Jakarta -
Ngerasa nggak, Bun, setelah umur satu tahun,
anak-anak cepat banget gedenya. Tiba-tiba, udah mau masuk sekolah aja. Duh, Nak, Bunda kan masih pengen peluk dan cium kamu.
Tapi, biasanya di usia balita (di bawah lima tahun) anak-anak udah mulai 'sombong' nih, dalam artian udah nggak mau lagi dicium atau dipeluk agak lama sama bundanya. Padahal, kita masih pengen nguyel-nguyel dia ya, Bun. Bener nggak?
Ngomong soal peluk memeluk, ada kalimat terkenal yang diucapkan psikoterapis Virginia Satir yaitu, "Kita butuh empat pelukan sehari untuk selamat, butuh delapan pelukan sehari untuk maintenance dan 12 pelukan sehari untuk pertumbuhan,". Menanggapi hal ini, psikolog anak Vera Itabiliana bilang memang pelukan adalah salah satu sentuhan ibu yang bisa merangsang keluarnya hormon oksitosin atau hormon cinta.
"Tapi, kalau
anak ogah-ogahan dipeluk sama aja nggak berpengaruh," kata Vera di acara Press Conference Nivea #SentuhanIbu di Atrium Senayan City, Jakarta, Senin (27/11/2017).
Kata psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia yang kerap dipanggil Vera ini, memeluk 12 kali sehari dengan durasi 20 detik tiap pelukan, rasanya nggak bisa dilakukan kalau anak merasa terpaksa atau nggak nyaman.
"Batasannya tergantung anak kita, harus ada negosiasi dulu sama anak. Bilang aja, 'Nak, mama mau peluk soalnya kangen nih, kalau nggak boleh ya udah nggak papa,'" kata Vera.
Vera bilang, sebelum kita memeluk anak, mestinya kita pastikan dulu anak merasa nyaman. Untuk itu, saran Vera, coba deh, Bun, kita mulai bercerita sama anak. Kalau dia udah merasa nyaman, pastinya bakal ada kontak fisik kan. Nah, di situlah kita bisa sambil memeluk anak.
"Jadi untuk bonding nggak selalu identik dengan memeluk, apalagi 12 kali. Yang kita harap tumbuh kembang anak jadi baik karena ada hormon-hormon pendukung. Kalau
anak nggak mau, ya sama aja bohong," tutup Vera.
(rdn)