru melahirkan. Kata orang, menggendong bayi yang menangis membuatnya jadi manja dan tak mau lepas dari Bunda alias bau tangan. Tapi, apa benar seperti itu?
Ketika bayi lahir dari rahim Bunda, keluarga sendiri seakan menjadi orang asing yang mempertanyakan apakah ingin bayi tersebut manja karena menggendongnya sepanjang waktu. Padahal menggendong bayi hampir 24 jam sehari di bulan pertama kelahirannya merupakan kebutuhan bayi.
Bunda bisa saja membiarkan si kecil menangis tanpa mengambilnya untuk digendong agar bisa tenang sendiri. Tapi naluri seorang bunda tentu tak tega membiarkan terus menangis.
Sebenarnya, bayi memang perlu digendong kapanpun ketika rewel. Ada banyak penelitian yang mendukung menggendong bayi tak akan membuatnya manja kok. Menggendong bayi justru penting untuk kesehatan dan perkembangannya, Bun.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Pediatrics melihat efek kontak kulit-ke-kulit pada bayi prematur. Memang butuh waktu lama, Bun, nggak cuma melihat efek menggendong bayi prematur secara langsung dengan kontak kulit di awal kehidupan mereka, tapi juga bagaimana itu semua memengaruhi di 20 tahun ke depan,
Preemies alias bayi prematur yang mengalami skin-to-skin contact memiliki IQ yang lebih tinggi, area materi abu-abu yang jauh lebih besar di otak, dan bahkan punya kemungkinan mendapatkan upah pekerjaan yang lebih tinggi dibandingkan yang semasa bayinya yang tidak mengalami kontak kulit dari kulit.
Anak yang mengalami skin-to-skin contact sewaktu bayi juga menunjukkan kecenderungan kurang hiperaktif dan agresif di sekolah, serta cenderung tidak absen di sekolah.
Tentu saja, penelitian ini secara khusus melihat bayi prematur. Tapi ada juga penelitian tentang bayi yang bukan preemies dan hasil temuannya serupa.
Studi tahun 2012 dari Cochrane Pregnancy and Childbirth Group di Trials Register menunjukkan bayi cukup umur yang mengalami kontak kulit dari kulit ke kulit pada hari-hari awal kelahiran mereka memiliki stabilitas kardiovaskular yang lebih baik, tingkat menyusui yang lebih tinggi, dan penurunan tangisan. Tak hanya tepat usai bayi lahir Bun, menggendong bayi beberapa minggu setelah kelahirannya juga memiliki efek positif.
Studi lainnya yang sama-sama relevan dari Pediatrics menunjukkan bayi yang 'menempel' bundanya berdampak besar pada kepuasan dan bahkan kemampuan anak untuk sering menyusui. Menggendong bayi juga mengurangi gejala rewel dan kolik yang puncaknya pada usia 6 minggu.
Masih banyak lagi lho Bun, manfaat tak membiarkan bayi menangis dengan segera menggendongnya. Misalnya menggendong bayi usai atau saat vaksinasi bisa mengurangi sakitnya.
Menurut sejumlah penelitian yang signifikan, kontak kulit juga memiliki efek substansial pada kemampuan bayi untuk menyusui dengan baik. Selain itu menggendong bayi benar-benar membantu imeningkatkan bonding antara anak dan orang tua.
Sebuah laporan yang aslinya diterbitkan di jurnal Newborn and Infant Nursing Reviews oleh Raylene Phillips, MD, dan konsultan laktasi menjelaskan otak bayi mengalami masa kritis dalam beberapa bulan pertama dan belum sepenuhnya terbentuk. Karena itu jenis pengalaman bayi saat pengasuhan sangat penting dalam hal perkembangan otak yang optimal.
"Amygdala berada dalam masa kritis pematangan dalam 2 bulan pertama setelah kelahiran," tulis dr Phillips seperti dilansir Scarrymom.
"Amigdala terletak jauh di pusat otak dan merupakan bagian dari sistem limbik yang terlibat dalam pembelajaran emosional, modulasi memori, dan pengaktifan sistem saraf simpatik. Kontak kulit-ke-kulit mengaktifkan amigdala melalui jalur orbit prefronto dan dengan demikian berkontribusi pada pematangan struktur otak vital ini," terangnya.
(Nurvita Indarini)