Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Cara Menanamkan Jiwa Enterpreneurship ke Anak

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Minggu, 26 Nov 2017 19:48 WIB

Menanamkan jiwa enterpreneur ke anak sejak dini? Kenapa nggak?
Ilustrasi mengajarkan enterpreneur/ Foto: thinkstock
Jakarta - Bunda dan Ayah ada yang ingin si kecil jadi enterpreneur? Boleh-boleh aja kok, Bun. Nah, menanamkan jiwa enterprneurship ke anak bisa dilakukan sejak dini.

Salah satu caranya dengan mengajak anak 'merelakan' barang berupa mainannya yang udah nggak kepakai lagi tapi masih layak untuk dijual kembali. Ya, itung-itung kita bisa ajari anak melihat peluang bisnis nih, Bun. Hi-hi-hi.

Apalagi, menurut survei yang dilakukan Carousell, orang tua Indonesia bisa menghabiskan sampai Rp 1 juta setiap bulannya untuk membeli keperluan anak-anak, termasuk pakaian dan mainan.

"Apabila diakumulasikan dalam waktu lima tahun, mereka bisa mengeluarkan biaya hingga Rp 60 juta. Angka ini setara dengan rata-rata biaya pendidikan sekolah dasar," papar Associate Country Manager Carousell Indonesia, Olivia Lautner dalam keterangan tertulisnya kepada HaiBunda.



Di survei ini ada fakta yang menarik juga, Bun. Sebanyak 70 persen orang tua punya ide menjual barang anak yang masih layak tapi nggak kepakai dengan hasil penjualan sampai Rp 3 juta.

Tapi, kadang menjual mainan anak yang udah nggak kepakai susah-susah gampang ya, Bun. Soalnya, si kecil bisa nggak rela bahkan nggak ngebolehin kita menjual barangnya. Padahal, anak juga udah nggak memakainya lagi alhasil aneka barang itu pun menuh-menuhin gudang aja. Nah, supaya anak bisa rela barang kepunyaannya dijual, coba yuk kita libatkan mereka dalam proses penjualannya dan pastinya, coba kita tanamkan jiwa enterpreneurship ke anak dengan tips berikut ini:

1. Ajari Anak Kalau Semua Barang Memiliki Harga

Kata psikolog Rosdiana Setyaningrum yang biasa disapa Diana, kadang anak sulit menghargai apa yang mereka miliki. Hal ini karena mereka nggak mengerti nilai dari barang tersebut. Mereka juga nggak ngerti asal uang yang digunakan untuk membeli barang-barang yang mereka inginkan. Tapi, ketika anak belajar bahwa ada harga dari semua barang yang mereka miliki, mereka akan lebih menghargai semua hal.

2. Perlu Usaha untuk Dapat Sesuatu yang Dimau

"Jangan lupa kasih tahu anak kalau orang tua harus bekerja keras untuk mencukupi setiap kebutuhan mereka. Oleh karena itu, didiklah anak untuk memahami proses mendapatkan uang dengan cara melakukan pekerjaan kecil dan belajar menabung," kata Diana.

3. Ajari Anak Soal Prioritas

Kita juga perlu lho, Bun, mengajarkan anak prioritas. Artinya, barang yang ingin dibeli dia harus disusun sesuai dengan kebutuhan. Mana yang memang dibutuhkan si kecil, itu yang didahulukan. Dengan begitu, anak bisa lebih mudah menerima ketika ada barang yang diinginkan tapi nggak bisa kita penuhi untuk dibeli.



4. Ajak Anak untuk Berbagi

Mengajak anak berbagi kepada orang lain juga penting sehingga anak bisa lebih mudah mendermakan barang kepunyaannya yang udah nggak kepakai kepada orang lain. Bahkan, ajari anak apa sih kebahagiaan yang bisa kita dapat ketika bisa berbagi sama orang di luar sana yang ternyata lebih membutuhkan.

5. Ajak Anak Menjual Barangnya yang Tak Terpakai

Mengajak anak menjual barangnya yang masih layak bisa jadi latihan yang baik buatnya untuk memahami nilai barang, uang, dan usaha. Mereka juga dapat belajar untuk merawat barang agar tetap berharga bagi orang lain.

"Orang tua sebaiknya memahami bahwa enterpreneurship untuk anak bukan hanya sekadar mengenai kemampuan menjual barang atau membangun bisnis, tapi juga kecerdasan emosional yang dapat membentuk karakter si kecil, seperti rasa percaya diri, keterampilan bersosialisasi, rasa tanggung jawab, dan keinginan untuk selalu berkembang. Menumbuhkan jiwa enterpreneurship pada anak juga dapat memberikan sebuah hubungan yang mandiri, sehingga anak tidak akan menjadi sosok yang pemalu dan manja," kata Diana. (rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda